Angka Perceraian ASN di Padang Naik, Wako Fadly Amran Ingatkan: “Jaga Keluarga Kita dengan Baik”

Walikota Padang Fadly Amran
D'On, Padang — Angka perceraian di Kota Padang kembali meningkat, terutama di kalangan Aparatur Sipil Negara (ASN). Fenomena ini memantik perhatian serius dari Wali Kota Padang, Fadly Amran, yang menilai bahwa meningkatnya kasus perceraian bukan sekadar angka statistik, tetapi cerminan dari rapuhnya sendi sosial di tengah masyarakat modern.
Dalam sebuah kegiatan di Gedung Youth Center Padang, Selasa (28/10/2025), Fadly menyampaikan keprihatinannya sekaligus menyerukan pentingnya menjaga keutuhan keluarga. “Angka perceraian meningkat, karena itu jaga keluarga kita dengan baik,” ujarnya lantang di hadapan para peserta kegiatan yang didominasi ASN muda.
Keluarga, Pondasi Bangsa yang Mulai Retak
Menurut Fadly, keluarga adalah pondasi kehidupan, sumber ketenangan, dan tempat pertama anak-anak belajar nilai moral dan kasih sayang. Ia menegaskan bahwa keharmonisan keluarga memiliki efek domino terhadap berbagai aspek kehidupan, termasuk psikologis anak, produktivitas kerja, hingga stabilitas sosial.
“Pekerjaan sudah ada dan lancar, ekonomi baik, tapi kalau orangtua tidak harmonis, itu pasti berdampak kepada anak,” tegasnya.
Wali Kota yang dikenal dekat dengan kalangan muda ini menilai bahwa tantangan rumah tangga zaman sekarang semakin kompleks. Tekanan ekonomi, gaya hidup modern, media sosial, dan lemahnya komunikasi emosional sering kali menjadi pemicu awal retaknya hubungan suami istri.
“Banyak pasangan muda sekarang yang kurang memahami bahwa rumah tangga bukan hanya soal cinta, tapi juga komitmen, kesabaran, dan komunikasi. Ketika itu hilang, perceraian jadi jalan pintas,” kata Fadly menambahkan dengan nada prihatin.
Data BKPSDM Ungkap Fakta: Perceraian ASN Naik Tajam
Kekhawatiran Fadly Amran bukan tanpa alasan. Berdasarkan data terbaru Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) Kota Padang, hingga Oktober 2025 tercatat 15 kasus gugatan perceraian yang diajukan oleh ASN perempuan.
Jumlah itu naik signifikan dibanding tahun sebelumnya, yang hanya mencatat 11 kasus sepanjang 2024. Meski secara persentase terlihat kecil, peningkatan ini dinilai mengkhawatirkan karena menggambarkan tren yang terus menanjak dari tahun ke tahun.
Seorang pejabat di BKPSDM (yang enggan disebutkan namanya) menyebutkan bahwa mayoritas kasus perceraian terjadi pada ASN muda dengan masa kerja di bawah 10 tahun. Faktor utama yang memicu perceraian antara lain masalah ekonomi, ketidakcocokan karakter, dan perselingkuhan digital — terutama yang bermula dari media sosial.
“Dulu perceraian banyak karena faktor ekonomi, sekarang banyak yang berawal dari chat di medsos. Dari situ timbul konflik yang akhirnya berujung gugatan,” ungkapnya.
Solusi Sederhana namun Bermakna: “Tepuk Sakinah”
Untuk mengatasi meningkatnya angka perceraian, Fadly Amran mengajak masyarakat untuk menerapkan inovasi sederhana namun sarat makna yang diperkenalkan oleh Kementerian Agama RI, yakni “Tepuk Sakinah.”
Sekilas terdengar seperti permainan anak-anak, namun di balik kesederhanaannya, Tepuk Sakinah mengandung filosofi mendalam tentang keharmonisan rumah tangga.
Tepuk Sakinah adalah permainan tepuk tangan yang dipadukan dengan syair lima pilar keluarga sakinah, yaitu: Sakinah (ketenangan), Mawaddah (cinta kasih), Rahmah (kasih sayang), Amanah (kepercayaan), dan Ihsan (kebaikan).
Konsepnya menyerupai “tepuk pramuka” atau “tepuk semangat” yang familiar di kalangan keluarga dan anak-anak. Dengan cara yang ringan, permainan ini mengajarkan nilai moral dan spiritual dalam menjaga keharmonisan keluarga.
“Tepuk Sakinah bisa jadi aktivitas ringan tapi bermakna. Kalau dilakukan bersama keluarga, suasana di rumah akan lebih hangat dan harmonis. Itu juga bentuk komunikasi positif antara orangtua dan anak,” jelas Fadly.
Permainan ini kini bisa dipelajari melalui berbagai platform digital, termasuk YouTube, dengan lirik yang sederhana, ritmis, dan mudah diingat. Kemenag RI berharap kegiatan ini bisa menjadi simbol kebersamaan dan pengingat nilai-nilai keluarga sakinah di tengah arus modernisasi.
Menjaga Generasi Emas dari Luka Rumah Tangga
Lebih jauh, Fadly menekankan bahwa menjaga keharmonisan keluarga bukan semata demi pasangan, tetapi juga demi masa depan anak-anak generasi penerus bangsa.
“Keharmonisan keluarga itu penting supaya generasi emas kita benar-benar tumbuh di rumah yang nyaman dan harmonis. Kalau rumahnya retak, anak-anak kehilangan arah,” ujarnya.
Ia pun mengajak seluruh ASN dan masyarakat Kota Padang untuk memperkuat komunikasi, memperbanyak waktu bersama keluarga, dan menjadikan rumah sebagai tempat istirahat batin, bukan sumber stres.
Seruan untuk ASN dan Masyarakat Umum
Di akhir pesannya, Fadly menegaskan bahwa pemerintah tidak bisa bekerja sendiri. Diperlukan kesadaran dari setiap individu untuk menjaga keluarga masing-masing, sebab keharmonisan rumah tangga berkontribusi langsung terhadap stabilitas sosial dan kinerja pemerintahan.
“ASN adalah panutan di tengah masyarakat. Kalau keluarga ASN saja tidak harmonis, bagaimana masyarakat bisa meneladani?” ujar Wako dengan nada tegas.
Fadly berharap melalui berbagai pendekatan baik program pembinaan keluarga, kegiatan sosial, maupun edukasi seperti “Tepuk Sakinah” angka perceraian di Kota Padang bisa ditekan, dan masyarakat semakin menyadari bahwa rumah tangga bukan sekadar ikatan, melainkan perjuangan menjaga cinta agar tetap utuh.
(Mond)
#Perceraian #Padang