Namanya Muncul di Bursa Caketum PPP, Jokowi Menanggapi dengan Kelakar: "Saya di PSI Saja Lah"
Presiden ke-7 Joko Widodo (Jokowi) saat menjawab pertanyaan wartawan di kediamannya di Solo, Jawa Tengah, Jumat 23 Mei 2025
D'On, Solo — Nama Presiden ke-7 Republik Indonesia, Joko Widodo, kembali menjadi buah bibir di panggung politik nasional. Kali ini bukan karena kebijakan atau manuver kekuasaan, melainkan karena namanya masuk dalam bursa calon ketua umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) yang akan menggelar Muktamar pada tahun 2025 mendatang.
Namun, alih-alih memberikan sinyal positif, Jokowi justru merespons dengan nada merendah dan sedikit bercanda. Ditemui di kediamannya yang sederhana namun penuh sejarah di Jalan Kutai Utara Nomor 1, Kelurahan Sumber, Solo, Jokowi menegaskan bahwa dirinya merasa tidak layak bersaing memperebutkan posisi tertinggi di partai berlambang Kakbah tersebut.
"Endaklah, yang di PPP saya kira banyak calon-calon ketua umum yang jauh lebih baik, yang punya kapasitas, kapabilitas, punya kompetensi," kata Jokowi, Jumat (6/6/2025), dengan ekspresi kalem khasnya.
Pernyataan ini menyiratkan keengganan Jokowi untuk terlibat langsung dalam kontestasi internal PPP. Ia menyebutkan bahwa partai tersebut telah memiliki banyak figur potensial, baik dari kalangan internal maupun eksternal.
Bursa Caketum PPP: Nama-Nama Besar Mulai Bermunculan
Seiring mendekatnya Muktamar PPP, sejumlah nama mulai mencuat ke permukaan. Dari internal partai, tokoh-tokoh seperti:
- Muhamad Mardiono (Plt Ketua Umum PPP saat ini),
- Muhammad Romahurmuziy (mantan Ketum PPP yang sempat kontroversial),
- Sandiaga Salahuddin Uno (mantan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif),
- Amir Uskara, Taj Yasin Maimoen, dan Suharso Monoarfa juga turut meramaikan bursa kandidat.
Sementara dari luar partai, muncul nama-nama nasional yang cukup mengejutkan seperti:
- Syaifullah Yusuf (Gus Ipul), tokoh NU dan mantan Wagub Jatim,
- Andi Amran Sulaiman, Menteri Pertanian yang dikenal tegas,
- Agus Suparmanto, mantan Menteri Perdagangan,
- serta Letjen (Purn) Dudung Abdurachman, mantan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) yang dikenal vokal dan karismatik.
"Banyak calon yang sudah beredar kan. Banyak sekali," ujar Jokowi sambil tersenyum, seolah menyiratkan bahwa kontestasi kali ini akan berlangsung ketat dan dinamis.
Jokowi dan PSI: Canda atau Sinyal Politik?
Menariknya, dalam momen yang sama, Jokowi sempat melontarkan kelakar yang langsung mengundang perhatian. Saat ditanya lebih jauh apakah dirinya benar-benar akan bergabung atau memimpin salah satu partai, ia menjawab ringan:
"Saya di PSI saja lah," katanya sambil tertawa kecil.
Pernyataan itu tentu tidak bisa dianggap remeh. Meski disampaikan dalam suasana santai, publik tentu mengingat bahwa hubungan Jokowi dengan Partai Solidaritas Indonesia (PSI) selama ini cukup dekat. PSI dikenal sebagai partai yang secara terbuka mendukung Jokowi sejak awal karier kepresidenannya dan tetap konsisten menyuarakan dukungan bahkan menjelang akhir masa jabatannya.
Namun, ketika ditanya lebih serius apakah pernyataan itu mengindikasikan keseriusan untuk mencalonkan diri sebagai ketua umum PSI, Jokowi buru-buru meredam spekulasi.
"Ya enggak tahu, di PSI pun juga dicalonkan juga belum," ujarnya dengan nada ambigu.
Isyarat Masa Depan Politik Jokowi?
Meski sudah tidak menjabat sebagai presiden, Jokowi tetap menjadi salah satu tokoh paling berpengaruh di Indonesia. Setiap gerak-geriknya selalu dikaitkan dengan dinamika politik nasional. Pernyataan singkatnya, bahkan yang dibalut dalam kelakar, mampu mengguncang peta spekulasi elite politik.
Akankah Jokowi benar-benar terjun ke dalam kepengurusan partai politik pasca-presidennya? Ataukah ia akan tetap memainkan peran di balik layar, sebagai king maker dalam kontestasi politik nasional ke depan?
Satu hal yang pasti, nama Jokowi tetap menjadi magnet yang kuat baik bagi partai-partai yang ingin menggaet suara publik maupun bagi masyarakat yang terus mengamati langkahnya dengan penuh harap dan penasaran.
(B1)
#Jokowi #Nasional #Politik #CaketumPPP #PSI