Wakil Ketua DPRD Kota Padang: “Pungli di Pantai Padang Sudah Keterlaluan, Ini Harus Dihentikan!”
Mastilizal Aye Wakil Ketua DPRD Kota Padang (Dok: Ist)
D'On, Padang — Menjelang libur akhir tahun, kekhawatiran mulai muncul di tengah masyarakat Kota Padang. Bukan karena cuaca, bukan pula karena kenaikan harga tiket, melainkan karena maraknya aksi pungutan liar (pungli) dan pemerasan di kawasan wisata andalan Kota Padang Pantai Padang. Fenomena ini bahkan telah menjadi bahan perbincangan hangat di media sosial, memicu gelombang kritik dari warganet dan masyarakat yang geram atas ulah segelintir oknum tak bertanggung jawab.
Menyikapi hal ini, Wakil Ketua DPRD Kota Padang, Mastilizal Aye, angkat bicara dengan nada tegas dan penuh keprihatinan. Ia menilai, kondisi tersebut tidak bisa lagi dianggap sepele, sebab berpotensi mencoreng wajah pariwisata kota dan menurunkan minat wisatawan untuk berkunjung ke Padang.
“Pungli di Pantai Padang ini sudah kejadian berulang dan terus menerus. Ini bukan masalah baru. Pertanyaannya, kenapa hal seperti ini bisa terus terjadi? Di mana peran Pemko Padang dan OPD terkait? Harusnya ini sudah lama ditertibkan,” tegas Aye, Senin (13/10).
Masalah yang Tak Pernah Tuntas
Menurut Aye, praktik pungli di kawasan pantai bukan sekadar ulah pengamen atau juru parkir nakal. Fenomena ini, katanya, sudah berkembang menjadi bentuk pemerasan yang meresahkan. Beberapa pengunjung bahkan mengaku mendapat ancaman saat berada di kawasan wisata itu.
“Ada pengunjung yang dipaksa memberi uang dengan ancaman akan dipermalukan, bahkan dituduh berbuat hal-hal tak senonoh. Ini sudah bukan sekadar ‘uang rokok’, ini pemerasan. Kalau pengunjung memang melakukan kesalahan, ada aparat dan petugas yang berwenang untuk menindak, bukan oknum-oknum yang memanfaatkan situasi,” ujarnya tajam.
Aye menilai, kelemahan pengawasan serta minimnya ketegasan pemerintah kota menjadi salah satu penyebab praktik ini tak pernah berhenti. Ia juga menyoroti lemahnya koordinasi antara pihak keamanan, Satpol PP, dan dinas terkait dalam menertibkan kawasan wisata yang seharusnya menjadi ikon kebanggaan warga Padang itu.
“Satpol PP Saja Sering Digertak!”
Kondisi di lapangan, kata Aye, tidak mudah. Bahkan petugas Satpol PP yang ditugaskan menertibkan kawasan sering mendapat perlawanan dari pihak-pihak yang merasa terganggu kepentingannya.
“Saya tahu, Satpol PP kita sering digertak, bahkan dilawan. Tapi kita tidak bisa terus membiarkan alasan itu jadi pembenaran. Betul mereka (pedagang dan pelaku usaha kecil) mencari makan, tapi bukan berarti boleh melanggar aturan. Kalau ini terus dibiarkan, pariwisata kita yang hancur,” ujar Aye geram.
Ia menegaskan, Pantai Padang bukan sekadar tempat jualan, tapi wajah kota. Jika wajah ini kusam oleh praktik kotor seperti pungli dan pemerasan, maka sulit bagi Padang untuk bersaing dengan destinasi wisata lain di Sumatera Barat bahkan Indonesia.
Kritik Pedas untuk Pemko dan Ajakan untuk Bersinergi
Dalam kesempatan itu, Mastilizal Aye tak segan menyampaikan kritik pedas terhadap Pemerintah Kota Padang. Ia menilai, Pemko selama ini terlalu lunak dalam menindak pelanggaran di lapangan dan kurang melakukan pembinaan berkelanjutan kepada masyarakat sekitar kawasan wisata.
“Kita sudah terlalu sering mendengar alasan klasik: kekurangan personel, situasi sulit dikendalikan, dan sebagainya. Tapi sampai kapan? Kalau setiap tahun masalahnya sama, berarti ada yang tidak beres dalam penegakan di lapangan,” katanya dengan nada kecewa.
Meski begitu, Aye juga mengajak semua pihak termasuk masyarakat, pedagang, dan pelaku wisata untuk ikut menjaga citra Pantai Padang sebagai kawasan wisata unggulan yang aman dan nyaman.
“Kalau mereka ingin terus eksis berjualan di kawasan wisata, harusnya saling mengingatkan dan menjaga ketertiban. Jangan sampai karena ulah segelintir orang, semua pihak kena imbas. Wisatawan pun jadi enggan datang,” imbaunya.
Menjaga Citra dan Harapan Wisata Padang
Aye menekankan, promosi pariwisata tidak hanya soal spanduk, baliho, atau festival, tetapi juga soal kenyamanan dan keamanan pengunjung. Ia berharap Pemko Padang segera menindak tegas oknum-oknum yang melakukan pungli, memperkuat pengawasan, dan memperbaiki tata kelola kawasan wisata Pantai Padang.
“Pantai Padang adalah ikon kota. Kita ingin agar pantai ini bisa dinikmati siapa pun, dengan rasa aman dan nyaman. Jangan sampai wisatawan yang datang justru membawa pulang cerita buruk tentang kota kita,” pungkasnya.
Dengan tegas dan lugas, Mastilizal Aye mengingatkan bahwa pungli bukan sekadar pelanggaran kecil tapi ancaman serius bagi masa depan pariwisata Padang. Jika tidak segera dibasmi, bukan hanya citra kota yang tercoreng, tapi juga kepercayaan masyarakat dan wisatawan yang akan hilang.
(Mond)
#Pungli #PantaiPadang #DPRDPadang #Padang