Breaking News

Kesurupan Saat BAP: Tersangka Misri Diduga Dirasuki Arwah Brigadir Nurhadi, Sebut Nama Pembunuh di Hadapan Polisi

Kuasa hukum Misri, Yan Mangandar Putra saat menunjukkan kesaksian kliennya terkait kematian Brigadir Nurhadi. (Beritasatu.com/Awaludin)

D'On, Gili Trawangan —
Penyidikan atas kematian misterius Brigadir Nurhadi di Gili Trawangan kembali menggemparkan publik. Dalam sebuah pemeriksaan yang berlangsung Rabu sore, 9 Juli 2025, muncul kejadian tak lazim: Misri, yang sebelumnya berstatus sebagai saksi, diduga mengalami kesurupan saat membacakan Berita Acara Pemeriksaan (BAP). Dalam kondisi tak sadar, Misri secara mengejutkan menyebut satu nama sebagai pelaku pembunuhan Brigadir Nurhadi.

Insiden dramatis ini terjadi sekitar pukul 18.00 Wita, di tengah proses perubahan status hukum Misri dari saksi menjadi tersangka. Kuasa hukum Misri, Yan Mangandar Putra, menyebut bahwa kejadian ini tak hanya membuat penyidik terdiam, tetapi juga mengubah arah psikologis jalannya penyidikan.

Dari Saksi Kunci ke Tersangka

Misri merupakan salah satu figur sentral dalam penyidikan kasus kematian Brigadir Nurhadi. Ia selama ini dikenal sebagai saksi kunci yang terakhir terlihat bersama korban sebelum Brigadir Nurhadi ditemukan tewas secara mengenaskan beberapa pekan lalu. Namun, dalam pemeriksaan terbaru di kantor kepolisian, status hukum Misri resmi dinaikkan menjadi tersangka.

“Saat dilakukan pemeriksaan pada pukul 18.00 Wita, penyidik langsung meminta Misri membaca ulang BAP yang sebelumnya ia tandatangani sebagai saksi,” kata Yan Mangandar kepada wartawan.

Namun suasana pemeriksaan yang awalnya berjalan normal berubah drastis ketika proses pembacaan memasuki bagian kronologis kejadian.

Kesurupan di Tengah Pemeriksaan

Menurut penuturan Yan, pada saat Misri sampai di bagian kronologi dalam BAP, ia tiba-tiba menunjukkan perubahan perilaku mencolok: tatapan kosong, gerakan tubuh kaku, dan kemudian... ia mulai berbicara dengan nada serta bahasa yang tak seperti biasanya.

“Dia (Misri) mendadak tidak sadarkan diri. Tubuhnya seperti dirasuki dan dia memeragakan kejadian pembunuhan dengan detail, seolah-olah dirinya adalah Nurhadi,” ujar Yan dengan ekspresi serius.

Yang lebih mengejutkan lagi, dalam kondisi diduga kerasukan itu, Misri menyebut satu nama yang diduga kuat sebagai pelaku pembunuhan.

Peragaan Adegan Tragis: “Saya Dibunuh oleh...”

Kuasa hukum menyebut, selama beberapa menit Misri bertingkah seakan sedang menghidupkan ulang detik-detik kematian Brigadir Nurhadi. Ia bahkan menggambarkan bagaimana cara pembunuhan itu terjadi dari awal kejadian, tempat, alat yang digunakan, hingga ekspresi korban saat kehilangan nyawanya.

“Dia menggambarkan bagaimana dia dibunuh. Bukan sekadar menirukan, tapi seolah dia merasakan sendiri detik-detik kematiannya. Lalu dia menyebut satu nama yang diduga kuat sebagai pelaku,” tambah Yan.

Peragaan itu membuat penyidik terdiam. Situasi menjadi tegang dan emosional. Bahkan beberapa penyidik dilaporkan sempat menghentikan proses BAP demi menenangkan suasana.

Nama Pelaku Tidak Diungkap ke Publik

Meski nama pelaku disebutkan dalam kondisi diduga kerasukan, Yan menolak mengungkapkan identitas atau bahkan inisial nama tersebut. Ia berdalih bahwa pengakuan di luar kesadaran tidak memiliki legitimasi hukum.

“Saya tidak bisa menyebutkan siapa namanya. Itu tidak masuk dalam materi resmi proses hukum. Pernyataan itu muncul dalam kondisi di luar kesadaran. Tidak bisa dijadikan alat bukti formil,” jelasnya.

Yan menegaskan, pengacara dan penyidik masih akan mendalami peristiwa ini dengan pendekatan forensik dan psikologis, mengingat ini bukan sekadar kejadian emosional, melainkan mungkin mengandung petunjuk penting dalam kasus kematian Nurhadi.

Menguak Kematian yang Diselimuti Misteri

Brigadir Nurhadi ditemukan tewas di sebuah penginapan di Gili Trawangan dalam kondisi mengenaskan. Sejak awal, kasus ini mengundang kecurigaan karena sejumlah kejanggalan di TKP, termasuk luka yang tidak lazim dan kronologi yang tak sinkron dengan keterangan saksi.

Misri, yang saat itu disebut sebagai orang terakhir yang bersama korban, awalnya hanya diperiksa sebagai saksi. Namun, seiring berjalannya penyidikan dan hasil autopsi yang menunjukkan tanda-tanda kekerasan, status Misri pun meningkat menjadi tersangka.

Kini, dengan insiden "kesurupan" dan penyebutan nama pelaku secara langsung, misteri kematian Brigadir Nurhadi justru semakin dalam dan penuh teka-teki.

Antara Fakta dan Dimensi Gaib

Kasus ini kini berada di persimpangan antara proses hukum rasional dan fenomena metafisik yang sulit dijelaskan. Polisi disebut akan tetap fokus pada fakta-fakta ilmiah dan bukti forensik. Namun, insiden kesurupan dalam ruang pemeriksaan resmi bukan sesuatu yang mudah diabaikan begitu saja.

Apakah yang disebut oleh Misri dalam kondisi kerasukan itu benar adanya? Ataukah ini hanya reaksi psikis dari tekanan pemeriksaan?

Satu hal yang pasti, kasus kematian Brigadir Nurhadi kini tak hanya menjadi sorotan publik karena unsur kekerasan, tetapi juga karena dibalut suasana mistis yang mengusik nalar.

Redaksi Dirgantara akan terus mengikuti perkembangan kasus ini.
Apakah aparat penegak hukum akan mampu menyingkap kebenaran di balik kematian Brigadir Nurhadi, atau justru akan terkubur dalam kabut misteri yang lebih dalam?

(B1)

#PolisiBunuhPolisi #BrigadirNurhadi #Kriminal #Pembunuhan #Polri