Breaking News

Dua Polisi Dirawat Intensif Usai Ditembak KKB Aibon Kogoya di Nabire: Kronologi, Luka Tembak, dan Pengejaran di Pegunungan Papua

Tim Gabungan Pencari Fakta Penembakan Intan Jaya diserang kelompok kriminal bersenjata. (Istimewa)

D'On, Nabire
— Suasana di RSUD Nabire, Papua Tengah, Sabtu (18/10/2025) sore terasa tegang namun penuh harap. Dua anggota kepolisian masih terbaring lemah di ruang perawatan intensif, setelah menjadi korban keganasan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) pimpinan Aibon Kogoya, salah satu jaringan bersenjata paling aktif di wilayah pegunungan Papua Tengah.

Kedua korban itu adalah Kasat Lantas Polres Nabire, Iptu Hardiman Sirait (45), dan Bripka Laode Munafrin Isra (30). Mereka baru saja menjalani operasi setelah peluru tajam menembus tubuh mereka dalam serangan mendadak yang terjadi pada Jumat sore (17/10/2025).

“Kondisi kedua anggota Polres Nabire dalam keadaan stabil, namun masih membutuhkan perawatan intensif,” ujar Irwasda Polda Papua Tengah, Kombes Pol Gatot Suprasetya, saat memberikan keterangan resmi, Sabtu siang.

Kronologi Penembakan di Tengah Tugas Pengamanan

Berdasarkan informasi yang dihimpun dari kepolisian, penembakan terjadi sekitar pukul 14.40 WIT di kawasan Topo, Kabupaten Nabire  wilayah yang dikenal rawan karena menjadi jalur keluar-masuk kelompok bersenjata.

Saat itu, rombongan Kapolda Papua Tengah baru saja meninjau lokasi penembakan sebelumnya terhadap kendaraan warga sipil yang menewaskan satu orang. Tak lama setelah rombongan meninggalkan lokasi, suara rentetan senjata terdengar memecah keheningan.

Aparat yang berada di lokasi langsung berlindung dan melakukan tembakan balasan. Namun, dalam situasi yang sangat cepat dan penuh kepanikan itu, empat anggota Polri menjadi korban.

Dua di antaranya, yakni Thomas H Bisararisi (26) dan Galuh Yudistiawan (28), mengalami luka ringan. Keduanya sempat mendapat perawatan medis dan kini telah membaik. Namun kondisi Iptu Hardiman dan Bripka Laode jauh lebih serius  peluru menembus bagian tubuh vital, membuat mereka harus segera dioperasi.

“Operasi berjalan lancar. Saat ini keduanya sudah bisa berkomunikasi, tapi masih harus menjalani observasi intensif,” ungkap salah satu tenaga medis di RSUD Nabire yang enggan disebut namanya.

Jejak Kelompok Aibon Kogoya: Ancaman Lama yang Belum Padam

Nama Aibon Kogoya bukan hal baru bagi aparat keamanan di Papua Tengah. Kelompok ini dikenal kerap melakukan serangan terhadap aparat dan warga sipil di wilayah pegunungan dan jalur strategis Nabire–Intan Jaya.
Mereka sering muncul tiba-tiba dari hutan lebat, melakukan penyerangan, lalu menghilang ke daerah pegunungan yang sulit dijangkau.

KKB pimpinan Aibon Kogoya juga disebut memiliki senjata hasil rampasan dari pos-pos keamanan di masa lalu. Dengan jumlah anggota yang tidak banyak namun berpengalaman, kelompok ini memanfaatkan medan berat Papua sebagai benteng alami mereka.

“Pengejaran terhadap kelompok Aibon Kogoya masih berlangsung. Kami sudah menurunkan tim gabungan untuk menyisir wilayah Topo dan sekitarnya,” tegas Kombes Gatot.

Operasi Pengejaran di Medan Sulit

Pasca penembakan, aparat TNI-Polri langsung menggelar operasi besar-besaran di area pegunungan yang diduga menjadi jalur pelarian kelompok tersebut. Helikopter terlihat bolak-balik melakukan patroli udara, sementara pasukan Brimob disebar ke beberapa titik strategis.

Sumber di lapangan menyebut, kondisi medan menjadi tantangan utama. Wilayah Topo dan sekitarnya terdiri dari hutan lebat, lembah curam, dan minim akses jalan darat. Sinyal komunikasi juga kerap terputus, membuat koordinasi pasukan di lapangan tidak mudah.

“Pengejaran tidak bisa dilakukan terburu-buru. Kami harus memastikan keamanan warga juga,” ujar salah satu anggota tim operasi yang tengah bertugas di Nabire.

Suasana Mencekam dan Dukungan untuk Korban

Sementara itu, suasana di lingkungan RSUD Nabire dipenuhi anggota polisi dan keluarga korban yang menunggu dengan cemas. Rekan-rekan sesama polisi silih berganti datang memberi dukungan moral. Di antara mereka, terlihat wajah-wajah lelah namun tetap tegar.

“Pak Hardiman itu sosok yang disiplin dan sangat dekat dengan anggota. Kami semua berdoa semoga beliau cepat pulih,” ujar salah satu anggota Polres Nabire yang enggan disebut namanya.

Dari Jakarta, Kapolri dikabarkan telah memerintahkan agar seluruh fasilitas medis terbaik diberikan untuk korban, serta memastikan proses penyelidikan dan pengejaran berjalan maksimal.

Luka yang Mengingatkan Bahwa Konflik Belum Usai

Peristiwa penembakan di Nabire ini menjadi pengingat bahwa konflik bersenjata di Papua masih menyisakan luka dan ketegangan. Di satu sisi, aparat terus berjuang menjaga keamanan. Di sisi lain, ancaman dari kelompok bersenjata seperti Aibon Kogoya masih menghantui warga yang hidup di daerah pedalaman.

Selama kondisi ini belum tertangani secara menyeluruh  baik dari aspek keamanan, sosial, maupun kesejahteraan masyarakat darah dan air mata mungkin masih akan jatuh di tanah Papua.

(B1)

#Penembakan #KKB #Teroris #Peristiwa