Breaking News

Lapas Tenggelam Hingga Atap, Ratusan Napi di Aceh Tamiang Terpaksa Dilepaskan demi Selamatkan Nyawa

Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan Agus Andrianto memberikan keterangan pers usai melepaskan bantuan untuk korban bencana banjir dan longsor Sumatera di halaman Kantor KemenImiPas, Jakarta pada Jumat (5/12/2025).

D'On, Jakarta -
Bencana banjir dan longsor besar yang menerjang tiga provinsi di Sumatera memunculkan konsekuensi ekstrem: sebuah lembaga pemasyarakatan di Aceh Tamiang terendam hingga ke bagian atap. Dalam situasi yang tak pernah dibayangkan sebelumnya, para petugas harus mengambil keputusan paling radikal melepaskan para narapidana yang terjebak di dalam bangunan yang hampir sepenuhnya tenggelam.

Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan (Imipas) Agus Andrianto mengungkapkan bahwa air bah datang begitu cepat dan ganas. Dalam hitungan jam, kawasan lapas berubah menjadi “laut dadakan”, sementara para warga binaan terkurung tanpa ruang untuk menyelamatkan diri.

“Air sudah sampai ke bagian atap. Kalau tidak segera dikeluarkan, nyawa mereka terancam. Ini keputusan berbasis kemanusiaan,” ujar Agus di Kantor Kementerian Imipas, Jakarta, Jumat (5/12).

Koordinasi Tak Berbuah, Petugas Terpaksa Ambil Langkah Darurat

Menurut Agus, pihak Imipas telah meminta bantuan Polri, TNI, dan pemerintah daerah untuk mengevakuasi para warga binaan dan menampung mereka sementara di lokasi yang aman. Namun di tengah kekacauan akibat banjir besar respons tak kunjung datang.

Ketika air terus naik, petugas lapas menghadapi situasi genting: generator padam, dinding kamar retak oleh tekanan air, dan suara warga binaan memanggil minta tolong mulai panik terdengar dari balik sel.

Karena tak ada pilihan lain, evakuasi darurat dilakukan. Bukan pemindahan, melainkan pembebasan sementara.

“Jika tidak dilepaskan, mereka bisa tewas. Lapas terendam, jangankan menjaga, untuk berdiri saja hampir tak mungkin,” kata Agus.

Para Napi Lepas ke Tengah Kekacauan Banjir

Agus mengakui bahwa hingga kini, kementerian belum mengetahui posisi pasti para napi yang dilepaskan itu. Sebagian diduga menyelamatkan diri ke tempat tinggi, sebagian kemungkinan pulang ke keluarga masing-masing. Situasi bencana membuat pelacakan mustahil dilakukan secara langsung.

Meski demikian, pemerintah menegaskan bahwa status hukum mereka tidak berubah.

“Setelah keadaan kondusif dan bencana mereda, pencarian akan dilakukan. Harapannya mereka kembali secara sukarela ataupun melalui penertiban terarah,” jelasnya.

Keputusan Sulit yang Tak Terelakkan

Keputusan membebaskan narapidana merupakan langkah yang sangat jarang terjadi dalam sejarah pemasyarakatan Indonesia. Namun kali ini, keadaan memaksa.

“Kalau tidak dilepas dan ada korban jiwa, justru kami yang dipersalahkan. Ini murni keputusan untuk menyelamatkan nyawa manusia,” tegas Agus.

Peristiwa ini menambah panjang daftar dampak dahsyat banjir yang melanda kawasan Sumatera, sekaligus membuka diskusi besar tentang kesiapsiagaan fasilitas vital negara dalam menghadapi bencana alam ekstrem yang kian sering terjadi.

(K)

#LapasAceh #BanjirAceh