Breaking News

Dari Perbukitan hingga Pesisir, Wamen ESDM Turun Langsung Pastikan Energi Tetap Mengalir di Sumbar

Wamen ESDM Turun Langsung Jaga Pasokan Energi Sumbar (foto: Istimewa)

D'On, PADANG
— Di tengah hujan yang tak kunjung reda dan ancaman bencana hidrometeorologi yang masih membayangi sebagian wilayah Sumatra, Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Yuliot memilih untuk tidak sekadar memantau dari balik meja. Ia turun langsung ke lapangan, menempuh perjalanan darat panjang dari wilayah perbukitan hingga pesisir, demi memastikan satu hal krusial: pasokan energi bagi masyarakat tetap aman di penghujung tahun.

Perjalanan ini bukan perjalanan biasa. Dari perbukitan Tapanuli Utara, Yuliot menyusuri jalur darat yang terdampak cuaca ekstrem melewati Padang Sidempuan, Batang Toru, hingga Panyabungan wilayah yang dalam beberapa pekan terakhir masih bergulat dengan banjir, longsor, dan gangguan infrastruktur. Dari Sumatra Utara, rombongan melanjutkan pemantauan ke Pasaman Barat, Pasaman, Agam, Padang Pariaman, hingga akhirnya tiba di Kota Padang, Rabu (24/12).

Di setiap titik yang disinggahi, perhatian Yuliot tak tertuju pada laporan administratif semata. Ia memastikan langsung denyut kehidupan masyarakat tetap berjalan mulai dari ketersediaan BBM di SPBU, LPG di pangkalan, hingga listrik yang menyala di rumah-rumah warga.

“Saya pagi tadi dari Pasaman Barat, Pasaman, Agam, dan juga tadi melintas di Padang Pariaman, dan pada sore hari tiba di Kota Padang. Untuk ketersediaan BBM, yang saya lihat di SPBU berdasarkan pengecekan, alhamdulillah sudah tidak ada antrean yang cukup signifikan, hanya beberapa kendaraan saja,” ujar Yuliot saat ditemui di PT PLN Unit Induk Distribusi (UID) Sumbar, Kota Padang.

Pasokan Aman, Tantangan Alam Masih Mengadang

Secara umum, pasokan BBM di Sumatra Barat dinyatakan dalam kondisi normal dan terkendali. Namun, alam masih menyisakan tantangan serius. Jalur Sitinjau Lauik, yang menjadi urat nadi distribusi BBM ke sejumlah daerah strategis, kerap mengalami kemacetan panjang akibat cuaca buruk dan kondisi geografis.

Keterlambatan pengiriman BBM di jalur ini bisa mencapai enam hingga delapan jam, yang berdampak langsung pada daerah seperti Bukittinggi, Batu Sangkar, Payakumbuh, Kabupaten Agam, dan wilayah sekitarnya.

“Dengan keterlambatan hingga delapan jam, masyarakat di daerah-daerah tersebut sempat mengalami antrean cukup panjang,” jelasnya.

Cadangan BBM Ditambah, Antisipasi Gangguan Distribusi

Sebagai langkah mitigasi, pemerintah pusat bersama PT Pertamina meningkatkan cadangan BBM di Sumatra Barat secara signifikan. Dari rata-rata sembilan hari, kini dinaikkan menjadi 13 hari. Bahkan, untuk jenis BBM tertentu seperti Pertamax Turbo, cadangan ditingkatkan hingga 35 hari.

Langkah ini diambil untuk memastikan masyarakat tidak terdampak langsung apabila terjadi gangguan distribusi akibat longsor, banjir, atau cuaca ekstrem lainnya.

Tak hanya BBM, perhatian serius juga diberikan pada pasokan LPG, yang menjadi kebutuhan utama rumah tangga. Yuliot meminta Pertamina memperkuat koordinasi dengan pemerintah daerah dan Kepolisian RI, agar distribusi LPG dan BBM mendapat pengawalan khusus dan dapat tiba tepat waktu ke wilayah-wilayah rawan.

Skema Suplai Silang Antarwilayah

Dalam menjaga stabilitas pasokan energi, pemerintah juga menerapkan skema suplai silang antarwilayah. Strategi ini memungkinkan distribusi energi tetap berjalan meski jalur tertentu terganggu.

“Integrated Terminal (IT) Teluk Kabung di Sumatra Barat justru melayani beberapa wilayah di Sumatra Utara, seperti Sibolga dan Tapanuli. Sementara untuk beberapa daerah di Sumatra Barat, pasokannya disuplai dari IT Dumai,” terang Yuliot.

Skema ini menjadi kunci penting dalam menjaga fleksibilitas distribusi energi di tengah kondisi geografis dan cuaca yang menantang.

Listrik Pulih, PLN Bergerak Cepat

Dari sisi kelistrikan, laporan per 23 Desember menunjukkan kondisi pasokan listrik di Sumatra Barat secara umum normal. Namun, hujan deras yang terus mengguyur memicu longsor di beberapa titik, khususnya di Kecamatan Palembayan, yang sempat menyebabkan gangguan jaringan listrik.

Dari total 274.564 pelanggan yang terdampak, sebanyak 274.419 pelanggan telah berhasil dipulihkan. Saat ini, hanya tersisa dua gardu padam dari total 2.361 gardu, dengan 145 pelanggan yang masih belum tersambung listrik.

Untuk memastikan warga tetap mendapat penerangan, PT PLN (Persero) telah menyalurkan genset dan lampu darurat ke wilayah yang masih terdampak.

Energi Harus Tetap Hadir

Di tengah hujan yang tak bersahabat, medan berat, dan ancaman bencana yang belum sepenuhnya usai, pemerintah menegaskan komitmennya: energi harus tetap hadir di tengah masyarakat. Bukan hanya sebagai penopang aktivitas ekonomi, tetapi juga sebagai sumber kenyamanan dan kehangatan menjelang perayaan akhir tahun.

Kehadiran langsung Wakil Menteri ESDM di lapangan menjadi simbol bahwa negara tidak absen ketika masyarakat menghadapi kesulitan bahwa di balik setiap aliran listrik dan tetes BBM, ada upaya nyata untuk menjaga kehidupan tetap menyala.

(Mond)

#KementerianESDM #SumateraBarat