Breaking News

Eks Menag Fachrul Razi, Pong Harjatmo, Roy Suryo hingga Said Didu Demo di Depan KPK: Tuntut Jokowi Diadili

Sejumlah massa yang tergabung dalam Gerakan Lintas Aliansi Adili Koruptor (Gladiator) menggelar aksi di depan Gedung Merah Putih Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Jakarta Selatan, Kamis (2/10/2025).

D'On, Jakarta
 — Suasana di depan Gedung Merah Putih KPK, Jakarta Selatan, Kamis (2/10/2025), mendadak riuh penuh orasi dan teatrikal. Sejumlah tokoh publik, mulai dari mantan Menteri Agama Fachrul Razi, aktor senior Pong Harjatmo, hingga mantan pejabat dan pengamat seperti Roy Suryo dan Said Didu, ikut turun ke jalan. Mereka bergabung bersama massa Gerakan Lintas Aliansi Adili Koruptor (GLADIATOR) untuk menuntut agar Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) segera mengadili Presiden ke-7 RI, Joko Widodo (Jokowi).

Aksi ini tidak sekadar kumpul-kumpul biasa. Dari atas mobil komando, para orator berteriak menuntut KPK agar berani memeriksa Jokowi atas dugaan korupsi selama dua periode menjabat. Tak hanya Jokowi, mereka juga mendesak agar Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, yang tak lain adalah putra sulung Jokowi, dimakzulkan karena dianggap bagian dari praktik dinasti politik.

Orasi Fachrul Razi: Sindiran Tajam untuk KPK

Fachrul Razi, yang pernah menjabat Menteri Agama di Kabinet Indonesia Maju periode pertama Jokowi, kini tampil sebagai salah satu suara paling lantang. Ia menegaskan bahwa dukungannya kini sepenuhnya diberikan kepada Presiden Prabowo Subianto untuk membangun pemerintahan yang bersih, berbeda dengan masa kepemimpinan Jokowi yang menurutnya meninggalkan banyak persoalan.

“Kami menyampaikan hal yang sama: mendukung Presiden Prabowo untuk membangun pemerintahan yang bersih, agar Indonesia dapat bangkit kembali setelah terpuruk di era Pak Jokowi,” seru Fachrul di hadapan massa.

Namun orasinya tidak berhenti di situ. Ia bahkan menantang KPK untuk membuktikan keberanian.
“Bukti-buktinya apa? Waduh, saya rasa bukti banyak, tinggal bagaimana KPK. Kalau KPK tidak berani, kami heran juga. Jagalah kehormatanmu, jangan hanya bangga menyebut diri sebagai pemberantas korupsi, tapi tidak berbuat apa-apa,” katanya menohok.

Pong Harjatmo: Dari Panggung Seni ke Panggung Aksi

Tak kalah menarik perhatian adalah kehadiran aktor senior Pong Harjatmo. Dengan gaya khasnya yang sederhana tapi lugas, Pong menyampaikan kritik pedas terhadap Jokowi yang dituding membangun praktik dinasti politik dengan menjadikan anak-anaknya sebagai pejabat penting di republik ini.

“Jokowi harus segera diadili, bukan hanya soal korupsi, tapi juga karena dinasti politik yang telah mencederai demokrasi,” tegas Pong dari atas panggung aksi.

Pernyataan ini langsung disambut sorak dukungan massa yang sejak awal tampak penuh emosi dan semangat.

Aksi Teatrikal: Topeng Jokowi & Rompi Oranye

Aksi demonstrasi kali ini juga diwarnai teatrikal. Sejumlah ibu-ibu membawa kentungan  simbol tradisional untuk ‘membangunkan’ KPK yang dianggap tertidur dalam menjalankan tugasnya. Tak berhenti di situ, seorang massa aksi mengenakan topeng wajah Jokowi dan rompi oranye khas tahanan KPK, sebagai sindiran keras bahwa mantan presiden itu sudah selayaknya mendekam di balik jeruji besi.

Adegan teatrikal itu langsung menyedot perhatian. Wartawan dan pejalan kaki yang melintas berhenti sejenak, merekam momen tersebut dengan ponsel.

Roy Suryo & Said Didu Ikut Menyuarakan Tuntutan

Selain Fachrul dan Pong, tokoh lain seperti Roy Suryo dan Said Didu juga hadir. Keduanya dikenal vokal dalam mengkritik pemerintahan Jokowi sejak lama. Dalam aksi ini, mereka kompak menegaskan bahwa KPK tidak boleh lagi tebang pilih dalam penegakan hukum.

“KPK jangan jadi lembaga yang ompong. Kalau berani, tunjukkan. Tidak ada satu orang pun yang kebal hukum, termasuk Jokowi dan keluarganya,” ujar Said Didu lantang.

Massa Semakin Memanas

Hingga siang menjelang sore, massa aksi terus memadati halaman depan Gedung KPK. Terik matahari tak menyurutkan semangat mereka. Spanduk dan poster bertuliskan “Tangkap Jokowi!”, “Adili Koruptor Tanpa Pandang Bulu”, hingga “Gibran Harus Dimakzulkan” tampak terangkat tinggi di tengah kerumunan.

Lantunan yel-yel menggema, membuat suasana semakin panas. Polisi yang berjaga di sekitar lokasi tampak memperketat barikade agar situasi tetap terkendali.

Tekanan Politik untuk KPK

Aksi ini menjadi sinyal kuat bahwa tekanan politik terhadap KPK semakin besar di era pemerintahan Prabowo. Kehadiran tokoh-tokoh besar dalam demonstrasi menambah bobot politik dari tuntutan tersebut. Meski demikian, hingga saat ini belum ada penjelasan resmi dari KPK terkait desakan agar Jokowi diperiksa.

Yang jelas, sorotan publik kini tertuju pada KPK: apakah lembaga antirasuah itu berani menindaklanjuti tuntutan ini, atau justru memilih diam di tengah gelombang kritik yang kian deras.

(T)

#KPK #Jokowi #Hukum