Nadiem Ditahan, Hotman Paris Tantang Kejagung Gelar Perkara di Istana Negara
Hotman Paris (kanan) kuasa hukum Nadiem Makarim (tengah) ingin agar gelar perkara dugaan korupsi pengadaan laptop Google Chromebook dilakukan di Istana. (ANTARA/Bayu Pratama S)
D'On, Jakarta – Penahanan mantan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim oleh Kejaksaan Agung (Kejagung) dalam kasus dugaan korupsi pengadaan laptop Google Chromebook, menuai babak baru yang kian panas. Kali ini, kuasa hukum Nadiem, Hotman Paris Hutapea, melontarkan pernyataan mengejutkan yang langsung menyita perhatian publik.
Lewat unggahan di media sosial pribadinya pada Kamis (4/9/2025), pengacara kondang yang dikenal dengan gaya bicara blak-blakan itu menantang Kejagung untuk menggelar perkara secara terbuka, bahkan di Istana Negara, dengan disaksikan langsung oleh Presiden Prabowo Subianto.
“Bapak Prabowo, Presiden Republik Indonesia, kalau bapak memang benar mau menegakkan keadilan, tolong panggil kejaksaan dan saya sebagai kuasa hukum Nadiem Makarim. Gelar perkaranya di Istana dan saya akan buktikan,” ujar Hotman dengan nada penuh keyakinan.
Tiga Poin Utama Pembelaan
Hotman menegaskan, ada tiga hal pokok yang menurutnya bisa menjadi kunci pembuktian di hadapan Presiden:
- Nadiem Makarim tidak menerima uang sepeser pun dari proyek pengadaan laptop.
- Tidak ada praktik mark up harga dalam pengadaan Chromebook yang menjadi sorotan publik.
- Tidak ada pihak yang diperkaya secara melawan hukum dalam proyek tersebut.
Dengan penuh percaya diri, Hotman bahkan menyatakan hanya memerlukan waktu singkat untuk membuktikan semua poin itu.
“Sekali lagi saya hanya butuh waktu 10 menit untuk membuktikan hal itu di depan Bapak Prabowo yang pernah jadi klien saya selama 25 tahun,” ujarnya, menyelipkan catatan hubungan personalnya dengan Presiden.
Seruan Keadilan di Tengah Sorotan Publik
Pernyataan Hotman ini seketika menjadi perbincangan hangat di ruang publik. Pasalnya, tantangan agar perkara hukum digelar di Istana Negara bukanlah hal biasa. Biasanya, proses gelar perkara hanya berlangsung di internal penegak hukum, bukan di ranah simbol negara.
Hotman menyadari dampak besar dari seruannya, namun ia menegaskan bahwa langkah itu perlu untuk membuktikan bahwa hukum benar-benar ditegakkan secara transparan di hadapan rakyat.
“Seluruh masyarakat Indonesia ingin agar hukum ditegakkan. Inilah saatnya. Saya akan membuktikan bahwa Nadiem Makarim tidak melakukan tindak pidana korupsi. Tetapi kenapa dia ditahan?” tegas Hotman.
Ia menutup pernyataannya dengan mengingatkan publik bahwa dirinya pernah memberikan bantuan hukum kepada Presiden Prabowo.
“Tolong perkaranya digelar di Istana, salam dari Hotman Paris yang pernah memberikan bantuan hukum kepada Pak Prabowo tanpa noda setitik pun,” pungkasnya.
Latar Belakang Kasus Chromebook
Kasus dugaan korupsi pengadaan laptop Chromebook bermula dari program digitalisasi sekolah yang digagas Kemendikbudristek pada era kepemimpinan Nadiem Makarim. Program yang bertujuan memperluas akses pendidikan berbasis teknologi itu, justru diduga sarat penyimpangan.
Kejagung menuding adanya praktik mark up harga hingga pengadaan yang tidak sesuai spesifikasi. Namun, pembelaan dari pihak Nadiem menyatakan bahwa semua mekanisme telah melalui prosedur resmi, termasuk audit dari lembaga keuangan negara.
Penahanan Nadiem pun menimbulkan pro dan kontra di masyarakat. Sebagian menilai langkah Kejagung sebagai bagian dari penegakan hukum, sementara sebagian lain mempertanyakan motif di balik penetapan tersangka terhadap tokoh muda yang sebelumnya dikenal sebagai pendiri Gojek itu.
Publik Menanti Respons Istana
Kini, bola panas pernyataan Hotman Paris bergulir ke Istana. Publik menantikan apakah Presiden Prabowo akan merespons tantangan tersebut, atau tetap menyerahkan sepenuhnya kepada Kejagung.
Yang jelas, drama hukum ini bukan hanya menyangkut nasib seorang mantan menteri, tetapi juga menyentuh isu besar: transparansi, integritas, dan arah penegakan hukum di era pemerintahan baru.
(B1)
#NadiemMakarim #Korupsi #KorupsiChromebook #HotmanParis #Kejagung