Tragedi di Simpang Lima Solok: Mobil Damkar Tabrak Kios, Seorang Tewas dan 11 Luka-Luka
D'On, Kota Solok — Selasa (8/7/2025) Pagi yang semula berjalan tenang di Kota Solok berubah drastis menjadi kepanikan dan duka mendalam. Sekitar pukul 11.00 WIB, sebuah mobil pemadam kebakaran milik Pemerintah Kabupaten Solok melaju kencang di tengah misi darurat, namun justru membawa petaka. Kecelakaan beruntun yang terjadi di kawasan padat Simpang Lima, Kelurahan Laiang, Kecamatan Tanjung Harapan, menelan satu korban jiwa dan melukai sebelas orang lainnya.
Korban meninggal adalah Nurningsih (59), pemilik kios bensin mini di pinggir jalan, yang saat kejadian tengah beraktivitas seperti biasa. Ia mengalami luka berat yang mengenaskan, termasuk putusnya kaki kanan. Meski sempat dilarikan ke Rumah Sakit Tentara (RST) Solok, nyawanya tak dapat diselamatkan.
Detik-Detik Kecelakaan Maut: Misi Darurat Berujung Malapetaka
Berdasarkan keterangan awal dari pihak kepolisian dan Dinas Pemadam Kebakaran, kejadian ini bermula saat mobil Damkar bernomor polisi BA 9609 HK, dikemudikan Hilhanda Perkasa, melaju dengan kecepatan tinggi. Kendaraan besar itu membawa sembilan personel dan sedang bertugas menuju Nagari Paninjauan, setelah sebelumnya memadamkan kebakaran di daerah Gauang.
Namun, setibanya di Simpang Lima, kendaraan Damkar tersebut bertemu dengan sebuah Toyota Avanza hitam berpelat B 1070 PZA yang datang dari arah Jalan Lingkar Bandar Pandung menuju Laing. Avanza yang dikemudikan D (46), dengan penumpang S (64), sempat memperlambat laju karena mendengar sirine Damkar dari kejauhan. Tapi entah karena salah perhitungan atau panik, pengemudi justru kembali memacu mobilnya ke arah persimpangan—tepat saat mobil Damkar tiba di lokasi.
Benturan keras pun tak terelakkan. Mobil Damkar menghantam Avanza dari belakang. Akibat benturan itu, kendaraan Damkar oleng ke kanan, kehilangan kendali. Dalam hitungan detik, mobil besar itu menabrak sepeda motor Honda Scoopy BA 3089 PL yang dikendarai oleh SY (19), seorang remaja yang saat itu sedang mengisi bensin di kios milik Nurningsih.
Tragedi pun mencapai puncaknya. Mobil Damkar yang masih dalam momentum kecepatan penuh langsung menghantam Nurningsih yang berdiri tak jauh dari sepeda motor. Tubuhnya terpental, kiosnya ambruk, dan seketika suasana berubah menjadi horor. Percikan darah berceceran di aspal, kendaraan ringsek, dan jeritan saksi mata menyayat suasana.
Visual Mengerikan di TKP dan Tindakan Darurat
Pemandangan pasca-kecelakaan benar-benar memilukan. Mobil Avanza ringsek parah di bodi depan dan kanan belakang. Mobil Damkar rusak berat di sisi kiri depan. Sepeda motor Scoopy remuk dengan lecet-lecet di sisi kiri. Kios bensin eceran hancur dan darah korban masih membekas di lokasi kejadian.
Beberapa warga sekitar langsung berhamburan keluar rumah dan toko. Sebagian berusaha menolong korban, sebagian lagi menelepon ambulans. Petugas medis dari RSUD M Natsir Solok dan RST dikerahkan cepat ke lokasi, memberikan pertolongan pertama dan mengevakuasi korban luka.
Sebanyak sebelas korban luka—termasuk sopir Damkar dan tujuh personel yang berada dalam kendaraan—langsung dilarikan ke RSUD M Natsir Solok. Sementara pengemudi dan penumpang Avanza serta pengendara sepeda motor dirujuk ke rumah sakit berbeda untuk perawatan intensif.
Pernyataan Resmi dari Pemadam dan Polisi: Seruan Penting Bagi Pengendara
Aini, Kepala Bidang Pemadam Kebakaran Kabupaten Solok, mengonfirmasi bahwa kendaraan tersebut memang tengah dalam misi tugas mendesak menuju lokasi kebakaran kedua hari itu. Ia menyampaikan bahwa seluruh personel dalam armada mengalami luka ringan. Meski kehilangan satu unit kendaraan, Aini memastikan operasional Damkar tidak terganggu.
Namun, Aini tak menutup mata terhadap risiko pekerjaan di lapangan. Ia mengaku bahwa beban tugas yang padat sering kali memengaruhi kondisi fisik petugas Damkar. Dalam kesempatan yang sama, ia mengingatkan pentingnya disiplin berlalu lintas dan empati terhadap kendaraan darurat.
“Kami mohon kesadaran semua pengguna jalan. Ketika mendengar suara sirine, tolong beri jalan. Berhenti, menepi, dan utamakan keselamatan bersama. Satu detik bisa berarti nyawa,” tegasnya.
Sementara itu, Kasat Lantas Polres Solok Kota, Iptu Akbar Kharisma Tanjung, merinci bahwa lokasi kejadian merupakan daerah padat, beraspal, namun minim rambu lalu lintas yang memadai. Cuaca saat itu cerah, namun kondisi lalu lintas cukup ramai. Pihaknya langsung melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP), mengumpulkan saksi, mendata korban, serta mengamankan ketiga kendaraan untuk proses penyelidikan lebih lanjut.
Catatan Kritis: Infrastruktur dan Kesadaran yang Masih Lemah
Kecelakaan tragis ini kembali menyuarakan dua isu penting yang kerap diabaikan: minimnya infrastruktur keselamatan di persimpangan padat dan rendahnya kesadaran pengendara terhadap kendaraan prioritas.
Simpang Lima dikenal sebagai kawasan lalu lintas padat di Kota Solok. Namun kondisi jalan yang tidak dilengkapi rambu peringatan yang cukup, lampu lalu lintas, atau marka jelas, kerap memicu potensi tabrakan, terlebih dalam situasi darurat.
Tragedi ini menjadi pengingat menyakitkan: ketika infrastruktur lalai dan kesadaran pengguna jalan rendah, bahkan niat baik untuk menyelamatkan nyawa bisa berbalik menjadi penyebab hilangnya nyawa lain.
Redaksi: Semoga keluarga korban diberikan ketabahan, dan kejadian ini menjadi refleksi serius bagi semua pihak: pengemudi, pemerintah daerah, dan kita semua di jalan raya.
(Mond)
#Peristiwa #Kecelakaan #KotaSolok