Breaking News

Di Balik Deadline dan Jam Tayang, Jurnalis IKW Lepas Lelah di Esa Cafe: Osmond Abu Khalil Terima Cabutan Arisan

Osmond Abu Khalil (Kiri) Menerima Arisan IKW

D'On, PADANG
— Tugas jurnalis bukan sekadar melelahkan fisik karena harus berlari mengejar peristiwa. Lebih dari itu, pekerjaan ini menguras pikiran: merangkai fakta menjadi kata, menyusun peristiwa menjadi makna, lalu menyajikannya kepada publik yang menanti informasi dengan ketepatan dan kecepatan waktu.

Turun ke lapangan, berburu berita, berpacu dengan jam tayang itulah rutinitas yang nyaris tak pernah berhenti. Namun ketika semua tuntas, berita tersaji dan pembaca telah menerima informasi, para jurnalis pun butuh jeda. Sebuah ruang untuk melepas penat, menghilangkan kejenuhan, dan mengisi ulang semangat.

Rabu siang (24/12), ruang itu hadir di Esa Cafe, kawasan GOR H. Agus Salim, Padang. Di tempat sederhana namun hangat itu, Ketua IKW RI, David Efendi, bersama pengurus dan anggota Ikatan Keluarga Wartawan (IKW), berkumpul dalam suasana penuh keakraban. Agenda utama: arisan bulanan, yang dibalut dengan hiburan dan kebersamaan.

Suasana kian hidup ketika alunan lagu mengisi ruangan. Sejumlah anggota tampil bak penyanyi profesional. Suara merdu mengalun syahdu, nyaman di telinga dan hangat di rasa. Gurau dan gelak tawa pun menyelingi siang itu, menghapus gundah yang mungkin tersisa dari kerasnya medan jurnalistik.

Namun puncak perhatian siang itu tertuju pada momen cabutan arisan. Dengan penuh antusias, seluruh anggota menanti nama yang akan keluar. Detik-detik penentuan terasa sederhana, tetapi sarat makna kebersamaan. Hingga akhirnya, nama Osmond Abu Khalil dari media Dirgantaraonline disebut sebagai penerima arisan bulan November yang dicabut pada pertemuan tersebut.

Tepuk tangan spontan pun menggema. Bukan semata soal nominal arisan, tetapi tentang rasa memiliki dan kebersamaan yang terus dijaga di tengah kesibukan masing-masing anggota. Osmond pun menerima dengan senyum dan ucapan terima kasih, menjadi simbol bahwa ikatan kekeluargaan di tubuh IKW tetap terawat.

Dalam kesempatan itu, David Efendi menyampaikan harapan dan pesan kebersamaan kepada seluruh anggota.

“Semoga IKW tetap jaya. Bersatu dalam ikatan, dibalut rasa persaudaraan. Lanjutkan perjuangan, rawat kebersamaan, dan tebarkan semangat menjadi jurnalis yang profesional,” ujarnya.

Arisan bulanan ini bukan sekadar rutinitas. Ia menjadi ruang temu, tempat berbagi cerita, melepas lelah, sekaligus memperkuat solidaritas sesama jurnalis. Di tengah derasnya arus informasi dan tekanan profesi, kebersamaan seperti inilah yang menjaga nyala semangat tetap hidup.

Siang itu ditutup dengan senyum, tawa, dan secangkir kopi. Besok, mereka akan kembali ke lapangan. Namun hari ini, di Esa Cafe, IKW kembali menegaskan satu hal: jurnalisme yang kuat lahir dari solidaritas dan rasa kekeluargaan yang terjaga.

(***)

#IKW #Jurnalis