BNPB Kebut Pembangunan 117 Huntara di Agam, Progres Capai 50 Persen Meski Terkendala Cuaca Ekstrem

Pembangunan hunian sementara (huntara) bagi warga terdampak bencana tanah longsor dan banjir bandang (galodo) di Kabupaten Agam. (Dok. Antara)
D'On, Agam, Sumatera Barat — Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) terus mempercepat pembangunan hunian sementara (huntara) bagi warga terdampak bencana banjir bandang (galodo) dan tanah longsor di Kabupaten Agam, Sumatera Barat. Hingga akhir Desember 2026, progres pembangunan tahap pertama telah mencapai 50 persen dari total 117 unit huntara yang ditargetkan.
Pembangunan huntara tersebut dipusatkan di Lapangan SD Negeri 05 Kayu Pasak, Kecamatan Palembayan, yang menjadi salah satu wilayah terparah terdampak bencana. Upaya percepatan dilakukan mengingat masih banyak warga yang bertahan di pengungsian dengan kondisi terbatas.
Ketua Harian Unsur Pengarah BNPB, Ary Laksmana, mengatakan bahwa BNPB telah melakukan berbagai penyesuaian teknis agar pembangunan dapat selesai sesuai target meskipun dihadapkan pada tantangan cuaca ekstrem.
“Pembangunan huntara tahap I di Kabupaten Agam terus dimaksimalkan untuk memenuhi kebutuhan para pengungsi korban banjir bandang. Saat ini progresnya sudah 50 persen,” ujar Ary dalam keterangan tertulis yang dikutip dari Antara, Minggu (28/12/2026).
Tambah Personel dan Terapkan Sistem Dua Shift
Untuk mengejar target penyelesaian, BNPB meningkatkan kapasitas tenaga kerja di lapangan. Jumlah personel gabungan kini mencapai 100 personel TNI, sementara tenaga ahli tukang yang sebelumnya hanya enam orang akan ditambah hingga dua kali lipat.
Selain itu, sistem kerja dua shift diterapkan agar pembangunan dapat berlangsung lebih lama setiap harinya.
“Kami menambah tenaga tukang dan memberlakukan sistem kerja dua shift agar progres pembangunan tidak terhambat,” jelas Ary.
Langkah ini dinilai krusial mengingat huntara menjadi solusi jangka pendek bagi warga yang kehilangan tempat tinggal akibat bencana alam yang terjadi beberapa bulan lalu.
Operasi Modifikasi Cuaca Dikerahkan
BNPB juga menghadapi tantangan besar berupa tingginya intensitas hujan di wilayah Palembayan. Curah hujan yang masih tinggi tidak hanya memperlambat proses konstruksi, tetapi juga meningkatkan risiko keselamatan pekerja.
Sebagai respons, BNPB mengerahkan Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) untuk menekan intensitas hujan di wilayah tersebut.
“Kami telah meminta tim operasi modifikasi cuaca untuk menambah jam terbang guna mengurangi curah hujan. Cuaca menjadi faktor penting agar pembangunan huntara bisa berjalan optimal,” kata Ary.
Huntara Tahap II Disiapkan, Total 84 Unit Tambahan
Seiring berjalannya pembangunan tahap pertama, BNPB bersama Pemerintah Kabupaten Agam juga mulai mempersiapkan pembangunan huntara tahap II. Lokasi pembangunan direncanakan berada di Kecamatan Palembayan, di atas lahan milik warga yang dipinjamkan sementara.
Di lokasi tersebut, BNPB akan membangun 84 unit huntara tambahan untuk mengakomodasi pengungsi yang belum tertampung.
Saat ini, Pemerintah Kabupaten Agam dengan dukungan BNPB tengah menyiapkan berbagai dokumen administrasi, di antaranya:
- Surat persetujuan pemilik lahan
- Surat Keputusan (SK) Bupati Agam
- Dokumen perizinan penggunaan lahan sementara
Harapan Warga Pengungsi
Pembangunan huntara ini menjadi harapan besar bagi para pengungsi yang selama ini hidup di tenda darurat maupun menumpang di rumah kerabat. Huntara diharapkan mampu memberikan tempat tinggal yang lebih layak, aman, dan sehat sambil menunggu proses relokasi permanen.
BNPB menargetkan pembangunan tahap pertama dapat segera dirampungkan agar para penyintas bencana dapat menempati hunian sementara sebelum memasuki puncak musim hujan berikutnya.
(L6)
#Huntara #BNPB #KabupatenAgam #SumateraBarat