Breaking News

Tangisan Seorang Ibu di Tengah Ketidakadilan: Surat Terbuka untuk Presiden Prabowo Demi Putrinya yang Jadi Korban Pemerkosaan

Viral Surat Terbuka untuk Prabowo, Seorang Ibu Minta Keadilan Anaknya Korban Pemerkosaan (Foto: Instagram)

D'On, Pontianak –
Tangis pilu dan jeritan hati seorang ibu menggema di jagat maya setelah ia menuliskan surat terbuka menyayat hati yang ditujukan langsung kepada Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto. Surat itu bukan sekadar untaian kata, melainkan seruan putus asa untuk keadilan bagi sang putri tercinta, Kia, yang menjadi korban pemerkosaan.

Surat tersebut pertama kali diunggah di akun Instagram @citraayubening, Kamis (31/7/2025), dan langsung menyita perhatian publik. Dalam suratnya, sang ibu yang diketahui bernama Dika, menceritakan kisah memilukan yang menimpa anak kandungnya saat ia sedang bekerja sebagai Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di Kuala Lumpur, Malaysia.

Perjalanan Singkat yang Berubah Menjadi Mimpi Buruk

Menurut Dika, awal malapetaka itu bermula ketika Kia dibawa oleh orang tua angkat dari mantan suaminya untuk tinggal bersama mereka selama sepuluh hari. Tidak ada yang mencurigakan pada awalnya, hingga Kia kembali ke rumah dalam keadaan demam tinggi dan tampak trauma.

Kekhawatiran Dika berubah menjadi kepedihan mendalam saat hasil pemeriksaan medis menyatakan bahwa putrinya menjadi korban kekerasan seksual dan bahkan tertular penyakit menular seksual gonore (kencing nanah/sifilis).

"Anak saya tidak hanya mengalami kekerasan fisik dan psikis, tapi juga harus menanggung penyakit yang ditularkan melalui tindakan bejat itu," ujar Dika dalam tulisannya.

Laporan Polisi yang Tak Kunjung Ditindaklanjuti

Kasus ini dilaporkan ke Polresta Pontianak pada 22 Juni 2024. Namun, hingga lebih dari setahun berlalu, belum ada kejelasan atau perkembangan signifikan dari aparat penegak hukum. Laporan tersebut seolah terkubur di tumpukan berkas tanpa suara.

Frustrasi dan keputusasaan membuat Dika mengambil langkah terakhir: menulis surat terbuka kepada orang nomor satu di negeri ini. Dalam surat itu, Dika mengungkapkan permohonannya agar Presiden Prabowo memberikan perhatian terhadap nasib anaknya yang menjadi korban.

Tolonglah saya, Bapak Presiden. Berilah keadilan atas perkara anak saya pada peringatan Hari Anak Nasional kali ini. Kemanakah lagi saya meminta pertolongan jika Bapak pun mengabaikan saya... Saya mohon, tolonglah saya, Bapak..”  tulis Dika dengan penuh haru.

Ledakan Emosi Publik: Netizen Bergerak

Unggahan ini sontak menjadi viral, memantik gelombang simpati dan kemarahan dari masyarakat. Ribuan komentar membanjiri unggahan tersebut, sebagian besar menyuarakan empati dan mendesak agar hukum ditegakkan secara adil.

“Semoga segera dapat keadilan ya,” tulis akun @rndrmp**_lwyr.

“Ayooo viralkan biar hukum berjalan! Kalau belum viral, semua tidak akan bergerak. Ibu yang sehat di sana jangan sakit, agar saat pulang bisa terus berjuang buat anak-anak,” ujar akun @t.vy.1.

Tak sedikit juga yang merasa muak terhadap lambannya respons aparat penegak hukum terhadap kasus kekerasan seksual, terutama terhadap anak.

“Sebagai seorang ibu, hati saya hancur membacanya. Emang polisi di negeri ini kalau nggak dikasih duit, nggak akan bergerak, ya? Sudah setahun loh?? Kalau dihina nanti tersinggung, tapi kelakuannya bikin orang marah terus,” tulis @mg_hrwt dengan geram.

Desakan untuk Tokoh Publik dan Pengacara Populer

Warganet bahkan mulai menandai sejumlah tokoh publik dan pengacara kondang seperti Denny Sumargo dan Hotman Paris, berharap mereka bisa turun tangan dan memberikan perhatian terhadap kasus ini. Nama-nama besar itu sering kali menjadi harapan terakhir masyarakat ketika sistem hukum dianggap lumpuh atau tidak berpihak pada korban.

Peringatan Hari Anak Nasional yang Ironis

Ironisnya, surat ini mencuat ke publik bertepatan dengan peringatan Hari Anak Nasional yang seharusnya menjadi momentum untuk memperjuangkan hak-hak anak Indonesia. Namun, bagi Dika dan putrinya, hari itu justru menjadi pengingat pahit tentang sebuah keadilan yang tak kunjung hadir.

Harapan Terakhir di Tangan Presiden

Dika bukan hanya menyuarakan suara dirinya sendiri, tetapi juga menjadi simbol dari banyak orang tua yang merasa ditinggalkan oleh sistem hukum. Ia tak lagi menggantungkan harapan pada prosedur birokrasi yang berliku. Kini, semua harapan ia letakkan di tangan Presiden Prabowo.

Publik menanti respons dari pihak berwenang. Apakah suara seorang ibu yang patah hati ini akan diabaikan begitu saja? Ataukah ini menjadi momentum penting untuk membuktikan bahwa negara benar-benar hadir melindungi warganya, khususnya anak-anak?

(Mond)

#Viral #Perkosaan #SuratUntukPresiden #Nasional