Breaking News

Motif Wanda Pelaku Mutilasi 2 Korban di Sumbar: Perselingkuhan dan Cemburu Buta

Satria Juhanda Pelaku Mutilasi di Padang Pariaman 

D'On, Padang Pariaman, Sumatera Barat
– Kasus pembunuhan sadis yang menggemparkan Sumatera Barat perlahan-lahan terkuak. Seorang pria bernama Satria Juhanda, yang akrab dipanggil Wanda, kini diduga kuat sebagai pelaku pembunuhan terhadap tiga perempuan muda. Yang lebih mengerikan, satu korban dimutilasi, sementara dua lainnya disembunyikan jasadnya di sumur tua selama lebih dari satu tahun.

Pengakuan Mengerikan di Ruang Interogasi

Di hadapan polisi, Wanda tak mampu lagi menyembunyikan kejahatan masa lalunya. Dalam interogasi yang dipimpin langsung oleh Kapolres Padang Pariaman AKBP Ahmad Faisol, Wanda mengakui semuanya. Dengan suara lirih dan tatapan kosong, pria ini menyebutkan satu per satu nama korbannya.

Kasus ini mencuat setelah penemuan jasad Septia Adinda (25 tahun) yang dimutilasi secara keji. Tubuhnya ditemukan dalam kondisi mengenaskan, mengundang perhatian publik dan membuka kembali jejak gelap Wanda yang ternyata menyimpan dua "dosa lama".

Kepada polisi, Wanda akhirnya mengaku: dua korban lain, yaitu Siska Oktavia Rusdi alias Cika (23 tahun), dan Adek Gustiana (24 tahun), telah dibunuh lebih dulu. Mayat mereka dia sembunyikan di sebuah sumur tua di belakang rumahnya, di Korong Lakuak, Nagari Sungai Buluh, Kecamatan Batang Anai.

Yang mengejutkan, kedua korban tersebut telah meninggal sekitar 1,5 tahun lalu—namun tak pernah dilaporkan hilang secara luas, dan jasad mereka baru diketahui setelah Wanda buka suara.

Motif: Cinta, Selingkuh, dan Luka Batin yang Membusuk

Saat ditanyai langsung oleh Kapolres, Wanda mengungkapkan motif utamanya: cinta yang berujung pada rasa cemburu dan sakit hati yang mendalam.

"Cika selingkuh," ucap Wanda singkat namun tegas.

Cika, yang saat itu merupakan pacar Wanda, disebut berselingkuh saat menjalani Kuliah Kerja Nyata (KKN). Bagi Wanda, itu adalah pengkhianatan tak termaafkan.

Tak berhenti di situ, Wanda juga menyeret nama Adek Gustiana sebagai orang yang "mengajari" Cika selingkuh.

"Yang ngajarin Cika selingkuh si Adek, di KKN," katanya kepada polisi.

Kapolres kemudian kembali mengejar pengakuan Wanda. “Kamu bunuh juga si Adek?” tanya Faisol.

Dengan anggukan pelan dan suara nyaris tak terdengar, Wanda menjawab, “Iya.”

Rencana Pembunuhan: Diskenario, Dibuang, Dilupakan

Lebih dari sekadar pembunuhan impulsif, Wanda rupanya telah menyusun skenario yang matang. Dalam pengakuannya, ia bahkan menyebutkan bagaimana ia mencoba menciptakan ilusi kecelakaan untuk mengaburkan pembunuhan tersebut.

“Saya bawa ke situ, saya rebahkan motor, saya buang sandal, lalu pulang lagi,” ucap Wanda tentang skenario yang ia rancang setelah membunuh Cika dan Adek.

Wanda merekayasa lokasi agar terlihat seperti korban mengalami kecelakaan motor, berharap tidak akan ada yang curiga. Dan, tragisnya, rencana itu sempat berhasil. Kematian dua korban itu tak pernah terungkap... sampai mutilasi ketiga membongkar segalanya.

Kedinginan Emosi Seorang Pembunuh

Dalam setiap jawabannya, Wanda terdengar datar dan dingin. Bahkan saat ditanya mengapa ia begitu tega menghabisi nyawa orang yang pernah ia cintai, jawabannya hanya satu:

“Sakit hati, Pak,” katanya, pendek.

Satu jawaban sederhana, namun menyimpan letupan emosi yang selama ini ia pendam dan akhirnya meledak dalam bentuk kekerasan brutal.

Kasus ini bukan hanya menggambarkan tragedi asmara, tapi juga menunjukkan bagaimana luka batin yang tak diobati bisa berubah menjadi bencana besar. Kepolisian kini mendalami seluruh rangkaian kejadian dan memastikan bahwa tidak ada korban lain yang belum terungkap.

Wanda kini resmi ditahan dan dijerat dengan pasal pembunuhan berencana, disertai mutilasi. Polisi juga melakukan penggalian di sumur tempat jasad dua korban lama dibuang. Masyarakat Sumatera Barat masih terguncang, dan publik menanti keadilan ditegakkan untuk tiga nyawa muda yang hilang secara tragis.

(Mond)

#Pembunuhan #Kriminal #Mutilasi #PembunahBerantai