Breaking News

Cekcok Uang Transfer Berujung Duel Berdarah, Golok dan Bambu Jadi Senjata

Cekcok soal jasa transfer uang di Bekasi berujung duel berdarah. (./Istimewa)

D'On, Bekasi —
Suasana pasar tradisional Cibenda, yang biasanya hiruk-pikuk dengan aktivitas jual beli, mendadak berubah mencekam pada Sabtu siang (5/7/2025). Sebuah perselisihan antara pelanggan dan pemilik kios jasa transfer uang berakhir dengan duel berdarah di tengah keramaian.

Peristiwa ini terjadi di sebuah kios agen pengiriman uang di Pasar Cibenda, Desa Sirnajaya, Kecamatan Serangbaru, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat. Pertikaian tersebut melibatkan N, pemilik kios, dan Y, seorang pelanggan yang diduga melakukan transaksi tanpa membayar penuh dana yang ditransfer.

Berawal dari Transaksi yang Tak Dilunasi

Menurut keterangan sejumlah saksi mata, konflik bermula saat Y mendatangi kios untuk melakukan transaksi pengiriman uang sebesar Rp4,5 juta. Namun, usai proses pengiriman dilakukan, Y disebut tidak segera melunasi jumlah uang yang ditransfer, yang kemudian memicu ketegangan antara dirinya dan pemilik kios.

“Awalnya mereka berdebat soal uang. Si Y itu udah minta dikirimkan tapi belum bayar. Pemilik kios merasa dirugikan,” kata Haikal (23), seorang penjaga toko yang berada hanya beberapa meter dari lokasi kejadian.

Perdebatan keduanya berlangsung panas. Tak hanya sekadar adu mulut, situasi memanas ketika N, yang terlihat semakin terpancing emosinya, mengambil sebilah golok dari dalam kios. Saat itu, Y disebut mencoba menghindari konfrontasi langsung, namun N justru mengejarnya sambil membawa senjata tajam.

Duel di Lahan Kosong: Golok vs Bambu

Insiden pun berlanjut ke luar area pasar. Menurut saksi lain, Jaja (42), Y sempat melarikan diri ke arah lahan kosong di seberang jalan, namun N mengejarnya sambil membawa golok yang sudah terhunus.

“Saya lihat mereka sempat duduk di depan kios. Si N megang golok sambil minta uangnya dikembalikan. Tiba-tiba Y kabur ke seberang jalan, lalu terjadi duel,” ujar Jaja.

Dalam duel tersebut, Y mengambil potongan bambu dari sekitar lokasi untuk membela diri, namun tidak cukup kuat untuk menahan serangan golok milik N. Bentrokan fisik tak terhindarkan, hingga akhirnya Y terkena sabetan golok yang melukai bagian kepala dan wajahnya secara cukup serius.

Warga Bertindak, Polisi Bergerak

Setelah duel berlangsung beberapa menit, warga sekitar segera datang melerai. Y yang dalam keadaan bersimbah darah langsung dibawa warga ke rumah sakit terdekat untuk mendapat pertolongan medis.

Sementara itu, N, pemilik kios yang diduga sebagai pelaku pembacokan, langsung diamankan oleh petugas Polsek Serangbaru yang datang tak lama setelah kejadian. Polisi juga menyita golok yang digunakan dalam duel tersebut sebagai barang bukti.

“Pelaku sudah kami amankan dan sedang dalam pemeriksaan. Korban saat ini menjalani perawatan intensif di rumah sakit,” ujar seorang petugas kepolisian yang berada di lokasi kejadian.

Motif Masih Didalami, Polisi Lakukan Penyelidikan Lanjutan

Hingga saat ini, polisi masih mendalami motif lengkap di balik peristiwa ini, termasuk mengecek rekaman CCTV di sekitar pasar serta memeriksa saksi-saksi yang ada di lokasi. Kasus ini menyoroti betapa cepatnya konflik bisa berubah menjadi kekerasan hanya karena persoalan sepele yang tidak diselesaikan dengan kepala dingin.

Pihak berwenang mengimbau masyarakat, terutama pelaku usaha dan konsumen, agar menyelesaikan setiap persoalan dengan cara yang damai dan melibatkan pihak berwajib bila diperlukan. Apalagi dalam konteks transaksi keuangan yang rawan memicu kesalahpahaman dan ketegangan.

Catatan Redaksi: Kekerasan bukanlah solusi. Konflik semestinya diselesaikan dengan dialog dan jalur hukum, bukan dengan senjata tajam. Peristiwa ini menjadi pengingat penting bagi semua pihak akan pentingnya mengedepankan rasionalitas di tengah persoalan yang memanas.

(B1)

#DuelMaut #Peristiwa