Breaking News

Ribuan Mawar di Monas: Aksi Damai Ojol yang Menyejukkan Hati

Ribuan Ojol Bagikan Mawar Untuk Anggota TNI-Polri (Dok: Ist)

D'On, Jakarta
- Jakarta sering dikenal dengan hiruk-pikuk, kemacetan, dan tensi sosial yang mudah memanas. Namun, Selasa (2/9) siang, suasana berbeda terasa di sekitar kawasan Monas, Jakarta Pusat. Ribuan pengemudi ojek online (ojol) menggelar aksi yang tak biasa alih-alih teriakan lantang atau demonstrasi berujung bentrok, mereka justru membagikan
dua ribu bunga mawar kepada anggota TNI dan Polri yang berjaga.

Bunga-bunga itu putih dan pink terulur dari tangan para pengemudi berseragam hijau khas ojol, menuju petugas berseragam loreng dan cokelat. Senyum mengembang, tangan saling berjabat, dan sejenak, Jakarta yang penuh riuh terasa teduh.

Simbol Perdamaian di Jalan Raya

Di balik bunga-bunga itu, tersimpan makna mendalam. Mpok Erna, Humas organisasi ojol URC Bergerak, menjelaskan filosofi di balik pemilihan warna mawar.

“Simbolnya, ada mawar putih dan mawar pink. Mawar putih melambangkan kami tidak mau terprovokasi. Kami ingin tetap suci, bukan dalam arti negatif, tapi suci dari hasutan. Sedangkan mawar pink menyatakan kami cinta damai, karena kami menggantungkan hidup di jalan raya,” ujar Erna dengan suara bergetar penuh semangat.

Makna sederhana tapi kuat itu menjadi pesan bagi semua: ojol bukan hanya pengendara di jalan, melainkan bagian dari denyut nadi kehidupan kota yang merindukan kedamaian.

Menolak Provokasi, Menjaga Solidaritas

Tak bisa dipungkiri, aksi massa kerap menjadi sasaran empuk bagi provokator. Namun, komunitas ojol belajar dari berbagai pengalaman sebelumnya. Panitia aksi pun melakukan pendataan ketat.

“Kalau untuk kami, driver online, pencegahan provokator penting. Jadi yang ikut aksi hanya mereka yang benar-benar terdaftar resmi di aplikasi. Kami sudah lakukan registrasi dan verifikasi akun,” jelas Erna.

Langkah ini bukan hanya soal teknis, tapi juga cermin keseriusan para ojol menjaga nama baik komunitasnya. Mereka ingin dunia melihat: ojol bisa bersuara tanpa harus gaduh, bisa menyampaikan pesan tanpa harus anarkis.

Jakarta yang Teduh, Meski Hanya Sejenak

Sekitar pukul 13.50 WIB, massa ojol mulai memadati kawasan IRTI Monas. Petugas gabungan TNI-Polri tampak berjaga, bukan dengan wajah tegang, melainkan menyambut ramah. Saat jarum jam mendekati pukul 14.30 WIB, barisan pengemudi mulai berjalan kaki mengelilingi Monas, melewati Balai Kota, hingga Pintu Barat Monas.

Bunga demi bunga berpindah tangan. Sebagian petugas menerima dengan tersenyum, bahkan ada yang membalas dengan salam hormat. Di tengah panasnya aspal Jakarta, kehangatan itu terasa sejuk.

Apresiasi dari Aparat

Kapolsek Metro Gambir, Kompol Rezeki Revi Respati, tak menutupi rasa kagumnya atas inisiatif tersebut.

“Saya sampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Ojol. Ini momentum yang sangat positif untuk mempererat bangsa dan negara kesatuan Republik Indonesia. Damai itu harga mati,” tegasnya.

Bagi aparat, aksi damai ini bukan sekadar seremoni, melainkan wujud nyata bahwa masyarakat bisa menyalurkan aspirasi dengan cara yang beradab dan penuh makna.

Lebih dari Sekadar Bunga

Mawar-mewar itu mungkin akan layu esok hari. Namun, pesan yang dibawanya akan tetap hidup lebih lama: pesan persatuan, perdamaian, dan solidaritas. Para pengemudi ojol mengajarkan bahwa suara rakyat bisa disampaikan dengan kelembutan, bahkan lewat kelopak bunga.

Di tengah seringnya kita menyaksikan bentrokan antara aparat dan massa, pemandangan di Monas hari itu ibarat oase. Jakarta, meski hanya sejenak, bernafas lebih lega.

Karena pada akhirnya, seperti mawar yang mekar di antara lalu lintas kota, kedamaian selalu punya ruang untuk tumbuh asal kita mau merawatnya.

(Mond)

#Ojol #AksiDamai #Nasional