Fakta Baru Kasus Pemerasan K3: Istri Salah Satu Tersangka Ternyata Pegawai KPK
Juru Bicara atau Jubir KPK Budi Prasetyo
D'On, Jakarta – Kasus dugaan pemerasan dalam pengurusan sertifikat Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker) memasuki babak baru. Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengungkap fakta mengejutkan: salah satu tersangka dalam kasus ini ternyata memiliki ikatan keluarga dengan pegawai di lembaga antirasuah itu sendiri.
Juru Bicara KPK, Budi Prasetyo, membenarkan bahwa istri dari salah satu tersangka merupakan pegawai aktif KPK. Meski demikian, KPK menegaskan tidak akan memberi perlakuan khusus ataupun menghalangi jalannya proses penyidikan.
“Benar, bahwa salah satu pihak yang diamankan, belakangan diketahui merupakan suami salah satu pegawai KPK,” kata Budi saat dikonfirmasi di Jakarta, dikutip dari Antara, Selasa (26/8) malam.
Komitmen Zero Tolerance KPK
Temuan ini sempat menimbulkan tanda tanya besar: apakah keberadaan pegawai KPK sebagai pasangan tersangka akan memengaruhi jalannya penyidikan? Namun, Budi memastikan hal itu tidak akan terjadi.
KPK, kata dia, tetap mengedepankan prinsip zero tolerance terhadap segala bentuk pelanggaran hukum, termasuk jika hal tersebut melibatkan orang-orang di lingkaran internal lembaga antirasuah.
“Hal ini sebagai bentuk sikap zero tolerance KPK terhadap perbuatan melawan hukum,” tegasnya.
Pegawai KPK Sudah Diperiksa, Tak Terlibat
KPK memilih menutup rapat identitas pegawai yang dimaksud. Baik nama maupun unit kerjanya tidak dipublikasikan demi menjaga independensi proses hukum. Namun, Budi memastikan bahwa pegawai tersebut sudah dimintai keterangan.
Dari hasil pemeriksaan sementara, pegawai tersebut tidak terbukti terlibat dalam kasus yang menyeret suaminya.
“Kami akan tetap menerapkan zero tolerance terhadap siapa pun yang kami duga atau ketahui melakukan perbuatan melawan hukum, termasuk terhadap pegawai tersebut jika di kemudian hari ditemukan ada bukti lain,” ujar Budi.
Dengan kata lain, KPK membuka ruang apabila kelak ditemukan fakta baru yang bisa menjerat pegawai itu, namun hingga kini, keterlibatannya masih nihil.
Skandal Besar di Balik Sertifikat K3
Kasus ini bermula dari dugaan praktik pemerasan dalam pengurusan sertifikat K3 di lingkungan Kemenaker. Sertifikat ini sejatinya merupakan dokumen penting yang menjamin standar keselamatan dan kesehatan kerja di berbagai sektor industri.
Namun, alih-alih menjadi instrumen perlindungan tenaga kerja, sertifikat tersebut justru dijadikan lahan bancakan oleh oknum pejabat di Kemenaker dan pihak swasta.
Skema yang terungkap, sertifikat K3 tidak diterbitkan secara transparan. Ada dugaan pungutan liar dan transaksi di balik meja agar perusahaan tertentu bisa lebih cepat atau lebih mudah mendapatkan sertifikat. Inilah yang kemudian menjerat sejumlah pejabat eselon di Kemenaker dan bahkan sampai ke level wakil menteri.
Daftar 11 Tersangka
Pada 22 Agustus 2025, KPK resmi menetapkan 11 orang tersangka. Mereka terdiri dari pejabat aktif Kemenaker, mantan pejabat, pihak swasta, hingga figur publik. Berikut daftar lengkapnya:
- Irvian Bobby Mahendro (IBM) – Koordinator Bidang Kelembagaan dan Personel K3 Kemenaker (2022–2025).
- Gerry Aditya Herwanto Putra (GAH) – Koordinator Bidang Pengujian dan Evaluasi Kompetensi Keselamatan Kerja Kemenaker (2022–sekarang).
- Subhan (SB) – Subkoordinator Keselamatan Kerja Direktorat Bina K3 Kemenaker (2020–2025).
- Anitasari Kusumawati (AK) – Subkoordinator Kemitraan dan Personel Kesehatan Kerja Kemenaker (2020–2025).
- Fahrurozi (FRZ) – Dirjen Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan (Binwasnaker) dan K3 Kemenaker (Maret–Agustus 2025).
- Hery Sutanto (HS) – Direktur Bina Kelembagaan Kemenaker (2021–Februari 2025).
- Sekarsari Kartika Putri (SKP) – Sub-Koordinator di Kemenaker.
- Supriadi (SUP) – Koordinator di Kemenaker.
- Temurila (TEM) – Pihak swasta, PT KEM Indonesia.
- Miki Mahfud (MM) – Pihak swasta, PT KEM Indonesia.
- Immanuel Ebenezer Gerungan (IEG) – Wakil Menteri Ketenagakerjaan.
Nama terakhir, Immanuel Ebenezer, atau yang akrab disapa Noel, menjadi sorotan publik karena kiprahnya sebagai aktivis sekaligus pejabat politik. Penetapan Noel sebagai tersangka memperlihatkan bahwa kasus ini bukan sekadar “mainan” pejabat kelas menengah, melainkan sudah menyentuh lingkaran elit.
Kasus yang Bisa Jadi Test Case Integritas KPK
Terungkapnya fakta bahwa istri salah satu tersangka adalah pegawai KPK menjadi tantangan tersendiri bagi lembaga antirasuah. Publik tentu menunggu bagaimana KPK menjaga independensinya dalam mengusut kasus ini tanpa konflik kepentingan.
Apalagi, kasus K3 ini dianggap sebagai salah satu skandal besar yang membuka borok birokrasi dalam pengelolaan keselamatan kerja di Indonesia.
Jika KPK mampu menuntaskan kasus ini secara transparan dan adil, maka kepercayaan publik terhadap lembaga ini bisa kembali menguat. Sebaliknya, jika ada indikasi permainan, kasus ini justru bisa menjadi pukulan balik bagi citra KPK yang selama beberapa tahun terakhir kerap diragukan independensinya.
Fakta baru keterkaitan keluarga pegawai KPK dengan salah satu tersangka memang mengejutkan, tetapi sejauh ini tidak mengubah jalannya penyidikan. KPK sudah menegaskan sikap tegasnya: tak ada kompromi bagi pelanggaran hukum, sekalipun itu menyangkut orang dalam.
Kasus pemerasan K3 kini bukan hanya sekadar persoalan korupsi di Kemenaker, melainkan juga menjadi ujian moral dan integritas bagi lembaga pemberantasan korupsi itu sendiri.
(L6)
#ImmanuelEbenezer #KPK #PemerasanSertifikatK3