Breaking News

Lin “Malin Beruk” Ditemukan Gantung Diri di Koto Rawang, Diduga Karena Himpitan Ekonomi

Ilustrasi Gantung Diri (Google)

D'On, Koto Rawang, Pesisir Selatan
Suasana pagi yang biasanya tenang di Kampung Koto Rawang, Kenagarian Koto Rawang, Kecamatan IV Jurai, mendadak berubah mencekam pada Selasa (1/7/2025). Sekitar pukul 06.30 WIB, warga dikejutkan oleh penemuan seorang pria tergantung di pohon di tepi sungai belakang permukiman. Korban diketahui bernama Kasman Dedi (50), seorang buruh pemetik kelapa yang akrab dipanggil Lin atau Malin Beruk oleh warga sekitar.

Menurut keterangan Wakil Kepala Polsek IV Jurai, Ipda Budi Setiawan, peristiwa ini pertama kali diketahui oleh anak korban, Dina, yang diberitahu sang ayah pada waktu subuh bahwa ia hendak buang air besar ke sungai di belakang rumah. Namun setelah lebih dari satu setengah jam, korban tak juga kembali, menimbulkan kecemasan di tengah keluarga.

“Korban memang sudah lama mengeluhkan penyakit asam lambung yang kambuh-kambuhan. Keluarga khawatir karena biasanya tidak selama itu di luar rumah,” jelas Ipda Budi.

Karena merasa tidak tenang, Nia (39), anak korban lainnya, menyusul ke arah sungai. Setibanya di lokasi, ia disambut pemandangan mengerikan sang ayah tergantung tak bernyawa di sebuah pohon di tepi aliran sungai yang biasa mereka lewati. Dengan hati terguncang, Dina segera berlari mencari kakaknya, Datuak Si Un, dan selanjutnya mengabari paman mereka, Suwardi, kakak kandung Kasman.

Suwardi, yang langsung mendatangi lokasi bersama dua keponakannya, mengaku tak tega melihat adiknya tergantung di pohon. Dengan air mata yang tak tertahan, ia memanjat pohon tersebut sendiri untuk melepas tali gantungan, dibantu keponakannya yang menopang tubuh korban dari bawah.

“Saat itu warga sudah ramai di lokasi. Tapi saya tidak tahan melihat adik saya tergantung begitu. Saya panjat pohon itu sendiri untuk memotong talinya,” ujar Suwardi lirih saat diwawancarai di rumah duka.

Diduga Karena Him-pitan Ekonomi

Polisi menduga kuat bahwa Kasman mengakhiri hidupnya sendiri karena tekanan ekonomi yang kian menghimpit. Ipda Budi mengungkapkan bahwa sebelum kejadian, korban sempat melontarkan kalimat-kalimat keputusasaan kepada istrinya.

“Korban pernah bilang pada istrinya bahwa ia sudah tidak tahan dengan kondisi ekonomi mereka. Ia merasa gagal sebagai kepala keluarga. Itu bisa jadi motif utama,” kata Budi.

Kasman sehari-hari bekerja sebagai tukang beruk, sebutan bagi pemetik kelapa yang dibantu oleh beruk atau monyet terlatih. Pekerjaan itu ia geluti sejak muda dan menjadi sumber utama penghidupan bagi keluarganya. Karena profesinya yang unik ini, warga sekitar memanggilnya “Malin Beruk,” panggilan yang sudah melekat bertahun-tahun.

Namun, menurut tetangganya, Harjumita, akhir-akhir ini pekerjaan Kasman tidak seramai dulu. Kelangkaan order, cuaca buruk, dan usia yang makin menua membuat penghasilannya tak menentu.

“Saya kaget sekali saat dengar kabar Lin gantung diri. Orangnya itu dikenal ceria, suka bercanda. Tidak terlihat sedang ada masalah berat. Tapi ya namanya orang susah, kadang kita tidak tahu beban yang dia pikul,” tutur Harjumita, yang juga tokoh masyarakat setempat.

Tinggal Bersama 8 Anggota Keluarga

Kasman tinggal di sebuah rumah sederhana yang dihuni delapan orang—ia, istrinya, anak-anak, dan cucu-cucunya. Tekanan sebagai tulang punggung keluarga besar itu semakin memperberat beban mental dan emosionalnya. Dalam beberapa kesempatan, tetangganya menyaksikan Kasman termenung sendirian di depan rumah, memandangi pohon kelapa dan langit yang mendung.

Kini, rumah itu berubah menjadi tempat duka. Isak tangis menyambut jenazah Kasman yang dibawa pulang dari tepi sungai. Warga satu kampung datang silih berganti menyampaikan belasungkawa, seraya mengenang sosok Lin yang sederhana, pekerja keras, dan bersahaja.

Peristiwa ini menjadi pengingat bahwa di balik wajah-wajah ceria tetangga kita, mungkin tersimpan beban hidup yang berat. Tragedi ini bukan hanya kehilangan bagi satu keluarga, tapi juga panggilan bagi kita semua untuk lebih peka, lebih peduli, dan lebih hadir untuk sesama.

(Mond)

#Peristiwa #BunuhDiri #KabupatenPesisirSelatan