Tawuran Berdarah di Kuranji Padang: Satu Remaja Tewas, Lima Pelaku Bersenjata Tajam Diciduk Polisi
![]() |
Lima Pelaku Terduga Tawuran Ditangkap Tim Klewang Polresta Padang (Dok: Polresta Padang) |
D'On, Padang – Kota Padang kembali diguncang peristiwa mengenaskan. Sabtu (13/9/2025) dini hari, kawasan Pasar Ambacang, Kecamatan Kuranji, berubah menjadi ajang perkelahian brutal antar dua kelompok remaja. Bukan sekadar adu mulut, pertikaian ini melibatkan senjata tajam, terekam kamera, lalu viral di media sosial. Akibatnya, satu remaja meregang nyawa dengan luka parah, sementara lima pelaku berhasil diringkus polisi bersama barang bukti senjata tajam.
Detik-Detik Mencekam dalam Video Viral
Rekaman video yang beredar luas memperlihatkan situasi bak arena perang jalanan. Dua kelompok remaja saling berhadapan, berlari sambil mengayunkan senjata tajam. Suasana penuh teriakan histeris, sementara warga sekitar hanya bisa berteriak dan menjauh.
Yang paling menyayat hati, seorang pemuda berjaket merah tampak terjatuh dan langsung menjadi sasaran amukan kelompok lawan. Ia dipukul menggunakan kayu, dihantam berulang kali, lalu ditebas dengan senjata tajam tanpa ampun. Tak ada yang berani melerai, bahkan sebagian justru sibuk merekam.
Korban sempat dilarikan ke rumah sakit, namun luka bacokan di tubuhnya terlalu parah. Ia akhirnya menghembuskan napas terakhir setelah perjuangan medis tak lagi mampu menolong.
Polisi Bergerak Cepat, 5 Remaja Diringkus
Tragedi itu sontak menggegerkan publik. Jajaran Satreskrim Polresta Padang langsung bergerak cepat. Tim yang dipimpin Kompol Muhammad Yasin melakukan pengejaran intensif. Hanya dalam hitungan jam, lima remaja berhasil diciduk di kawasan Bypass Ketaping, Kecamatan Kuranji.
Saat ditangkap, kelimanya tak mampu berkelit. Polisi mendapati sejumlah senjata tajam yang masih disimpan pelaku. Fakta mengejutkan, empat dari lima pelaku ternyata masih berstatus anak di bawah umur, sementara satu lainnya sudah dewasa.
“Lima pelaku sudah kami amankan. Saat ini mereka menjalani pemeriksaan lebih lanjut. Satu pelaku lain masih buron, identitasnya sudah kami kantongi,” ujar Kompol Yasin dengan tegas.
Ancaman Hukuman Berat Menanti
Aksi barbar ini tidak bisa dianggap kenakalan biasa. Polisi menegaskan, para pelaku akan dijerat dengan pasal penganiayaan secara bersama-sama yang mengakibatkan kematian. Ancaman hukumannya berat, bahkan bisa membuat masa depan para pelaku berakhir di balik jeruji besi.
“Ini sudah masuk ranah kriminal serius. Kami pastikan kasus ini diproses sesuai hukum yang berlaku,” tegas Yasin.
Luka Sosial yang Menganga
Tawuran di Pasar Ambacang ini bukan insiden pertama. Dalam beberapa bulan terakhir, Kota Padang berkali-kali diguncang kasus serupa. Motifnya sepele: saling ejek, tantang-menatang lewat media sosial, hingga gengsi antar kelompok. Namun akibatnya fatal: korban luka, bahkan nyawa melayang.
Fenomena ini memperlihatkan betapa rapuhnya generasi muda jika tak mendapat pengawasan serius. Mereka seakan kehilangan arah, mencari jati diri dengan cara salah: unjuk kekuatan di jalanan dengan senjata tajam di tangan.
Seorang warga yang menyaksikan kejadian, menuturkan dengan getir:
“Anak-anak sekarang lebih takut dianggap pengecut daripada takut masuk penjara atau mati. Tawuran bagi mereka semacam ajang gengsi. Tapi siapa yang rugi? Orang tua, keluarga, masyarakat. Nyawa melayang hanya karena ego remaja.”
Alarm Keras untuk Kota Padang
Kematian seorang remaja di Kuranji menjadi alarm keras bagi semua pihak: orang tua, sekolah, aparat, bahkan pemerintah. Tawuran bukan lagi sekadar "nakal remaja", melainkan sudah menjelma jadi kriminalitas terorganisir dalam lingkup kecil.
Tanpa pencegahan serius, kasus seperti ini akan terus berulang, merenggut generasi muda satu per satu. Orang tua harus kembali mengawasi ketat pergaulan anak, sekolah wajib lebih tegas mendidik, sementara aparat mesti konsisten menindak tegas tanpa pandang bulu.
Peristiwa berdarah di Pasar Ambacang ini menyisakan duka mendalam. Seorang remaja harus kehilangan nyawa di usia belia, sementara lima lainnya kini harus berhadapan dengan jeruji besi. Semua bermula dari ego, berakhir dengan tragedi.
Padang sekali lagi dipaksa bercermin: sampai kapan anak-anak kita harus menjadi korban budaya kekerasan jalanan?
(Mond)
#Tawuran #Padang #Peristiwa