Breaking News

Empat Kekalahan Beruntun, Almeida di Ujung Tanduk: Semen Padang FC Terpuruk di Dasar Klasemen

Dok: Semen Padang Official 

D'On, Tangerang —
Laga tunda pekan ke-4 BRI Liga 1 2024/2025 antara Persita Tangerang versus Semen Padang FC di Stadion Indomilk Arena, Sabtu (4/10), menjadi mimpi buruk bagi Kabau Sirah. Di bawah komando pelatih Eduardo Almeida, Semen Padang kembali gagal mencuri poin dan harus menelan kekalahan keempat secara beruntun setelah takluk 0–2 dari tuan rumah.

Kekalahan ini bukan hanya menambah derita bagi tim kebanggaan "Urang Awak", tetapi juga memantik gelombang kekecewaan dari para pendukung fanatik Semen Padang FC yang mulai gerah dengan performa tak kunjung membaik. Seruan “Almeida Out!” menggema di media sosial, menjadi bukti nyata bahwa kesabaran suporter mulai habis.

Babak Pertama: Gol Roket Sing Yong Bae Buka Luka Kabau Sirah

Pertandingan dimulai dengan tempo tinggi. Kedua tim sama-sama tampil agresif, saling balas serangan demi mengejar tiga poin penting. Namun, efektivitas menjadi pembeda.
Pada menit ke-34, pemain asing Persita Tangerang Sing Yong Bae memecah kebuntuan lewat tendangan roket keras yang tak mampu dibendung kiper Semen Padang FC. Gol ini berawal dari bola liar di dalam kotak penalti yang gagal diamankan barisan belakang Kabau Sirah.

Semen Padang yang tertinggal mencoba merespons cepat. Di bawah komando gelandang asing Wakaso Mubarak, mereka meningkatkan intensitas serangan. Beberapa peluang lahir dari kaki Rendy Saputra dan Leo Guntara, namun penyelesaian akhir yang buruk membuat skor tak berubah hingga turun minum: 1–0 untuk Persita Tangerang.

Babak Kedua: Perlawanan Tumpul dan Petaka Kedua

Memasuki babak kedua, Almeida berupaya memperbaiki situasi dengan menambah daya dobrak. Ia mendorong Wakaso lebih maju untuk menekan lini tengah lawan. Namun, serangan yang dibangun justru sering kandas sebelum menyentuh kotak penalti. Koordinasi antar lini tampak rapuh, dan minimnya kreativitas membuat Kabau Sirah sulit menciptakan peluang bersih.

Petaka datang pada menit ke-72. Gelandang Persita, Hanif Sjahbandi, berhasil mencuri bola di tengah dan memberikan umpan matang kepada Hardianto. Dengan tenang, Hargianto menuntaskan peluang itu menjadi gol kedua Persita. Skor 2–0 menegaskan dominasi tuan rumah.

Almeida mencoba mengubah arah permainan dengan menarik keluar kapten tim Leo Guntara, namun keputusan itu justru menuai kritik. Pergantian yang dianggap “tanpa arah” itu membuat permainan Semen Padang kehilangan kepemimpinan di lapangan. Hingga peluit akhir dibunyikan, skor tak berubah. Persita menang meyakinkan 2–0.

Empat Kekalahan, Nol Kemenangan: Almeida Disorot Tajam

Kekalahan ini memperpanjang rekor buruk Semen Padang FC di musim 2024/2025. Dari empat laga terakhir, Kabau Sirah belum sekalipun meraih kemenangan. Mereka kini terdampar di dasar klasemen sementara dengan catatan produktivitas gol yang sangat minim dan pertahanan yang rapuh.

Krisis kemenangan ini mengulang kembali kisah suram musim lalu, di mana Semen Padang juga sempat menempati dasar klasemen di paruh pertama kompetisi sebelum akhirnya selamat dari degradasi di detik-detik akhir. Namun, kondisi saat ini dinilai lebih mengkhawatirkan karena kepercayaan pemain terhadap racikan Almeida mulai goyah.

Beberapa pemain tampak frustrasi di lapangan, dan pola permainan yang diterapkan pelatih asal Portugal itu dianggap monoton dan mudah ditebak. Serangan Semen Padang sering kali berakhir tanpa ancaman berarti, sementara lini belakang tampak rapuh setiap kali menghadapi tekanan lawan.

Suporter Mengamuk: “Almeida Out!” Menggema di Dunia Maya

Kekecewaan para suporter Semen Padang FC langsung meledak usai peluit panjang dibunyikan. Di media sosial X dan Instagram resmi klub, kolom komentar dibanjiri desakan #AlmeidaOut dan seruan agar manajemen segera melakukan evaluasi besar-besaran.

“Empat kali kalah, tanpa perubahan! Almeida harus tanggung jawab,” tulis salah satu akun suporter @KabauMania.
Sementara yang lain menulis, “Ini Semen Padang, bukan tim percobaan. Kalau pelatih tak mampu, lebih baik mundur.”

Desakan ini bukan tanpa alasan. Publik Sumatera Barat menilai Almeida gagal memaksimalkan potensi pemain muda dan asing yang direkrut musim ini. Beberapa pemain seperti Wakaso dan Bruno  Oliveira belum tampil sesuai harapan, dan gaya main Semen Padang dinilai tidak mencerminkan karakter Kabau Sirah yang dikenal gigih dan keras kepala di lapangan.

Manajemen di Persimpangan Jalan

Situasi ini menempatkan manajemen Semen Padang FC pada posisi sulit. Di satu sisi, mereka masih berusaha memberikan waktu kepada Almeida untuk memperbaiki performa tim. Namun, di sisi lain tekanan publik semakin besar, dan posisi Semen Padang yang kian terpuruk di dasar klasemen menjadi ancaman serius terhadap eksistensi klub di kasta tertinggi.

Jika hasil negatif kembali berlanjut pada laga berikutnya, bukan tidak mungkin manajemen akan mengambil langkah tegas untuk mengakhiri kerja sama dengan pelatih asal Portugal itu  demi menyelamatkan tim dari jurang degradasi.

Saatnya Kabau Sirah Bangkit atau Tumbang

Empat kekalahan beruntun menjadi sinyal bahaya bagi Semen Padang FC. Tim kebanggaan Ranah Minang ini kini berada di titik nadir, di tengah sorotan tajam publik dan kekecewaan suporter. Almeida kini berada di ujung tanduk  dan hanya kemenangan yang bisa menyelamatkannya.

Pertanyaannya, apakah manajemen masih akan memberi kesempatan? Ataukah kabar pemecatan akan menjadi babak baru dari drama panjang Semen Padang FC musim ini?

(Mond)

#SemenPadangFC #BRISuperLeague #Sepakbola #Olahraga