Breaking News

Tragedi di Laut Padang: Satu Nelayan Selamat, Korban Lainnya Ditemukan Tak Bernyawa di Perairan Pulau Sinyaru

Korban Kapal Terbalik Ditemukan dalam Kondisi Meninggal Dunia (Dok,: Camar Laut)

D'On, Padang –
Malam mencekam menyelimuti perairan barat Kota Padang ketika sebuah perahu nelayan dilaporkan terbalik di sekitar Pulau Sinyaru, Minggu (14/9/2025) malam. Dari tiga orang nelayan yang berada di atas perahu tersebut, hanya satu yang berhasil selamat, sementara dua lainnya ditemukan dalam kondisi meninggal dunia setelah operasi pencarian dramatis yang dilakukan sejak dini hari hingga sore hari.

Detik-Detik Perahu Terbalik

Menurut keterangan, perahu yang ditumpangi tiga nelayan itu dihantam ombak tinggi saat melaut. Salah satu korban selamat, Afrizal (50), menuturkan perjuangan hidup dan mati yang ia alami. Dengan kondisi tubuh yang hampir kehabisan tenaga, ia menggunakan pelampung darurat untuk bertahan dari derasnya arus.

“Waktu perahu terbalik, kami langsung berusaha menyelamatkan diri. Saya hanya bisa berpegangan pada pelampung, berenang mengikuti arus. Alhamdulillah saya sampai ke daratan meski hampir tak sanggup lagi,” ungkap Afrizal dengan suara bergetar setelah melaporkan kejadian itu kepada warga setempat.

Sementara dua rekannya, Dian Arlis (54), warga Anduring, Kecamatan Kuranji, dan Zulhendri (42), warga Berok Nipah, Kecamatan Padang Barat, tidak sempat menyelamatkan diri. Keduanya terseret derasnya arus laut dan hilang dari pandangan.

Upaya Penyelamatan Sejak Dini Hari

Laporan Afrizal segera ditindaklanjuti oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Padang melalui Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana (Pusdalops-PB). Tim gabungan dari Basarnas, Polairud, dan relawan segera dikerahkan.

Sekitar pukul 00.15 WIB, Senin (15/9/2025) dini hari, tim Basarnas dengan perahu karet jenis Rigid Inflatable Boat (RIB) beranggotakan tujuh personel bergerak menuju lokasi kejadian. Pencarian dilakukan di sekitar perairan Pulau Sinyaru dengan menyisir titik-titik yang diduga menjadi lokasi korban terseret arus.

Pagi harinya, salah satu nelayan yang hilang akhirnya ditemukan dalam kondisi sudah tidak bernyawa. Jenazah segera dievakuasi ke daratan untuk diserahkan kepada pihak keluarga.

Penemuan Korban

Upaya pencarian berlanjut hingga sore hari. Sekitar wilayah Pulau Sibonta, tim gabungan berhasil menemukan korban Zulhendri yang juga sudah dalam kondisi meninggal dunia. Jenazah korban langsung diserahkan kepada keluarga di kawasan Berok Nipah, Padang.

Dengan ditemukannya korban terakhir, operasi pencarian resmi dinyatakan selesai. Tiga nelayan telah ditemukan seluruhnya: satu selamat, dua meninggal dunia.

Suasana Haru dan Duka

Kabar ditemukannya korban membuat suasana duka menyelimuti keluarga, terutama di kawasan Berok Nipah, tempat para korban berdomisili. Warga tampak berbondong-bondong mendatangi rumah duka untuk memberikan dukungan dan doa.

Pihak keluarga yang menerima jenazah menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah bekerja keras dalam pencarian, mulai dari Basarnas, BPBD, TNI AL, Polairud, hingga masyarakat setempat.

Peringatan untuk Nelayan

Musibah beruntun ini menjadi pengingat keras akan bahaya melaut di tengah cuaca yang tidak menentu. Ombak tinggi dan arus kuat di Samudera Hindia yang berbatasan langsung dengan pesisir Sumatra Barat kerap menjadi ancaman nyata bagi para nelayan.

Pihak BPBD dan Basarnas mengimbau masyarakat, khususnya nelayan, agar selalu memperhatikan prakiraan cuaca sebelum melaut serta melengkapi diri dengan peralatan keselamatan seperti jaket pelampung, radio komunikasi, dan perahu dengan standar keamanan yang memadai.

Tragedi tenggelamnya perahu nelayan di sekitar Pulau Sinyaru ini menyisakan duka mendalam bagi keluarga korban sekaligus menjadi pelajaran penting tentang kewaspadaan di laut. Satu nyawa berhasil selamat, namun dua nelayan lainnya harus kehilangan hidupnya di tengah ganasnya gelombang samudera.

(Mond)

#Peristiwa #KapalTerbalik #Padang