Digerebek Warga, Dua Guru SMP Diduga Selingkuh: Bau Keringat di Kasur Jadi Bukti
Ilustrasi Perselingkuhan
D'On, Kendal – Suasana tenang di Desa Botomulyo, Kecamatan Cepiring, Kabupaten Kendal, mendadak geger pada Sabtu (6/9/2025) siang. Warga berbondong-bondong menuju sebuah rumah yang sudah lama tak ditempati. Di dalam rumah itu, mereka mendapati dua sosok yang tak asing: seorang guru Bimbingan Konseling (BK) berinisial YPK, dan seorang guru olahraga berinisial HT, yang sama-sama mengajar di SMP Negeri 4 Cepiring.
Dugaan perselingkuhan pun langsung menyeruak. Warga yang sudah lama mencurigai hubungan keduanya akhirnya melakukan penggerebekan setelah mendapat izin dari suami YPK, EHS.
Awal Kecurigaan Warga
Menurut penuturan EHS, warga memang sudah sejak lama melihat gelagat mencurigakan dari sang istri. YPK kerap terlihat menerima tamu laki-laki di rumah tersebut. Kesabaran warga pun akhirnya habis, hingga mereka menghubungi EHS yang saat itu sedang berada di Yogyakarta.
“Saya ditelepon warga, mereka minta izin untuk menggerebek. Katanya istri saya sering membawa laki-laki ke rumah. Saya jawab, silakan saja, monggo,” ungkap EHS, Senin (8/9/2025).
Ketika penggerebekan dilakukan, warga mendapati YPK dan HT berada di dalam rumah. Tidak hanya itu, warga juga mencium bau keringat menyengat pada sprei di kamar yang seharusnya sudah lama tak digunakan. Hal itulah yang membuat warga semakin yakin bahwa keduanya baru saja melakukan perbuatan yang tidak pantas.
“Pas masuk kamar, spreinya tercium bau keringat. Padahal rumah itu sudah lama kosong,” tutur EHS.
Rumah Tangga Retak, Kunci Diganti Istri
Kisah rumah tangga EHS dan YPK memang sudah lama tidak harmonis. Menurut pengakuan EHS, dirinya sudah tiga bulan terakhir tidak bisa kembali ke rumah di Desa Botomulyo karena kunci rumah diganti istrinya.
“Biasanya saya kerja di Temanggung, dua-tiga hari sekali pulang. Tapi sejak kunci diganti, saya pulangnya ke Yogyakarta,” jelasnya.
Lebih jauh, EHS mengungkapkan bahwa istrinya sempat mengajukan gugatan cerai pada Mei 2025. Alasan yang diajukan adalah EHS dituduh tidak menafkahi dan meninggalkan rumah selama enam bulan. Namun, gugatan itu ditolak pengadilan karena tuduhan tidak terbukti.
“Istri saya menuduh saya tidak menafkahi. Padahal saya tetap mengirimkan uang. Pengadilan menolak gugatannya, tapi katanya dia mau ajukan lagi,” beber EHS.
Kisah Lama yang Berulang
Bagi EHS, peristiwa pahit ini bukan pertama kali terjadi. Ia mengaku pernah mengetahui perselingkuhan istrinya dengan orang yang sama pada 2023 lalu. Namun saat itu, hatinya luluh dan ia memilih untuk memaafkan.
“Dulu sudah pernah ketahuan pergi sama laki-laki itu. Katanya pulang sore, ternyata sampai Semarang. Istri saya juga mengaku. Tapi saya maafkan,” kenangnya lirih.
Namun, kebaikan yang diberikan ternyata justru dibalas dengan kekecewaan. YPK kembali menjalin hubungan dengan HT hingga akhirnya kepergok warga.
Langkah Hukum dan Reaksi Sekolah
Tak tinggal diam, EHS pun melaporkan kasus ini ke pihak kepolisian. Ia berharap proses hukum bisa menyingkap kebenaran dari dugaan perselingkuhan istrinya.
“Sudah saya laporkan. Informasinya siang tadi sudah masuk BAP (Berita Acara Pemeriksaan),” kata EHS.
Sementara itu, pihak sekolah tempat keduanya mengajar, SMP Negeri 4 Cepiring, ikut buka suara. Kepala sekolah, Sutrisno, membenarkan bahwa YPK dan HT adalah guru di sekolah tersebut.
“Memang betul mereka guru di sini. Tapi untuk memastikan sejauh mana kebenarannya, kami masih menunggu proses pemeriksaan lebih lanjut. Tadi malam sudah kami panggil untuk konfirmasi,” ujarnya.
Menurut pengakuan YPK dan HT kepada pihak sekolah, keduanya menolak disebut berselingkuh. HT berdalih hanya datang untuk mengantar makanan tasyakuran dan berbincang ringan di ruang tamu.
“Pengakuannya hanya mengantar makanan, ngobrol sebentar. Tapi warga keburu curiga karena pintu rumah tidak dibuka meski diketuk,” jelas Sutrisno.
Ia juga menambahkan bahwa selama ini tidak ada gelagat mencurigakan di sekolah. Hubungan keduanya dianggap wajar seperti layaknya hubungan rekan kerja lainnya.
“Kalau di sekolah, mereka biasa saja. Tidak ada yang istimewa,” tegasnya.
Dua Keluarga yang Tersakiti
Kasus ini tak hanya mengguncang rumah tangga YPK dan EHS, tetapi juga keluarga HT. Pasalnya, HT sendiri diketahui masih memiliki istri sah. Warga pun berharap pihak berwenang dan sekolah bisa bertindak tegas agar peristiwa memalukan ini tidak kembali mencoreng dunia pendidikan.
Kini, baik EHS maupun warga Desa Botomulyo hanya bisa menunggu kelanjutan kasus ini. Namun satu hal yang jelas: kepercayaan yang sempat diberikan EHS pada istrinya telah kembali dikhianati.
(T)
#Perselingkuhan