Paket Combo: Curi Mobil Perwira Polisi, Pesta Sabu, dan Akhir Tragis Sindikat Curanmor Bandar Lampung

Kapolresta Bandar Lampung, Kombes Alfret Jacob Tilukay membeberkan bukti pencurian mobil milik perwira polisi.
D'On, Bandar Lampung — Malam yang seharusnya tenang di sebuah hotel berbintang di jantung Kota Bandar Lampung mendadak berubah menjadi awal terbongkarnya sebuah sindikat pencurian kendaraan bermotor yang tak biasa. Kasus ini bukan sekadar aksi pencurian mobil biasa, melainkan rangkaian kejahatan yang melibatkan oknum aparat, mobil milik seorang perwira polisi, dan berakhir dengan pesta sabu di kamar hotel.
Jejak Awal: Mobil Perwira Polisi Raib di Parkiran Hotel
Peristiwa bermula pada Minggu (26/10/2025), ketika seorang perwira pertama Polri berinisial AKP FN menyadari mobil dinasnya, Toyota Innova Reborn warna silver, raib dari area parkir hotel tempat ia menginap. Semula, AKP FN hanya merasa kehilangan kunci mobil. Namun dugaan itu berubah menjadi kepanikan setelah mobilnya benar-benar tak lagi berada di tempat.
Kunci itu rupanya ditemukan oleh seorang pria berinisial T, yang kebetulan juga sedang menginap di hotel yang sama. Alih-alih menyerahkan kunci tersebut ke pihak resepsionis, T justru menganggapnya sebagai peluang emas. Ia lalu menghubungi rekannya, DB, yang dikenal sebagai pemain mobil bodong di kawasan Lampung.
“Dari situ mereka mulai menyusun niat jahat. Kunci mobil yang seharusnya dikembalikan malah jadi tiket untuk melancarkan aksi pencurian,” ujar Kasatreskrim Polresta Bandar Lampung Kompol Faria Arista, Rabu (29/10).
Tanpa pikir panjang, DB bersama rekan-rekannya membawa kabur mobil milik AKP FN dari area hotel. Mobil tersebut kemudian mereka bawa ke wilayah Teluk Betung, sebelum akhirnya diparkir di RSUD Abdul Moeloek untuk mengelabui polisi.
Sindikat dengan Peran Berlapis
Setelah dilakukan penyelidikan, Satreskrim Polresta Bandar Lampung menemukan bahwa kasus ini bukan kerja individu semata. Ada tujuh orang pelaku yang terlibat aktif dalam komplotan ini dengan peran masing-masing yang sudah diatur rapi.
Yang mengejutkan, salah satu pelaku ternyata anggota polisi aktif berinisial Aipda AGM. Ia disebut turut berperan dalam membantu koordinasi dan perlindungan jaringan ini.
“Dari sembilan orang yang kami amankan, tujuh kami tetapkan sebagai tersangka. Salah satunya anggota aktif Polri,” ungkap Kapolresta Bandar Lampung, Kombes Pol Alfret Jacob Tilukay.
Selain Aipda AGM, enam tersangka lainnya berinisial DB, T, H, Z, F, dan A. Semuanya kini mendekam di sel tahanan Polresta Bandar Lampung, menanti proses hukum lanjutan.
Terbongkar Saat Pesta Sabu di Hotel
Namun, akhir dari aksi mereka justru berbalik tragis. Setelah merasa aman membawa kabur mobil curian, komplotan ini justru memutuskan untuk merayakan hasil kejahatan dengan pesta sabu di sebuah hotel di kawasan Bandar Lampung.
“Ketika kami lakukan penggerebekan, mereka sedang berkumpul di kamar hotel, asyik mengisap sabu bersama,” terang Kompol Faria Arista. “Kami langsung amankan seluruh pelaku ke Mapolresta.”
Pemandangan saat penangkapan disebut cukup mencengangkan: botol minuman, plastik sisa sabu, dan alat hisap berserakan di atas meja kamar hotel. Tak ada yang menyangka, di antara mereka duduk seorang aparat penegak hukum berpangkat Aipda yang kini justru jadi pesakitan.
GPS Jadi Kunci Pembongkaran
Kisah ini mungkin akan berakhir berbeda andai mobil yang dicuri tidak dilengkapi dengan sistem GPS (Global Positioning System). Dari laporan AKP FN, polisi segera melacak keberadaan mobil tersebut dan mendapati sinyal terakhir berada di sekitar RSUD Abdul Moeloek.
“Alat GPS pada mobil korban sangat membantu. Dari situ kami menelusuri pergerakan kendaraan hingga akhirnya berhasil mengidentifikasi dan menangkap para pelaku,” kata Faria.
Begitu sinyal kendaraan terdeteksi, tim gabungan Satreskrim Polresta Bandar Lampung langsung bergerak cepat. Penangkapan berlangsung dramatis — tidak di jalanan atau bengkel penadah, melainkan di sebuah kamar hotel tempat para pelaku berpesta sabu.
Kombinasi Dosa: Pencurian dan Narkoba
Kasus ini kemudian berkembang menjadi dua lapis perkara pencurian kendaraan bermotor dan penyalahgunaan narkoba. Polisi memastikan seluruh tersangka akan dijerat dengan pasal berlapis.
Selain menghadapi tuduhan pencurian, Aipda AGM terancam sanksi etik berat dari institusi kepolisian. “Proses etik akan berjalan setelah pidana umum selesai. Tidak ada toleransi bagi anggota yang mencoreng nama baik Polri,” tegas Kombes Tilukay.
Catatan Hitam di Tengah Upaya Pemulihan Citra
Kasus ini menjadi tamparan keras bagi kepolisian di tengah upaya memperbaiki citra publik. Keterlibatan oknum aparat dalam sindikat curanmor dan pesta sabu memperlihatkan masih adanya celah moral yang harus ditindak tegas.
Namun di sisi lain, keberhasilan tim Satreskrim Polresta Bandar Lampung dalam membongkar kasus ini bahkan dengan korban sesama anggota menunjukkan keseriusan aparat dalam menegakkan hukum tanpa pandang bulu.
Malam itu, pesta sabu berakhir dengan borgol di tangan. Mobil curian kembali ke pemiliknya. Dan sindikat yang merasa kebal hukum kini harus mempertanggungjawabkan “paket combo” dosa mereka: curanmor, narkoba, dan pengkhianatan terhadap seragam sendiri.
(L6)
#Pencurian #Kriminal #PestaSabu