Breaking News

Justin Hubner Dapat Ancaman Pembunuhan karena Dianggap Terlalu Santai Tanpa Klub, Begini Respons Bijaknya

Pemain Timnas Indonesia Justin Hubner Dapat Ancaman Pembunuhan dari Fans (Instagram)

Dirgantaraonline
- Di tengah masa depannya yang belum jelas setelah hengkang dari Wolverhampton Wanderers U-21, bek Timnas Indonesia Justin Hubner justru mendapat ujian yang jauh lebih berat dari sekadar urusan karier. Melalui akun Instagram pribadinya, pemain berdarah Belanda-Indonesia itu mengungkap bahwa dirinya mendapat ancaman pembunuhan dari seorang individu tak dikenal yang diduga merupakan penggemarnya sendiri.

Ancaman tersebut bukan sekadar kritik biasa atau komentar pedas di media sosial. Itu adalah serangan verbal yang menohok, dengan nada kebencian yang mengejutkan dan bahkan mengandung unsur kekerasan fisik. Situasi ini tidak hanya menyentuh soal sepakbola, tetapi menyentuh batas antara fanatisme dan kegilaan.

Unggahan Mengejutkan: "Kamu Lelucon Besar"

Pada Minggu (6/7/2025), Justin membagikan tangkapan layar dari pesan direct message (DM) Instagram yang berisi kalimat mengejutkan. Dalam story tersebut, terlihat pesan bernada ancaman dari seseorang yang mengaku kecewa berat dengan sikap Hubner yang dianggap terlalu santai dalam menghadapi masa depan kariernya.

“Saya ingin membunuhmu, saya bersumpah! Teruslah menjalani hidup dengan pola pikir bodohmu, kamu adalah pemain yang memalukan!” tulis pengirim pesan tersebut.
"Pemain tim nasional lainnya fokus di klub, berlatih keras, dan dirimu? Apa yang kau lakukan! Sebuah lelucon besar. Benar-benar lelucon besar."

Nada pesan itu tidak main-main. Bukan hanya kritik, tetapi sebuah bentuk kekesalan yang sudah berubah menjadi ancaman nyata terhadap keselamatan pribadi. Ironisnya, pesan itu dikirim oleh seseorang yang sebelumnya justru pernah memberikan dukungan penuh kepada Hubner ketika sang pemain mengalami cedera pada awal 2024.

Dari Dukungan ke Kebencian: “Bagaimana Hal Bisa Berubah?”

Justin juga membagikan pesan lama dari orang yang sama — sebuah kalimat penuh semangat dan empati yang dikirim pada Maret 2024, saat dirinya tengah dalam masa pemulihan cedera.

“Justin, cepat sembuh. Kami butuh dirimu. Jangan khawatir, Justin, 300 juta orang Indonesia ada di depanmu untuk melindungimu.”

Kontras antara pesan dukungan tersebut dan ancaman pembunuhan yang baru saja dikirim menunjukkan bagaimana cepatnya cinta bisa berubah menjadi kebencian di dunia digital yang serba impulsif ini. Justin pun mengomentari hal itu dengan nada reflektif.

"Bagaimana sebuah hal bisa berubah," tulisnya, sambil menambahkan emoji tertawa kecil yang terasa lebih seperti sarkasme daripada humor.

Respons Bijak Justin Hubner: "Saya Harap Anda dalam Keadaan Baik"

Alih-alih terpancing emosi atau memperkeruh situasi, Hubner menunjukkan sikap luar biasa dewasa dalam menanggapi serangan tersebut. Dalam balasan singkatnya, ia justru menyampaikan harapan baik kepada si pengirim pesan.

“Saya harap Anda dalam keadaan baik, saudaraku!” tulisnya.

Respons itu seolah menampar balik pelaku dengan elegansi. Tak ada cacian, tak ada kemarahan, hanya sebuah kalimat sederhana yang menunjukkan bahwa Hubner tak ingin larut dalam siklus kebencian yang sedang merajalela di dunia maya.

Karier Masih Mengambang, Tapi Tetap Tenang

Sejak resmi tidak melanjutkan karier bersama Wolves U-21, masa depan Hubner memang menjadi tanda tanya besar. Sampai saat ini, belum ada klub baru yang mengumumkan perekrutan pemain kelahiran Den Bosch, Belanda itu. Kondisi ini membuat sebagian publik — termasuk pendukung timnas — mulai mempertanyakan fokus dan keseriusannya dalam berkarier.

Namun, Hubner tetap tampil tenang. Ia masih aktif berlatih secara mandiri dan menjaga kebugarannya. Belum adanya pengumuman soal klub barunya bukan berarti ia berleha-leha, tetapi mungkin lebih mencerminkan proses pencarian klub yang sesuai dengan visinya sebagai pemain profesional.

Garis Batas antara Cinta dan Fanatisme

Kasus ini menjadi potret lain dari sisi gelap sepak bola modern  ketika ekspetasi berlebihan dari fans bisa berubah menjadi tekanan mental bahkan ancaman fisik bagi pemain. Media sosial membuat jarak antara fans dan idola menjadi sangat tipis. Sayangnya, di ruang yang tanpa filter itu pula, siapa pun bisa berubah menjadi hakim, jaksa, bahkan algojo.

Sikap Justin Hubner yang tetap tenang dalam menghadapi serangan ini layak diapresiasi. Ia menunjukkan bahwa seorang pemain tidak hanya dinilai dari performa di lapangan, tetapi juga dari kedewasaannya dalam menghadapi tekanan  termasuk yang berasal dari orang yang seharusnya mendukungnya.

Kini, publik tinggal menanti: ke mana langkah Justin Hubner selanjutnya? Apakah ia akan berlabuh di klub baru dalam waktu dekat? Ataukah ada keputusan besar yang akan ia umumkan dalam waktu dekat? Satu hal yang pasti, ujian mental seperti ini tidak akan mudah dilupakan  dan mungkin akan membentuk karakter sang pemain menjadi jauh lebih kuat dari sebelumnya.

(Okz)

#JustinHubner #Pengancaman #Sepakbola #Olahraga