Waria Ditemukan Tewas dengan 78 Luka Tusuk, Dua Pelaku Masih Duduk di Bangku SMP
Seorang waria ditemukan tewas dengan 78 luka tusuk serta sayatan di sekujur tubuh di dalam sebuah salon miliknya di Pesawaran, Lampung.
D'On, Pesawaran, Lampung – Warga Kabupaten Pesawaran digemparkan oleh penemuan mayat seorang waria bernama Dainuro (41), pemilik sebuah salon sederhana di daerah Kedondong. Ia ditemukan tewas dengan kondisi mengenaskan: tubuh penuh luka tusuk dan sayatan, total mencapai 78 luka, hingga alat kelaminnya mengalami mutilasi.
Peristiwa ini bukan hanya mengejutkan karena kekejamannya, tetapi juga karena identitas pelakunya. Polisi menetapkan dua remaja SMP, masing-masing berusia 15 dan 14 tahun, sebagai tersangka utama pembunuhan keji tersebut.
Kronologi Penemuan Jasad
Sabtu malam, 30 Agustus 2025, warga sekitar masih melihat Dainuro sibuk merapikan salon miliknya. Namun, keesokan harinya, Minggu (31/8) sekitar pukul 08.00 WIB, suasana berubah mencekam. Saat beberapa tetangga datang, pintu salon tidak terkunci. Begitu dibuka, mereka menemukan tubuh Dainuro tergeletak bersimbah darah.
“Tubuh korban penuh luka tusuk, mulai dari kepala, tangan, hingga dada. Jumlahnya mencapai 78 luka, sangat brutal,” ungkap Kasatreskrim Polres Pesawaran, Iptu Pande Putu Yoga Mahendra, dalam konferensi pers, Selasa (2/9).
Selain luka, polisi menemukan alat kelamin korban dalam kondisi telah dipotong, serta cairan berwarna bening yang diduga sperma. Fakta ini semakin memperkuat dugaan bahwa pembunuhan dilakukan dengan perencanaan dan motif yang lebih kompleks daripada sekadar kriminal spontan.
Barang Bukti yang Menguatkan
Dalam olah TKP, tim Inafis Satreskrim Polres Pesawaran menyita dua senjata tajam: sebila pisau dapur dan sebilah golok yang diduga digunakan untuk menghabisi nyawa korban. Kedua senjata itu masih berlumur darah ketika ditemukan.
Selain itu, polisi juga mengamankan pakaian para pelaku yang diduga dipenuhi bercak darah. Semua barang bukti kini diamankan di Mapolres Pesawaran sebagai bagian dari pengusutan.
Penangkapan Dua Pelaku Muda
Tak butuh waktu lama bagi polisi untuk mengungkap pelaku. Tim Tekab 308 Polres Pesawaran bersama jajaran Polsek Kedondong bergerak cepat setelah mengumpulkan keterangan saksi dan barang bukti.
Pada Minggu siang (31/8), remaja berinisial RO (14) ditangkap di rumah orang tuanya. Beberapa jam kemudian, rekannya, DA (15), berhasil diamankan di kediaman neneknya.
“Keduanya langsung digiring ke Mapolres Pesawaran. Mengingat mereka masih di bawah umur, penyidikan melibatkan Balai Pemasyarakatan,” jelas Iptu Pande.
Masih Diselidiki, Apa Motifnya?
Hingga kini, penyidik masih mendalami motif di balik pembunuhan sadis tersebut. Fakta bahwa pelakunya adalah dua pelajar SMP membuat kasus ini semakin rumit dan tragis.
Polisi belum mengungkap secara detail apa yang melatarbelakangi keduanya tega menghabisi nyawa Dainuro dengan cara keji. Namun, beberapa kemungkinan masih terbuka, mulai dari faktor ekonomi, dendam pribadi, hingga dugaan adanya unsur pelecehan seksual.
“Penyidik masih menggali keterangan dari kedua pelaku. Semua masih dalam proses, nanti akan kami sampaikan hasil lengkapnya,” tutur Pande.
Duka Warga dan Potret Kelam Remaja
Kematian Dainuro meninggalkan duka mendalam bagi warga sekitar. Sosoknya dikenal ramah, terbuka, dan kerap membantu tetangga. Banyak warga tak menyangka bahwa salon kecil tempatnya mencari nafkah justru menjadi lokasi terakhirnya meregang nyawa.
“Korban baik orangnya, sering bercanda sama warga. Kami kaget dengar dia dibunuh, apalagi pelakunya anak-anak,” ujar salah satu warga yang enggan disebutkan namanya.
Kasus ini juga memunculkan pertanyaan besar tentang kondisi psikologis remaja zaman sekarang. Bagaimana mungkin dua anak yang seharusnya masih sibuk belajar di bangku SMP justru tega merencanakan dan melakukan pembunuhan sadis.
Polisi Janjikan Proses Hukum Tegas
Meski pelaku masih di bawah umur, polisi menegaskan bahwa kasus ini akan diproses sesuai hukum yang berlaku. Prosedur khusus untuk anak akan diterapkan, tetapi pihak berwenang menekankan bahwa brutalitas kasus ini tak bisa dianggap sepele.
“Proses hukum tetap berjalan. Ada mekanisme peradilan anak, tapi kami tidak menutup mata dengan beratnya kejahatan yang dilakukan,” tegas Iptu Pande.
Kasus pembunuhan Dainuro menjadi salah satu tragedi paling memilukan di Pesawaran tahun ini. Selain menyingkap kekejaman di luar nalar, kasus ini sekaligus menjadi alarm keras tentang krisis moral dan psikologis yang tengah menghantui generasi muda.
Kini, masyarakat menanti jawaban: apa sebenarnya yang membuat dua remaja SMP tega melakukan pembunuhan dengan 78 tusukan terhadap seorang waria yang dikenal ramah di lingkungannya?
(Mond)
#Pembunuhan #Kriminal #WariaDibunuhAnakSMP #Waria