Breaking News

Bentrok Berdarah di Pengajian Rizieq Pemalang: 15 Orang Terluka, Apa yang Sebenarnya Terjadi?

Acara pengajian Rizieq Syihab di Desa Pegundan, Kabupaten Pemalang, Rabu (23/7/2025). Foto: Dok. Polres Pemalang

D'On, Pemalang
– Suasana pengajian yang semestinya berlangsung khidmat di Desa Pegundan, Kecamatan Petarukan, Pemalang, Jawa Tengah, berubah menjadi ricuh dan mencekam. Rabu malam (23/7/2025), pengajian Safari Dakwah yang diisi oleh tokoh kontroversial Muhammad Rizieq Syihab justru berujung bentrok antarormas dan melukai belasan orang, termasuk aparat kepolisian.

Kepolisian mencatat total 15 orang mengalami luka-luka dalam insiden tersebut. Para korban terdiri dari 4 anggota polisi, 9 anggota ormas Perjuangan Walisongo Indonesia Laskar Sabilillah (PWI-LS), dan 2 anggota Front Persatuan Islam (FPI).

Lalu bagaimana sebenarnya kronologi kerusuhan yang terjadi dalam gelaran pengajian ini?

Awal Mula: Rapat Koordinasi Jelang Acara

16 Juli 2025  Upaya Pencegahan Lewat Rapat Cipta Kondisi

Sepekan sebelum acara digelar, Kantor Kesbangpolinmas Kabupaten Pemalang menjadi saksi pertemuan penting yang diharapkan mampu mencegah potensi konflik. Dalam Rapat Koordinasi Cipta Kondisi tersebut, hadir berbagai unsur penting dari pemerintah dan keamanan, termasuk Pemda Pemalang, Kodim 0711, Polres Pemalang, serta perwakilan ormas FPI dan PWI-LS.

Hasilnya? Sebuah kesepakatan damai dicapai. Semua pihak menandatangani surat pernyataan bersama yang berisi sejumlah komitmen:

  • Pengajian harus berjalan dengan tertib dan aman.
  • Tidak boleh ada pengerahan massa besar-besaran.
  • Ceramah tidak boleh bersifat provokatif.
  • Semua pihak diminta menjaga kerukunan dan tidak melanggar hukum.

Sayangnya, harapan untuk mencegah keributan hanya tinggal wacana.

Hari H: Ribuan Petugas Diturunkan, Ricuh Tak Terelakkan

23 Juli 2025 — Ketegangan Memuncak Saat Malam Menjelang

Guna mengantisipasi gangguan, aparat keamanan mengerahkan 675 personel gabungan dari TNI, Polri, dan instansi terkait. Langkah ini menunjukkan keseriusan pihak berwenang untuk menjaga stabilitas acara yang diketahui mengundang perhatian publik secara luas, terutama karena menghadirkan Muhammad Rizieq Syihab sebagai penceramah utama.

Namun situasi tak sepenuhnya terkendali.

Pukul 22.00 WIB – Ketegangan di Balik Panggung

Menurut versi dari pihak FPI, sesaat sebelum Rizieq naik ke panggung, rombongan mereka sempat diarahkan oleh polisi untuk masuk melalui jalur belakang. Entah karena alasan teknis atau keamanan, instruksi itu ditolak oleh pihak Rizieq.

Akhirnya, tanpa mengindahkan arahan aparat, Rizieq langsung naik ke panggung utama dan memulai ceramahnya.

Pukul 23.00 WIB – Bentrokan Meletus di Balik Sorot Lampu Panggung

Saat sang penceramah tengah berceramah di depan ribuan jamaah, bentrok pecah di area belakang panggung, tepatnya sekitar 50 meter dari lokasi utama. Pertikaian fisik antara massa ormas FPI dan PWI-LS berlangsung sengit selama 30 menit. Situasi sempat tidak terkendali.

Teriakan, lemparan benda tumpul, bahkan adu fisik terekam dalam dokumentasi warga. Beberapa orang terkapar dan harus ditarik mundur oleh rekan-rekan mereka.

Petugas keamanan yang berjaga pun berupaya membubarkan kerumunan dan melakukan pemisahan kedua kelompok untuk meredam eskalasi.

Usai Kerusuhan: Korban Berjatuhan, Polisi Bergerak Cepat

Pukul 01.00 WIB – Pengajian Selesai, Damai yang Rawan Pecah Kembali

Setelah melalui malam yang penuh ketegangan, pengajian resmi selesai pada pukul 01.00 WIB, Kamis dini hari (24/7). Aparat langsung bersiaga dan melakukan penyekatan agar kedua kubu tidak kembali bersinggungan.

Polisi juga memberikan imbauan keras kepada masing-masing ormas untuk menahan diri dan tidak melakukan aksi balasan.

Pukul 14.00 WIB – Polisi Rilis Data Korban Luka

Dalam konferensi pers di Mapolres Pemalang, Kapolres AKBP Eko Sunaryo akhirnya merilis jumlah korban luka akibat insiden tersebut:

  • 4 anggota polisi, yang diduga terkena lemparan saat melerai massa;
  • 9 anggota PWI-LS, beberapa di antaranya mengalami luka cukup serius;
  • 2 anggota FPI, termasuk satu yang dikabarkan mengalami cedera kepala ringan.

Saat ini, pihak kepolisian masih melakukan pendalaman untuk mengetahui pemicu utama bentrok, termasuk apakah ada pihak yang sengaja memprovokasi atau menyusup dalam kerumunan.

Apa Langkah Selanjutnya?

Kapolres Eko memastikan bahwa proses hukum akan berjalan bagi siapa pun yang terbukti melanggar hukum, memicu kekerasan, atau membawa senjata tajam ke lokasi pengajian. “Kami tidak akan pandang bulu. Kami sedang kumpulkan bukti-bukti dan akan memeriksa saksi-saksi,” tegasnya.

Sementara itu, suasana di Desa Pegundan mulai kondusif. Namun aparat masih terus berjaga, mengantisipasi potensi kerusuhan susulan yang bisa saja muncul dari media sosial atau kabar-kabar yang belum terverifikasi.

Insiden bentrokan di pengajian Rizieq ini menjadi peringatan keras bagi semua pihak, baik ormas, tokoh agama, maupun aparat. Semangat dakwah seharusnya menjadi momen memperkuat persaudaraan, bukan justru ajang pertikaian.

Masyarakat berharap, langkah cepat dan tegas dari aparat dapat meredam konflik, menegakkan hukum secara adil, dan memastikan kejadian serupa tidak terulang di masa mendatang.

(Cil/K)

#BentrokPengajianRizieqShihab #Peristiwa #RizieqShihab #BentrokBerdarah