Asap Tungku, Air Mata, dan Rendang Solidaritas: Dharmasraya Masak 2 Ton Harapan untuk Korban Bencana Sumatra

Bupati Dharmasraya Annisa Suci Ramadhani Masak 2 Ton Rendang untuk Korban Bencana Sumatera
D'On, Dharmasraya - Asap putih mengepul perlahan dari ratusan tungku kayu bakar di halaman belakang Kantor Bupati Dharmasraya, Senin pagi (22/12/2025). Di balik kepulan asap yang memerihkan mata, ratusan perempuan ibu rumah tangga, aparatur negara, istri aparat, hingga tokoh adat bergotong royong mengaduk kuali besar berisi daging dan rempah. Hari itu, Dharmasraya tidak sedang berpesta. Dharmasraya sedang berempati.
Dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) Kabupaten Dharmasraya ke-22, Pemerintah Kabupaten Dharmasraya bersama masyarakat menggelar aksi kemanusiaan bertajuk Dharmasraya Peduli. Pusat kegiatannya: memasak lebih dari 2 ton rendang makanan ikonik Minangkabau untuk disalurkan kepada korban bencana hidrometeorologi yang melanda berbagai wilayah di Sumatra.
HUT Tanpa Euforia, Diganti Aksi Nyata
Bupati Dharmasraya, Annisa Suci Ramadhani, menegaskan bahwa peringatan HUT tahun ini sengaja diarahkan pada kegiatan bernilai sosial dan religius. Tidak ada kemeriahan berlebihan, tidak ada pesta pora. Yang ada adalah empati kolektif atas duka saudara-saudara sebangsa yang terdampak banjir dan longsor.
“Dalam suasana duka ini, kami ingin HUT Dharmasraya ke-22 menjadi momen berbagi. Nilai sosial dan religius kami kedepankan, tanpa meninggalkan seni dan budaya yang hidup di tengah masyarakat,” ujar Annisa di sela kegiatan.
Pernyataan itu tidak berhenti sebagai simbol. Annisa turun langsung ke tengah barisan kaum ibu, memegang sendok kayu panjang, mengaduk rendang di kuali besar, merasakan panas tungku dan perihnya asap sebuah gestur sederhana, namun bermakna kuat.
134 Tungku, Ribuan Tangan, Satu Tujuan
Sebanyak 134 tungku kayu bakar berjajar rapi. Setiap tungku mengolah 15 kilogram daging sapi, dimasak berjam-jam dengan kesabaran dan ketelatenan. Dari proses panjang itu, akan dihasilkan sekitar 4.000 paket rendang, masing-masing seberat 500 gram siap saji, tahan lama, dan sarat energi bagi para penyintas bencana.
Rendang bukan sekadar makanan. Ia adalah simbol ketahanan, kasih sayang, dan gotong royong. Dalam konteks bencana, rendang menjadi pesan: kalian tidak sendiri.
Kolaborasi Lintas Unsur, Tanpa Sekat
Kegiatan Dharmasraya Peduli menjadi ruang perjumpaan lintas elemen. Hadir mendukung secara langsung:
- Ketua DPRD Dharmasraya Jemi Hendra
- Kepala Kejaksaan Negeri Dharmasraya Sumanggar Siagian
- Wakapolres Dharmasraya Kompol M. Rizky Cholid
- Danramil Pulau Punjung Mayor Sarinto
- Kakan Kemenag Dharmasraya H. Masdan
- Sekda Dharmasraya Drs. Jasman Dt Bandaro Bendang, MM
- Ketua Baznas Dharmasraya Z. Lubis
Namun denyut utama kegiatan ini justru digerakkan oleh kaum perempuan dari berbagai organisasi dan lapisan masyarakat.
Mulai dari OPD, Camat, Wali Nagari, Baznas, sekolah TK, SD, hingga SLTP, Dekranasda, TP PKK, Dharma Wanita Persatuan (DWP), hingga organisasi perempuan lintas institusi seperti IAD, Dharmayukti Karini, Bhayangkari, Persit, PIWR, Bundo Kanduang, dan GOW semuanya melebur tanpa sekat jabatan.
Dana Donasi Jadi Pangan Kehidupan
Tak hanya tenaga dan waktu, kepedulian masyarakat Dharmasraya juga tercermin dari donasi yang terkumpul. Lebih dari Rp600 juta dana solidaritas dihimpun melalui Dharmasraya Peduli. Sebagian dana tersebut dialokasikan untuk membiayai kegiatan merandang sebagai bantuan pangan siap saji bagi korban bencana.
Bupati Annisa memastikan bahwa seluruh bantuan logistik yang terkumpul telah disalurkan sepenuhnya kepada masyarakat terdampak, dengan prinsip transparansi dan tanggung jawab.
“Kami mengucapkan terima kasih kepada seluruh masyarakat dan organisasi. Ini bukti nyata kuatnya semangat gotong royong Dharmasraya,” ungkap Annisa dengan nada haru.
Perempuan, Solidaritas, dan Kekuatan Sunyi
Ketua Ikatan Adhyaksa Dharmakarini Dharmasraya, Ny. Emma Sumanggar, menilai kegiatan ini sebagai contoh nyata kekuatan kolaborasi perempuan dalam aksi kemanusiaan.
“Kebersamaan dan kepedulian inilah yang menjadi kekuatan utama. Apa yang kita lakukan hari ini benar-benar berdampak bagi mereka yang sedang berjuang,” ujarnya.
Di balik kepulan asap dan keringat yang mengalir, ada ketulusan yang tak bisa diukur angka. Ada doa yang ikut diaduk bersama rendang. Ada harapan yang dikemas rapi dalam setiap paket.
Rendang sebagai Pesan Solidaritas
Melalui Dharmasraya Peduli, Pemerintah Kabupaten Dharmasraya tidak hanya memperingati hari jadi daerah. Mereka merawat nilai: kepedulian, kebersamaan, dan solidaritas sosial nilai yang justru paling relevan di tengah krisis kemanusiaan.
Ketika rendang-rendang itu kelak tiba di tangan para korban bencana di Sumatra, ia tidak hanya mengenyangkan perut. Ia membawa pesan hangat dari Dharmasraya:
bahwa di tengah duka, masih ada tangan-tangan yang setia mengulurkan harapan.
(Papa Juan)
#KabupatenDharmasraya #BencanaSumbar