Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Banjir Bandang Landa Agam, Jalan Provinsi Lubuk Basung–Bukittinggi Lumpuh Total Tertutup Lumpur dan Bebatuan

Banjir Bandang di Tanjung Raya Maninjau Lumpuhkan Akses Jalan Lubuk Basung-Bukitinggi

D'On, Agam, Sumatera Barat
— Bencana banjir kembali menghantam Kabupaten Agam. Kali ini, banjir bandang yang dipicu tingginya curah hujan menyebabkan ruas jalan provinsi penghubung Lubuk Basung–Bukittinggi lumpuh total setelah tertutup material lumpur dan bebatuan akibat meluapnya Sungai Muaro Pisang, tepatnya di wilayah Nagari Maninjau, Sabtu malam (27/12/2025).

Luapan sungai membawa material berupa lumpur, pasir, dan batu berukuran besar yang menimbun badan jalan hingga tidak dapat dilalui kendaraan roda dua maupun roda empat. Hingga Minggu pagi (28/12/2025), akses vital yang menjadi urat nadi mobilitas masyarakat tersebut masih terputus.

Anggota Satuan Lalu Lintas Polres Agam, Brigadir Niko Saputra, mengatakan bahwa kondisi jalan sangat berbahaya untuk dilalui karena seluruh badan jalan tertutup material banjir bandang.

“Material lumpur bercampur bebatuan menutupi badan jalan provinsi, sehingga untuk sementara waktu kendaraan tidak bisa melintas. Akses lalu lintas terganggu total,” ujar Niko.

Pihak kepolisian bersama instansi terkait telah memasang tanda peringatan dan mengimbau masyarakat agar menunda perjalanan melalui jalur Lubuk Basung–Bukittinggi maupun sebaliknya, hingga proses pembersihan selesai dan kondisi dinyatakan aman.

Saat ini, upaya penanganan darurat terus dilakukan. Pembersihan material banjir difokuskan di sekitar Jembatan Muaro Pisang, melibatkan unsur TNI, Polri, pemerintah daerah, serta masyarakat setempat secara gotong royong. Namun, keterbatasan peralatan membuat proses pembersihan berjalan lambat sembari menunggu kedatangan alat berat.

“Kami berharap alat berat segera tiba agar material bisa dibersihkan lebih cepat dan akses jalan kembali normal,” tambahnya.

Banjir bandang ini terjadi setelah wilayah tersebut diguyur hujan dengan intensitas tinggi sejak Sabtu sore hingga malam hari. Debit air Sungai Muaro Pisang meningkat drastis hingga meluap ke badan jalan.

Menurut Niko, kondisi sungai yang relatif sempit membuatnya tidak mampu menampung volume air saat hujan deras berkepanjangan.

“Sungainya cukup kecil, sehingga saat debit air meningkat akibat curah hujan tinggi, air mudah meluap dan membawa material ke jalan,” jelasnya.

Peristiwa ini bukan kali pertama terjadi. Sebelumnya, sungai yang sama juga meluap dan menimbun jalan dengan lumpur serta bebatuan pada Kamis sore (25/12/2025). Bahkan, banjir bandang serupa juga tercatat terjadi pada 27 November 2025, menunjukkan bahwa kawasan tersebut rawan bencana hidrometeorologi.

Hingga berita ini diturunkan, belum dilaporkan adanya korban jiwa. Namun, terganggunya akses transportasi berdampak signifikan terhadap aktivitas ekonomi, distribusi barang, serta mobilitas warga antara Lubuk Basung dan Bukittinggi.

Masyarakat diimbau tetap waspada terhadap potensi banjir susulan, mengingat prakiraan cuaca menunjukkan hujan masih berpotensi mengguyur wilayah Agam dan sekitarnya dalam beberapa hari ke depan.

(Mond)

#BanjirBandang #KabupatenAgam #Peristiwa #SumateraBarat