Dinas Sosial Kota Padang Bekali Remaja dengan Edukasi Psikologis: Bangun Generasi Cerdas Emosi, Digital, dan Sosial
D'On, Padang — Suasana berbeda tampak di Aula SMP Negeri 22 Padang pada Kamis pagi. Ratusan pelajar dari kelas 7 hingga kelas 9 mengikuti kegiatan yang tak sekadar menambah ilmu, tetapi juga membekali mereka dengan keterampilan hidup yang sangat relevan di era digital saat ini. Kegiatan bertajuk Pembekalan dan Sosialisasi Psikologi Bagi Remaja ini mengusung tema "Cerdas Emosi, Cerdas Digital serta Cerdas Pergaulan", sebuah pendekatan komprehensif yang digagas oleh Dinas Sosial Kota Padang melalui Lembaga Konsultasi Kesejahteraan Keluarga (LK3) Delima.
Kegiatan ini diikuti oleh 100 siswa-siswi pilihan, yang merupakan perwakilan dari seluruh tingkatan kelas. Mereka tidak hanya mendengarkan materi, tetapi juga dilibatkan aktif dalam diskusi, refleksi, dan simulasi interaktif terkait isu-isu psikososial yang dekat dengan keseharian mereka.
Kepala Dinas Sosial Turun Langsung: Bangun Kesadaran Digital dan Emosional Sejak Dini
Hadir langsung dalam kegiatan tersebut, Kepala Dinas Sosial Kota Padang Heriza Syafani, yang didampingi oleh Kabid Pemberdayaan Sosial Yudi Jhonary Pratama, serta jajaran tim psikososial LK3 Delima dan Kepala Sekolah SMPN 22 Elfida Jusi bersama para guru.
Dalam sesi pembekalan, Heriza Syafani tampil dengan pendekatan yang komunikatif dan penuh semangat. Ia tidak sekadar menyampaikan materi, namun berbicara dari hati ke hati kepada para siswa yang kelak akan menjadi tulang punggung bangsa di tahun-tahun mendatang.
“Anak-anak kami semua adalah bagian dari Generasi Emas 2045. Kalian adalah calon pemimpin masa depan. Untuk itu, kalian harus cerdas dalam tiga hal: cerdas secara emosi, cerdas bermedia sosial, dan cerdas dalam pergaulan,” tegas Heriza di hadapan para siswa.
Lebih jauh, ia mengingatkan pentingnya literasi digital yang sehat di tengah derasnya arus informasi. Ia menyampaikan secara lugas bahwa penggunaan media sosial harus dibarengi dengan kemampuan menyaring informasi.
“Hari ini, informasi tidak hanya datang dari buku dan guru, tapi juga dari layar ponsel. Tapi tidak semua informasi itu benar. Ada hoaks, ada ujaran kebencian, ada konten negatif yang bisa merusak masa depan anak-anak kami. Karena itu kalian harus kenal dengan UU ITE Tahun 2008. Itu bukan hanya untuk orang dewasa, tapi juga untuk anak-anak cerdas seperti kalian yang sudah aktif di dunia digital,” jelasnya.
Pentingnya Perlindungan Anak dan Pendidikan Emosi
Heriza juga mengangkat pentingnya pemahaman terhadap Undang-Undang No. 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak, sebagai salah satu fondasi dalam menciptakan ruang aman dan sehat bagi pertumbuhan remaja.
“Pergaulan di masa remaja itu penuh tantangan. Ada tekanan teman sebaya, ada godaan tren yang bisa menyesatkan. Tapi kalau kalian punya kecerdasan emosi, tahu batasan, dan paham hak-hak kalian sebagai anak, maka kalian bisa memilih pergaulan yang sehat,” tambahnya.
Tak hanya itu, ia juga menegaskan bahwa membangun karakter tidak cukup hanya dengan nilai akademik. Pengelolaan emosi dan empati terhadap sesama harus menjadi bagian dari proses tumbuh kembang remaja.
“Kalian harus bisa mengenali emosi sendiri. Kalau marah, bagaimana menenangkan diri. Kalau sedih, bagaimana mencari bantuan. Dan kalau bahagia, bagaimana membaginya dengan cara yang positif. Ini semua adalah bagian dari kecerdasan emosional yang akan menjadi bekal penting untuk kehidupan,” ujarnya dengan penuh empati.
Kolaborasi Sekolah dan Pemerintah untuk Remaja yang Tangguh
Kepala SMP Negeri 22 Padang, Elfida Jusi, dalam sambutannya mengapresiasi langkah Dinas Sosial yang telah menjadikan sekolah sebagai mitra dalam upaya edukasi sosial dan psikologis remaja.
“Kegiatan seperti ini sangat kami butuhkan. Anak-anak kami hidup di masa yang serba cepat dan kompleks. Bimbingan dari pihak luar seperti Dinas Sosial tentu sangat membantu memperkuat pendidikan karakter di sekolah,” ujarnya.
Sementara itu, para siswa tampak antusias mengikuti sesi demi sesi. Mereka bahkan diajak untuk mempraktikkan cara merespons tekanan pergaulan, menyikapi cyberbullying, serta bagaimana menjaga kesehatan mental dalam lingkungan digital yang rentan terhadap tekanan sosial.
Harapan ke Depan: Edukasi yang Menyentuh dan Berkelanjutan
Di akhir kegiatan, Heriza Syafani berpesan agar seluruh peserta bisa menjadi agen perubahan di lingkungan masing-masing.
“Jadilah penyambung informasi yang baik. Sampaikan apa yang kalian dapat hari ini kepada teman-teman lain di kelas, di rumah, dan di media sosial kalian. Jadilah remaja yang tidak hanya tahu, tapi juga peduli,” pungkasnya.
Kegiatan ini bukan sekadar seminar biasa. Ia menjadi cermin bahwa Pemerintah Kota Padang, melalui Dinas Sosial, benar-benar hadir di tengah masyarakat, merangkul anak-anak muda dengan pendekatan humanis dan edukatif karena masa depan bangsa memang layak diperjuangkan sejak hari ini.
(Mond)
#DinasSosialPadang #Padang