Timnas Indonesia Tertahan Lebanon: Dominasi Tak Berbuah Gol, Garuda Gagal Lanjutkan Tren Positif

Pemain Timnas Indonesia Miliano Jonathans berebut bola dengan pemain Timnas Lebanon Mohamad Haidar pada pertandingan FIFA Matchday di Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya, Jawa Timur, Senin (8/9/2025).
D'On, Surabaya – Harapan Timnas Indonesia untuk melanjutkan tren kemenangan di laga FIFA Matchday harus tertahan. Bermain di hadapan puluhan ribu pendukung di Stadion Gelora Bung Tomo (GBT), Surabaya, Senin (8/9) malam WIB, skuad Garuda hanya mampu bermain imbang 0-0 melawan Lebanon.
Hasil ini terasa sedikit mengecewakan, mengingat pada laga sebelumnya Indonesia tampil begitu perkasa dengan kemenangan telak 6-0 atas Taiwan. Duel kontra Lebanon yang digadang-gadang menjadi ujian sesungguhnya menjelang putaran keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia pada Oktober mendatang, justru menjadi ajang uji kesabaran bagi tim asuhan Shin Tae-yong.
Starting XI Indonesia vs Lebanon
Indonesia: Emil Audero; Kevin Diks, Jay Idzes, Calvin Verdonk, Yakob Sayuri; Joey Pelupessy, Stefano Lilipaly, Ricky Kambuaya; Dean James Mauro Zijlstra, Miliano Jonathans.
Lebanon: Mostafa Matar; Hussein Sharafeddine, Hussein Zein, Khalil Khamis, Khoder Khaled; Mohamad Safwan, Walid Shour, Mohamad Haidar, Ahmed Kheir; Karim Darwich, Ramy Najjarine.
Babak Pertama: Dominasi Garuda, Pertahanan Lebanon Tangguh
Sejak peluit pertama, Timnas Indonesia langsung mengambil inisiatif serangan. Kombinasi Kevin Diks, Jay Idzes, dan Calvin Verdonk di lini belakang membuat transisi bola berjalan mulus ke lini tengah. Namun, kokohnya blok pertahanan Lebanon membuat serangan demi serangan Garuda terhenti di sepertiga akhir lapangan.
Pada 15 menit pertama, Indonesia hampir sepenuhnya menguasai bola. Tekanan lewat Miliano Jonathans di sisi kanan dan Dean James di kiri berulang kali membuat bek Lebanon kerepotan. Sayangnya, tidak ada peluang yang benar-benar mengancam gawang Mostafa Matar.
Situasi memanas pada pertengahan babak pertama ketika Miliano Jonathans dilanggar keras oleh salah satu pemain Lebanon. Insiden itu memicu ketegangan antar pemain, bahkan sempat terjadi adu mulut dan dorong-dorongan. Wasit dengan sigap melerai, tetapi tensi pertandingan naik signifikan setelah momen tersebut.
Meski terus menekan, kreativitas Indonesia masih buntu. Ricky Kambuaya dan Lilipaly yang berperan sebagai pengatur serangan belum mampu membongkar pertahanan rapat Lebanon. Tim tamu sendiri lebih memilih bermain aman dengan strategi long ball, mengandalkan kecepatan Karim Darwich dan Ramy Najjarine.
Peluit turun minum berbunyi, skor kacamata 0-0 bertahan hingga jeda.
Babak Kedua: Peluang Emas Terbuang, Garuda Kehabisan Waktu
Memasuki babak kedua, justru Lebanon mencoba mengejutkan. Pada menit awal, Karim Darwich mendapatkan peluang emas usai lepas dari kawalan. Beruntung, Emil Audero tampil sigap dengan menepis tembakan kerasnya.
Indonesia langsung merespons. Mauro Zijlstra dan Stefano Lilipaly mendapat dua peluang emas beruntun, tetapi keduanya gagal memanfaatkan kesempatan untuk membuka keunggulan. Lilipaly yang berpengalaman terlihat frustrasi setelah tembakannya melenceng tipis dari gawang.
Shin Tae-yong terus menginstruksikan anak asuhnya untuk menggempur dari kedua sisi sayap. Miliano Jonathans dan Dean James jadi tumpuan serangan, namun crossing mereka kerap dipatahkan bek Lebanon yang disiplin menjaga kotak penalti.
Seiring waktu berjalan, tekanan makin besar di kubu Garuda. Tendangan bebas, sepak pojok, hingga serangan terbuka dilakukan. Namun, barisan pertahanan Lebanon yang dikawal Khalil Khamis tampil kokoh hingga menit-menit akhir.
Jelang peluit panjang, pertandingan kembali memanas. Beberapa pemain Lebanon mencoba mengulur waktu, membuat pemain Indonesia terpancing emosi. Adu mulut dan kericuhan kecil kembali pecah, memperlihatkan betapa tingginya tensi laga ini.
Akhirnya, setelah 90 menit penuh dominasi Indonesia tanpa gol, wasit meniup peluit panjang. Skor 0-0 bertahan hingga usai.
Analisis Pertandingan: Dominasi Tanpa Gol
Statistik mencatat, Indonesia menguasai lebih dari 65% penguasaan bola dan menciptakan sejumlah peluang berbahaya. Namun, buruknya penyelesaian akhir menjadi masalah utama. Absennya striker murni yang bisa memanfaatkan umpan-umpan dari sayap terlihat jelas dalam laga ini.
Lebanon sendiri datang bukan untuk bermain indah, melainkan untuk bertahan dan mencuri kesempatan. Strategi mereka berhasil: membuat frustrasi lini serang Indonesia, menjaga kedisiplinan di belakang, dan pulang dengan hasil imbang.
Apa Selanjutnya untuk Garuda?
Meski gagal meraih kemenangan, laga ini memberi banyak pelajaran penting. Shin Tae-yong perlu segera membenahi lini depan, terutama dalam hal kreativitas dan penyelesaian akhir. Uji coba ini memang bukan tentang hasil, melainkan kesiapan menghadapi lawan-lawan berat di putaran keempat Kualifikasi Piala Dunia nanti.
Publik tentu berharap skuad Garuda mampu tampil lebih tajam pada laga resmi berikutnya. Sebab, dominasi tanpa gol seperti ini tidak akan cukup ketika berhadapan dengan tim-tim kuat Asia pada Oktober mendatang.
(Mond)
#Sepakbola #Olahraga #TimnasIndonesia