Aksi Kejar-kejaran BNN dan Bandar Narkoba Diwarnai Aksi Baku Tembak, Mobil Penuh Peluru
Mobil bandar narkoba penuh lubang peluru
D'On Sidrap, Sulawesi Selatan — Malam di Kabupaten Sidenreng Rappang (Sidrap) yang biasanya tenang mendadak pecah oleh suara tembakan. Dentuman senjata api memecah sunyi jalan poros Sidrap, menandai aksi dramatis antara aparat Badan Narkotika Nasional Provinsi Sulawesi Selatan (BNNP Sulsel) dengan dua pria yang diduga bagian dari jaringan peredaran ekstasi lintas daerah.
Keesokan paginya, warga dibuat geger. Di tepi jalan raya yang gelap tanpa penerangan, sebuah Mitsubishi Xpander hitam ditemukan dalam kondisi mengenaskan. Lubang-lubang peluru menghiasi bodinya dari sisi depan hingga belakang. Kaca jendela retak, ban nyaris kempis, dan pintu bagian pengemudi terbuka setengah namun tak ada seorang pun di dalamnya.
Mobil itu tampak seperti saksi bisu dari pertempuran yang baru saja terjadi di malam sebelumnya. Tak ada darah, tak ada tubuh, hanya jejak peluru dan ketegangan yang masih terasa di udara.
Operasi Sunyi yang Berubah Jadi Kejaran Maut
Kepala Bidang Pemberantasan BNNP Sulsel, Kombes Pol Ardiansyah, membenarkan bahwa peristiwa itu merupakan bagian dari operasi besar pengungkapan jaringan peredaran narkotika jenis ekstasi yang dikendalikan dari Sidrap.
“Awalnya, tim kami melakukan penyelidikan pengiriman narkotika jenis ekstasi di wilayah Sidrap,” ungkap Ardiansyah, Sabtu (18/10/2025).
Operasi itu dimulai pada Selasa malam, 14 Oktober 2025. Setelah berhari-hari pemantauan, tim BNN akhirnya berhasil menciduk seorang pria berinisial AO. Dari tangan AO, petugas menyita 16 butir ekstasi siap edar.
Namun pengakuan AO justru membuka babak baru. Ia mengaku hanya sebagai perantara barang haram itu milik seseorang yang jauh lebih besar perannya. Dari keterangan itu, tim segera bergerak memburu pemilik sebenarnya.
Tancap Gas di Tengah Gelap, Peluru Meledak di Malam Sunyi
“Dari hasil pengembangan, kami menemukan pemilik ekstasi itu. Saat itu dia mengendarai mobil Mitsubishi Xpander,” lanjut Ardiansyah.
Malam itu, tim BNN telah menyiapkan penghadangan di jalur lintas utama Sidrap. Namun, ketika mobil target melintas, situasi berubah cepat.
Alih-alih berhenti ketika diadang, pengemudi justru menekan pedal gas dalam-dalam. Mesin meraung keras, mobil melesat kencang menembus gelap, membuat petugas terpaksa melakukan pengejaran dengan kecepatan tinggi.
Jalanan poros Sidrap yang sepi menjadi arena kejar-kejaran menegangkan. Mobil petugas berusaha menyalip, memberi aba-aba, namun pelaku terus berupaya kabur. Dalam situasi genting itu, suara tembakan peringatan terdengar.
“Anggota melepaskan tembakan peringatan ke udara, tapi pelaku tetap tidak mau berhenti. Akhirnya petugas menembak ke arah bodi mobil, bukan ke pengemudi, hanya untuk menghentikan laju kendaraan,” jelas Ardiansyah tegas.
Dentuman senjata terus terdengar, memantul di antara pepohonan dan sawah yang sunyi. Namun sang pengemudi tetap memacu mobilnya sampai akhirnya kehilangan kendali dan berhenti di pinggir jalan.
Mobil Kosong, Pelaku Hilang Seperti Ditelan Gelap
Saat tim BNN akhirnya berhasil mendekati kendaraan itu, suasana hening menggantung. Pintu mobil terbuka, tapi pengemudi dan penumpang sudah tak ada.
“Begitu kami periksa, mobil kosong. Tidak ada orang, tidak ada darah, hanya bekas tembakan di mana-mana,” ujar Ardiansyah.
Petugas menduga para pelaku kabur ke area persawahan di sekitar lokasi. Kemungkinan mereka terluka akibat pecahan kaca atau peluru yang mengenai bodi mobil. Hingga kini, tim BNN dibantu Polres Sidrap masih menyisir wilayah tersebut.
“Kami pastikan dulu tidak ada korban. Tapi dua orang yang kabur itu masih kami buru. Mereka diduga bagian dari jaringan narkoba lintas kabupaten,” tegasnya.
Mobil Xpander Disita, Buruan Masih Berlanjut
Kendaraan yang menjadi saksi bisu aksi baku tembak itu kini diamankan di Polres Sidrap. Polisi masih melakukan uji balistik untuk memastikan arah tembakan, serta mencari sidik jari dan DNA dari bagian interior mobil.
Tim penyidik juga menelusuri jejak digital dari ponsel AO dan kamera CCTV di jalur sekitar lokasi kejadian. Dari hasil awal, diduga kuat dua pria yang kabur merupakan penghubung antara pemasok ekstasi dari Makassar dan pengedar di wilayah Ajatappareng.
“Ini bukan pemain kecil. Mereka punya jaringan dan sistem pengiriman yang cukup rapi. Karena itu, kami akan terus kejar sampai tertangkap,” ujar Ardiansyah.
Sidrap Tak Lagi Tenang
Bagi warga Sidrap, peristiwa ini menjadi bukti nyata bahwa peredaran narkoba telah menyusup hingga pelosok daerah. Mobil penuh peluru yang ditemukan di pinggir jalan menjadi simbol betapa berbahayanya bisnis gelap ini bukan hanya menghancurkan generasi, tapi juga berpotensi mengancam nyawa.
Sementara dua pelaku masih buron, aparat BNNP Sulsel memastikan operasi pemberantasan akan terus digencarkan. “Kami tidak akan berhenti. Sidrap, Sulsel, dan seluruh wilayah harus bebas dari narkoba,” tegas Ardiansyah menutup pernyataannya.
Catatan Redaksi:
Kasus ini memperlihatkan sisi gelap perang melawan narkoba di daerah di mana operasi yang dimulai dalam sunyi bisa berubah menjadi drama berisiko tinggi di tengah malam. Dan di balik mobil berlubang peluru itu, tersimpan pesan keras: bahwa kejahatan narkotika tak lagi punya tempat untuk bersembunyi.
(L6)
#BNN #BandarNarkoba #Narkoba