Breaking News

Misri, Sosok Perempuan Cantik Tersangka Pembunuhan Brigadir Nurhadi

Sosok Misri Wanita Cantik yang Jadi Tersangka Pembunuhan Brigadir Nurhadi/ist

D"On, Lombok –
Nama Misri Puspita Sari kini mencuat ke permukaan, bukan sebagai sosok inspiratif dari Jambi, melainkan sebagai satu dari tiga tersangka dalam kasus pembunuhan tragis Brigadir Muhammad Nurhadi, anggota Propam Polda NTB. Peristiwa berdarah ini menyeret dua perwira polisi yang sebelumnya punya kedudukan penting di kepolisian, dan satu perempuan muda yang menyimpan banyak tanda tanya.

Kisah ini bermula di sebuah vila mewah di Gili Trawangan, salah satu pulau wisata paling populer di Nusa Tenggara Barat. Pada malam 16 April 2025, suasana tampak santai. Empat orang dewasa dua perwira polisi, dan dua perempuan muda berkumpul di Villa Tekek dalam sebuah pesta pribadi yang berujung pada tragedi.

Dari Pesta ke Pembunuhan

Kompol I Made Yogi Purusa Utama dan Ipda Haris Chandra adalah dua atasan langsung dari Brigadir Nurhadi. Mereka berada di bawah struktur Unit Propam Polda NTB, dengan Kompol Yogi menjabat sebagai Kasubbid Paminal saat itu. Pada malam naas tersebut, mereka ditemani oleh dua perempuan, Misri dan Melanie, yang saat ini masih berstatus saksi.

Menurut keterangan resmi dari Kabid Humas Polda NTB, Kombes Pol Mohammad Kholid, proses penyidikan tidak hanya bergantung pada pengakuan para tersangka, melainkan menitikberatkan pada pemenuhan unsur alat bukti untuk menjerat para pelaku sesuai pasal yang berlaku.

Namun, dari kronologi awal yang berhasil dihimpun, ada sebuah momen krusial sebelum kematian Brigadir Nurhadi di kolam renang vila. Korban disebut sempat mencoba merayu dan mendekati Misri. Perilaku ini menjadi awal dari rangkaian peristiwa yang diduga memicu terjadinya kekerasan. Keterangan tersebut diperkuat oleh kesaksian Melanie yang saat itu berada di lokasi kejadian.

Siapa Misri?

Misri Puspita Sari bukanlah nama besar. Ia bukan figur publik, apalagi selebriti. Namun, kisah hidupnya cukup menyentuh. Ia adalah lulusan SMA berprestasi asal Jambi, berasal dari keluarga sederhana, dan sejak kecil telah menyandang status yatim. Ayahnya adalah seorang buruh yang juga berdagang ikan untuk menghidupi keluarga sebelum meninggal dunia.

Perempuan muda ini kemudian merantau, meninggalkan kampung halamannya. Tak banyak yang tahu bagaimana ia bisa berada di tengah lingkaran perwira polisi dan menjadi bagian dari pesta eksklusif di Gili Trawangan. Namun kini, nasib menempatkannya di jeruji tahanan sebagai tersangka, dan publik menuntut jawaban lebih dari sekadar identitas samar.

Polisi Bertindak Tegas

Polda NTB menetapkan Kompol Yogi, Ipda Haris, dan Misri sebagai tersangka pembunuhan Brigadir Nurhadi. Tak hanya itu, dua perwira tersebut telah resmi dipecat dari institusi Polri. Penetapan ini disertai dengan jeratan pasal berlapis: Pasal 340 KUHP tentang pembunuhan berencana, Pasal 351 tentang penganiayaan, dan Pasal 359 tentang kelalaian yang menyebabkan kematian.

Direktur Reskrimum Polda NTB, Kombes Pol Syarif Hidayat, mengungkapkan bahwa Brigadir Nurhadi tewas saat hendak berendam di kolam renang. Namun sebelum itu, terjadi interaksi yang disebut "perilaku merayu" terhadap Misri—yang kemudian menjadi titik tolak dugaan tindak kekerasan oleh para tersangka.

Jejak Misteri dan Pertanyaan yang Belum Terjawab

Publik kini bertanya-tanya: Apa motif sebenarnya di balik kematian Brigadir Nurhadi? Apakah benar tindakan "merayu" bisa berujung pada pembunuhan kejam? Bagaimana peran Misri sesungguhnya dalam peristiwa ini? Dan mengapa dua perwira polisi sampai terlibat langsung?

Pihak kepolisian masih mendalami peran masing-masing tersangka, terutama Misri, yang hingga kini belum mengungkap secara rinci keterlibatannya. Sementara itu, Melanie, satu-satunya saksi hidup yang tidak dijadikan tersangka, menjadi kunci penting dalam pengungkapan kebenaran.

Kasus ini bukan hanya soal pembunuhan di malam pesta. Ini adalah potret kelam dari penyalahgunaan kekuasaan, pelanggaran etika aparat, dan bagaimana satu nyawa bisa melayang di tengah pesta yang seharusnya tak pernah terjadi.

Penelusuran masih berlangsung. Dan publik menunggu jawaban bukan sekadar keadilan, tapi juga transparansi.

(Mond)

#PolisiBunuhPolisi #kriminal #Pembunuhan #Misri #BrigadirNurhadi