Terungkap Motif Tragis di Balik Pembunuhan Mahasiswi di Indekos: Cemburu Buta Seorang Remaja 16 Tahun Berujung Maut
Ilustrasi
D'On, Jakarta Timur – Warga Jalan H. Yusin, Gang Muchtar, Ciracas, Jakarta Timur, dikejutkan oleh temuan mayat seorang mahasiswi berusia 23 tahun berinisial IM, yang ditemukan tewas mengenaskan di dalam kamar indekosnya. Yang lebih mengejutkan, pelakunya ternyata adalah kekasihnya sendiri, seorang remaja berinisial FF yang baru berusia 16 tahun.
Kasus ini bukan hanya menyoroti sisi gelap hubungan asmara remaja, tetapi juga mengungkap bagaimana rasa cemburu buta dapat berubah menjadi tragedi yang merenggut nyawa.
Awal Pertengkaran: Cemburu Liar yang Membara di Malam Hari
Kapolsek Ciracas, Kompol Rohmad Supriyanto, menjelaskan peristiwa itu bermula pada Kamis (11/9/2025) malam sekitar pukul 23.45 WIB. FF mendatangi indekos korban dengan emosi yang sudah memuncak.
“Pelaku datang dengan perasaan marah karena cemburu melihat korban berhubungan dengan laki-laki lain. Pertengkaran pun tidak bisa dihindari,” ungkap Rohmad, Senin (15/9/2025).
Cekcok mulut yang awalnya hanya adu argumen berubah menjadi aksi brutal. Remaja itu menghajar IM tanpa ampun hingga tubuh korban lemas tak berdaya. Di tengah amarahnya, FF tidak menghiraukan jeritan korban. IM bahkan sempat berteriak memanggil temannya, Yasmin, yang ada di kos tersebut. Namun setelah pelaku keluar kamar, Yasmin hanya bisa menutup pintu dari luar—tak menyangka jika sahabatnya sudah kritis.
Jumat Pagi: Pelaku Kembali dan Berusaha Menyamarkan Kematian
Keesokan harinya, Jumat (12/9/2025) sekitar pukul 11.00 WIB, FF kembali datang ke indekos. Di dalam kamar, tubuh IM sudah kaku dan tak lagi bergerak. Bukannya panik atau menyesal, pelaku justru berusaha menyamarkan kematian korban.
“Pelaku memindahkan posisi kepala korban dan menutupinya dengan selimut agar terlihat seperti sedang tidur,” jelas Kompol Rohmad.
Aksi dingin seorang remaja ini membuat kasus semakin mengerikan. Ia mencoba menutupi jejak, seolah tak ada yang terjadi. Namun bau kebusukan kebenaran terlalu kuat untuk disembunyikan.
Penangkapan Dini Hari: Polisi Gerak Cepat
Setelah penyelidikan intensif, polisi berhasil melacak keberadaan FF. Pada Sabtu (13/9/2025) dini hari, aparat meringkus pelaku di rumahnya di kawasan Makasar, Jakarta Timur.
“Ketika diinterogasi, pelaku tidak bisa mengelak. Ia mengakui seluruh perbuatannya,” terang Rohmad.
Kini, remaja 16 tahun itu diproses dengan status Anak Berhadapan dengan Hukum (ABH). Penanganan dilakukan oleh Unit Pelayanan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Metro Jakarta Timur dengan pendampingan orang tua pelaku.
Korban: Mahasiswi Rantau dengan Cita-Cita Tinggi
IM bukan sekadar angka dalam catatan kriminal. Ia adalah mahasiswi asal Manggarai, Nusa Tenggara Timur, yang merantau ke Jakarta demi mengejar pendidikan tinggi dan mengubah nasib keluarga.
Namun, langkahnya terhenti tragis di tangan orang yang justru seharusnya melindunginya. Potret dirinya kini hanya tinggal kenangan, meninggalkan luka mendalam bagi keluarga dan kerabat yang jauh di kampung halaman.
Jenazahnya dibawa ke RS Polri Kramat Jati untuk autopsi, memastikan penyebab pasti kematian akibat penganiayaan yang dilakukan sang kekasih.
Viral di Media Sosial: Tangisan Warga, Kantong Jenazah Oranye
Tragedi ini kian menyita perhatian publik setelah akun Instagram @info.jakartatimur mengunggah rekaman video evakuasi. Dalam video itu terlihat petugas kepolisian bersama warga mengangkat kantong jenazah oranye dari dalam indekos. Suasana mencekam bercampur haru, meninggalkan pertanyaan besar: bagaimana mungkin seorang remaja tega menghabisi nyawa pacarnya sendiri?
Polisi Dalami Motif dan Kondisi Psikologis Pelaku
Meski FF sudah mengakui perbuatannya, polisi masih terus mendalami motif sebenarnya. Cemburu memang disebut sebagai pemicu, tetapi penyidik tak menutup kemungkinan ada faktor lain, termasuk kondisi psikologis pelaku yang masih di bawah umur.
“Kasus ini masih dalam pemeriksaan lebih lanjut. Kami juga melibatkan psikolog anak untuk mendampingi proses penyidikan,” tambah Rohmad.
Catatan Kelam: Cinta Remaja Berujung Maut
Kasus ini menjadi tamparan keras bagi masyarakat, terutama orang tua dan lingkungan sekitar. Hubungan asmara remaja, yang seharusnya berjalan sehat, bisa berubah menjadi tragedi ketika tidak dibekali dengan pengendalian emosi, kedewasaan berpikir, dan bimbingan yang cukup.
Kini, seorang mahasiswi kehilangan masa depannya, sementara seorang remaja harus menghadapi jeratan hukum dan masa depan yang suram akibat keputusan fatalnya.
(B1)
#Pembunuhan #Kriminal