Breaking News

Suami Bacok Istri hingga Tewas karena Video Call dengan Pria Lain


Ilustrasi pembunuhan. (Freedigitalphotos/ Simon Howden)


D'On, Prabumulih, Sumatera Selatan
– Sebuah tragedi berdarah mengguncang warga Kota Prabumulih pada Kamis dini hari, 3 Juli 2025. Seorang pria bernama Sandra Saputra (28), gelap mata karena cemburu, membacok istrinya sendiri, Lidia Kristina (23), hingga tewas di rumah orang tua korban yang terletak di Jalan Anggrek, RT 01/RW 01, Kelurahan Muara Tiga, Kecamatan Prabumulih Utara.

Pembunuhan sadis itu terjadi hanya dalam hitungan menit, tetapi menyisakan luka mendalam bagi keluarga dan masyarakat sekitar. Sandra, yang merupakan warga Desa Suka Cinta, Kecamatan Sungai Rotan, Kabupaten Muara Enim, menghabisi nyawa istrinya menggunakan sebilah parang dengan menebas kepala dan leher korban secara brutal. Motifnya: cemburu buta.

Dari Chat hingga Parang: Kronologi Malam Mencekam

Menurut keterangan yang dihimpun dari penyidik Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Satreskrim Polres Prabumulih, tragedi itu bermula ketika Sandra sedang berbincang dengan istrinya di ruang tamu. Namun, bukannya fokus pada percakapan, Lidia malah sibuk memainkan ponselnya, tampak asyik berkomunikasi dengan pria lain melalui video call. Hal itu menyulut api cemburu di hati Sandra.

“Saat itu korban malah sibuk chatting dan video call dengan pria lain. Dia bahkan sempat menjerit dan mengajak adiknya pergi, mungkin karena takut saya marah. Saya langsung ke dapur, ambil parang, dan langsung bacok kepala dan lehernya,” ungkap Sandra kepada penyidik, suaranya datar namun penuh penyesalan.

Tak hanya berhenti di situ, Sandra juga menyerang adik iparnya, seorang remaja berusia 14 tahun berinisial NR, yang saat itu mencoba melindungi kakaknya. Dalam usaha membela diri dan menyelamatkan Lidia, NR menangkis serangan parang dengan tangan kosong. Akibatnya, telapak tangan NR nyaris putus, dan ia pun menderita luka serius di bagian leher akibat tebasan berikutnya.

Upaya Melarikan Diri dan Penyerahan Diri

Setelah melampiaskan amarahnya, Sandra tak langsung kabur jauh. Ia pergi menuju Desa Muara Sungai, Kecamatan Cambai, tempat tinggal pamannya. Di sana, dengan penuh rasa bersalah, ia mengaku telah membunuh istrinya. Sang paman yang terkejut dan tak percaya mendengar pengakuan keponakannya itu, segera mengajaknya menyerahkan diri ke Polsek Cambai.

“Saya tidak ada niat membunuh, Pak. Saya hanya kesal karena selama ini sudah mencoba memperbaiki rumah tangga, tapi dia malah sibuk dengan laki-laki lain,” ujar Sandra kepada polisi.

Pertolongan Warga yang Terlambat

Warga yang mendengar jeritan minta tolong dari rumah langsung berdatangan dan membawa korban ke RS Pertamedika Prabumulih. Namun sayang, nyawa Lidia tidak tertolong karena luka bacok yang terlalu parah di bagian kepala dan leher. Sementara itu, NR harus menjalani operasi darurat akibat luka serius dan kehilangan sebagian telapak tangannya.

6 Tahun Pernikahan yang Retak

Dari hasil penyelidikan awal, diketahui bahwa Sandra dan Lidia telah menikah selama enam tahun dan memiliki seorang putra berusia lima tahun. Namun rumah tangga mereka ternyata jauh dari harmonis. Keduanya sering terlibat pertengkaran, bahkan Sandra disebut pernah mengucapkan talak kepada Lidia di tengah konflik yang memanas.

Dua bulan sebelum tragedi, Lidia diketahui bekerja sebagai sales barang elektronik di Batam. Sandra kemudian menghubunginya agar pulang ke Prabumulih untuk merayakan ulang tahun anak mereka dan melakukan prosesi sunatan. Namun kedatangan Lidia justru berakhir dengan maut.

Polisi Dalami Motif Lain

Kapolres Prabumulih melalui Kasat Reskrim menyatakan bahwa faktor kecemburuan menjadi motif utama, namun pihaknya masih mendalami kemungkinan motif lain, termasuk latar belakang konflik rumah tangga yang telah berlangsung lama.

“Kami masih mendalami apakah ada pemicunya selain kecemburuan. Bisa jadi ada tekanan lain atau masalah ekonomi yang memicu tindakan pelaku,” ujar penyidik.

Kini, Sandra Saputra resmi ditahan di Polres Prabumulih untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya. Ia dijerat pasal pembunuhan berencana dan penganiayaan berat terhadap anak di bawah umur.

Duka Mendalam: Anak Kehilangan Ibu, Keluarga Menanti Keadilan

Tragedi ini tidak hanya menyisakan duka bagi keluarga, tetapi juga mengguncang hati masyarakat. Seorang anak kecil kini harus tumbuh tanpa kehadiran ibunya dan menyaksikan ayahnya mendekam di balik jeruji besi. Sementara NR, remaja yang menjadi saksi sekaligus korban kekejaman ini, harus menanggung trauma seumur hidup.

(Mond)

#SuamiBunuhIstri #Pembacokan #Kriminal