Breaking News

Mencekam! Pembongkaran Sumur Tua di Lubuk Alung Ungkap Misteri Hilangnya Dua Perempuan yang Viral Tahun 2024

Polisi tengan membongkar sumur, yang diduga tempat Cika dan Adek dibuang. (Foto: Polres Padang Pariaman)

D'On, Padang Pariaman
– Kamis (19/6/2025)
  Aroma busuk mulai tercium saat tim gabungan dari Polres Padang Pariaman dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) mulai menurunkan peralatan ke dasar sumur tua yang telah puluhan tahun tidak difungsikan. Sumur yang terletak di belakang sebuah rumah di kawasan Pasar Usang, Lubuk Alung, itu kini menjadi pusat perhatian warga dan media, setelah muncul pengakuan mengejutkan dari pelaku mutilasi keji di Batang Anai.

Dalam pengakuannya kepada penyidik, pelaku mengungkap bahwa selain membunuh dan memutilasi Septia Adinda, ia juga telah menghabisi nyawa dua perempuan lainnya yang sempat menghilang secara misterius pada tahun 2024, yakni Siska Oktavia Rusdi alias Cika dan Adek Gustiana, yang diketahui merupakan teman pelaku sendiri.

Dari Viral ke Fakta Tragis

Nama Siska dan Adek sempat menjadi perbincangan hangat tahun lalu setelah keduanya dinyatakan hilang dalam waktu berdekatan. Kasus mereka viral di media sosial karena ditemukan hanya sepeda motor dan sandal di lokasi terakhir mereka terlihat. Namun jasad mereka tak pernah ditemukan, dan selama berbulan-bulan, kasus tersebut menggantung tanpa kejelasan. Kini, setahun kemudian, kebenaran terungkap lewat pengakuan dingin sang pelaku yang menyebut kedua korban dikubur di sumur belakang rumahnya sendiri.

Proses Pembongkaran Sumur: Drama yang Menegangkan

Pukul 07.30 WIB, suasana di lokasi mulai ramai. Garis polisi membentang rapat di sekeliling rumah tua tersebut. Sejumlah warga tampak berdiri di luar pagar, diam dalam ketegangan. Tak sedikit dari mereka yang merekam momen ini dengan ponsel, mencoba mengabadikan detik-detik yang bisa jadi menjadi bagian sejarah kriminal kelam di Sumatera Barat.

Tim BPBD lengkap dengan peralatan keselamatan mulai menuruni sumur dengan hati-hati. Dengan kedalaman diperkirakan lebih dari 12 meter dan kondisi lembab yang menyesakkan, pekerjaan itu bukan hal mudah. Mereka harus menyedot air, memindahkan lumpur dan endapan yang telah menumpuk bertahun-tahun.

“Sumurnya cukup dalam dan penuh lumpur pekat. Kita harus mengeruk lapisan demi lapisan. Proses ini bisa makan waktu beberapa jam hingga sehari penuh,” kata salah satu petugas BPBD yang enggan disebut namanya.

Sementara itu, tim forensik dari Polda Sumbar telah disiagakan. Mereka bersiap untuk melakukan identifikasi bila jasad atau bagian tubuh korban berhasil ditemukan.

Polisi: “Kami Telusuri Kemungkinan Korban Lain”

Kapolres Padang Pariaman, AKBP Ahmad Faisol Amir, yang turun langsung ke lokasi, mengonfirmasi bahwa pengakuan pelaku tengah didalami secara serius. “Kami tak hanya fokus pada dua korban yang disebut. Semua kemungkinan masih terbuka. Bisa saja ada korban lain yang belum terungkap,” ujarnya dalam keterangan kepada awak media.

Ia menambahkan bahwa pelaku menunjukkan lokasi sumur tersebut dengan tenang, seolah sudah siap dengan konsekuensi dari pengakuannya. “Tidak ada penyesalan di wajahnya. Ini yang membuat kami khawatir, karena bisa jadi ada pola atau motif lebih besar di balik tindakannya,” tambah Kapolres.

Duka yang Terlambat

Keluarga dari Cika dan Adek tampak hadir di lokasi dengan wajah cemas. Salah satu kerabat korban, ibu dari Adek Gustiana, terlihat menangis histeris saat melihat proses pembongkaran sumur dimulai. “Kalau memang anak kami ada di sana… setidaknya kami bisa memakamkannya dengan layak,” ucapnya pilu.

Proses identifikasi nantinya akan menggunakan metode forensik dan pembanding DNA dari keluarga. Polisi juga berjanji akan memberikan pendampingan psikologis bagi keluarga korban.

Kasus ini menjadi pengingat betapa gelapnya sisi tersembunyi dari sebuah tragedi yang sempat dianggap tanpa ujung. Di balik hilangnya dua perempuan muda yang sempat viral di media sosial, tersimpan kisah horor yang akhirnya mulai terkuak dari dasar sumur tua yang sudah lama terlupakan. Sementara masyarakat menanti hasil pembongkaran dengan napas tertahan, polisi dan tim forensik bekerja melawan waktu  dan mungkin, terhadap kemungkinan lebih buruk dari yang sudah terbayang.

(Mond)

#Pembunuhan #Mutilasi #Kriminal #PembunuhanBerantai