Waspadai Tawuran Remaja, Camat Lubuk Begalung Nyatakan Perang terhadap Kekerasan Jalanan: "Kalau Perlu, Patroli Tiap Malam!"
Camat Lubuk Begalung Nofriandi Amir Adakan Pertemuan Konsolidasi Terkait Antisipasi Aksi Tawuran di Kawasan Lubuk Begalung
D'On, Padang – Aksi tawuran remaja yang semakin sering terjadi di kawasan Jembatan Ujung Tanah, Kecamatan Lubuk Begalung, Kota Padang, menuai reaksi serius dari pemerintah setempat. Tidak ingin kecamatan yang dipimpinnya menjadi zona merah kekerasan remaja, Camat Lubuk Begalung Nofriandi Amir yang akrab disapa Andi Amir menggerakkan seluruh perangkat pemerintahan kelurahan, aparat keamanan, dan tokoh masyarakat dalam pertemuan darurat yang digelar Kamis sore, 10 Juli 2025.
Bertempat di Rumah Makan Pauh Jaya, pertemuan lintas sektor ini dihadiri para lurah dari kelurahan strategis yang berbatasan langsung dengan lokasi rawan, yakni:
Kelurahan Parak Laweh Nan XX
Kelurahan Gurun Laweh Nan XX
Kelurahan Lubuk Begalung Nan XX
Selain lurah dan kepala seksi ketertiban, forum ini juga diikuti oleh RT/RW di sekitar Jembatan Ujung Tanah, unsur keamanan seperti Babinsa, Bhabinkamtibmas, Dubalang Kota, hingga Satgas Anti Tawuran. Camat secara khusus juga mengundang Danramil Lubuk Begalung, Kapten Azwar, dan Kapolsek Lubuk Begalung, Kompol Robby Setiadi Purba, SE, guna memperkuat sinergi antara pemerintah sipil dan aparat keamanan.
“Tawuran Ini Ancaman Serius bagi Masa Depan Anak Kita”
Dalam sambutannya, Camat Andi Amir tak menutupi kekhawatiran atas potensi konflik yang terus berkembang. Ia menyebut Jembatan Ujung Tanah sebagai “titik panas” yang jika dibiarkan, bisa menjalar dan memicu kekacauan di kawasan lain.
“Saya tidak akan diam melihat remaja kita saling melukai. Kalau perlu kita gelar patroli gabungan setiap malam. Ini bukan soal menjaga nama baik wilayah semata, tapi menyelamatkan masa depan anak-anak kita dari kehancuran,” tegas Andi Amir dengan sorot mata tajam.
Lebih jauh, ia menyampaikan bahwa tiga kelurahan inti di sekitar titik konflik merupakan “jantung kehidupan sosial masyarakat Lubuk Begalung.” Jika titik api tawuran tidak segera dipadamkan, maka dampaknya bisa menjalar dan mengoyak stabilitas sosial warga.
“Tiga kelurahan ini adalah pusat denyut kehidupan. Jika api tawuran dibiarkan membesar, kita sedang membiarkan bara konflik membakar kota ini perlahan. Kita tidak boleh kalah oleh kekacauan,” ujarnya lagi, menegaskan urgensi aksi kolektif.
Camat juga menyoroti pentingnya sistem deteksi dini melalui pelibatan RT/RW dan tokoh masyarakat serta Dubalang Kota sebagai mata dan telinga pemerintah di lapangan.
Camat Lubeg juga menyoroti pentingnya pemasangan CCTV di lokasi rawan tawuran, namun pemasangan ini tentu butuh dukungan dari semua pihak agar aksi tawuran ini dapat terpantau melalui kamera yang terpasang, tukasnya.
Kapolsek dan Danramil Sepakat: Harus Bertindak, Bukan Hanya Wacana
Mendukung penuh inisiatif camat, Kapolsek Lubuk Begalung, Kompol Robby Setiadi Purba, SE, menekankan bahwa kepolisian akan meningkatkan patroli, khususnya pada jam-jam rawan. Namun, ia juga menegaskan bahwa penanganan tidak bisa dilakukan aparat saja.
“Kami akan intensifkan patroli, tapi polisi tidak bisa bekerja sendiri. Dibutuhkan keterlibatan aktif warga, RT, RW, dan pihak kelurahan dalam memberikan informasi dan edukasi kepada anak-anak muda kita,” ujar Kompol Robby.
Kapolsek juga menyebut bahwa beberapa kelompok remaja yang diduga menjadi pelaku telah diidentifikasi. Namun, pendekatan hukum akan tetap dibarengi dengan pembinaan agar tidak mematikan masa depan mereka.
Senada, Danramil Lubuk Begalung, Kapten Azwar, menyampaikan keprihatinannya atas lemahnya kontrol sosial dari lingkungan keluarga dan pendidikan.
“Kami dari Koramil siap mendukung penuh pengamanan wilayah bersama Polsek dan kelurahan. Tapi ini bukan semata urusan aparat, melainkan urusan bersama,” ucap Kapten Azwar.
Ia juga menyarankan agar dibuat grup WhatsApp komunitas yang melibatkan warga dan aparat, agar informasi potensi tawuran bisa tersebar cepat sebelum berkembang menjadi aksi terbuka.
Selain itu, Koramil akan menyasar komunitas muda dan organisasi lokal dalam program pembinaan teritorial untuk menyebarkan pesan damai dan memperkuat ketahanan sosial.
Membangun Solusi Jangka Panjang: Dari Patroli ke Pendidikan Karakter
Pertemuan lintas sektor ini tidak hanya fokus pada reaksi cepat, tapi juga menyusun langkah preventif jangka panjang. Sejumlah usulan yang mengemuka dalam forum tersebut antara lain:
Pembentukan Posko Pemantauan Malam di kawasan rawan konflik
Program pembinaan pemuda berbasis komunitas, termasuk pelatihan keterampilan dan forum kreatif
Edukasi anti-kekerasan di sekolah bekerja sama dengan pihak Dinas Pendidikan
Pelibatan aktif Dubalang Kota dalam patroli sosial berbasis nilai adat
Ketua RW 09 Kelurahan Lubuk Begalung Nan XX, Zulpendri, juga menyampaikan dukungannya. Ia menilai pencegahan tawuran hanya akan efektif jika ada sistem komunikasi cepat antarkomponen masyarakat.
“Kegiatan ini sangat positif. Kami warga RW 09 siap ikut aktif. WA Grup itu penting. Kadang tawuran bisa dicegah hanya dengan info cepat,” ungkap Zulpendri.
Camat Andi Amir: "Ini Bukan Sekadar Koordinasi, Ini Gerakan!"
Di akhir pertemuan, Camat Andi Amir kembali mengajak semua elemen untuk terlibat aktif tanpa menunggu komando, karena ini termasuk program Padang Sigap yang dicanangkan Walikota Padang Fadly Amran, bagaimana setiap elemen baik dari RT/RW, Dubalang Kota hingga Lurah harus sigap mengantisipasi tawuran ini agar kenyamanan warga kota tetap terjaga dengan damai.
“Kita semua punya tanggung jawab. Tidak bisa saling menyalahkan. Mulai dari orang tua, sekolah, tokoh adat, tokoh agama, hingga aparat, semua harus bersatu. Mari kita jaga Lubuk Begalung dari ancaman tawuran yang merusak masa depan anak-anak kita,” tutupnya dengan nada yang tak bisa ditawar.
Pertemuan ini menjadi sinyal kuat bahwa pemerintah Kecamatan Lubuk Begalung tak akan membiarkan kekerasan remaja menjadi hal yang lumrah. Dengan sinergi lintas sektor, mereka menegaskan satu hal: kekerasan harus dihentikan, sekarang juga.
(Mond)
#Tawuran #Padang #KecamatanLubukBegalung
