Breaking News

Salah Sasaran! Residivis Bobol Rumah Anggota Pasukan Elite TNI, Berujung Ditembak dan Jalani Hidup Pincang

Pria Ini Nekat Mencuri di Rumah Anggota Pasukan Elite TNI, Berakibat Kakinya Pincang

D'On, Medan, Sumatera Utara
– Niat jahat Zulfahmi (34), seorang residivis pencurian yang dikenal licin dan berulang kali keluar masuk penjara, harus dibayar mahal. Kali ini, bukan hanya karena kembali tertangkap setelah membobol rumah, tetapi juga karena salah memilih sasaran: rumah seorang anggota pasukan elite TNI.

Peristiwa ini terjadi di sebuah rumah di Jalan Karsa, Kecamatan Medan Barat, Kota Medan. Rumah tersebut tampak seperti rumah biasa dari luar tidak mencolok, tidak dijaga ketat. Namun, siapa sangka di dalamnya tinggal seorang prajurit terlatih, yang diam-diam mengawasi setiap gerak-gerik mencurigakan di lingkungannya.

Rekam Jejak Hitam Sang Pelaku

Kanit Reskrim Polsek Medan Barat, Iptu Febri Sitepu, mengungkap bahwa Zulfahmi bukan pelaku kejahatan biasa. Ia merupakan residivis yang sudah tiga kali keluar masuk penjara untuk kasus serupa. Dalam setiap aksinya, motifnya selalu sama: mendapatkan uang cepat untuk membeli narkoba.

“Pelaku ini memang sudah dikenal petugas. Sudah tiga kali ditangkap untuk kasus pencurian. Dari keterangan yang kami dapatkan, hasil kejahatannya selama ini digunakan untuk konsumsi narkoba,” ujar Iptu Febri dalam konferensi pers, Kamis (5/6/2024).

Aksi Nekat dan Terekam Kamera

Dalam aksi terbarunya, Zulfahmi beraksi seorang diri. Tanpa menggunakan alat bantu khusus, ia berhasil membuka jendela rumah korban dan masuk ke dalam dengan sangat tenang seolah sudah terbiasa melakukan hal ini.

CCTV rumah korban merekam dengan jelas gerak-gerik Zulfahmi, mulai dari saat ia mengamati situasi sekitar, mencongkel jendela, hingga akhirnya menyusup masuk ke dalam rumah. Di dalam, ia dengan cepat mengobrak-abrik kamar dan lemari. Dalam waktu singkat, ia berhasil menggasak perhiasan emas, jam tangan mahal, dan kacamata bermerek. Total kerugian ditaksir mencapai lebih dari Rp50 juta.

Namun nasib berkata lain. Belum sempat menikmati hasil curiannya, Zulfahmi justru dibekuk oleh tim Reskrim Polsek Medan Barat hanya 20 jam setelah kejadian. Petugas yang telah mempelajari rekaman CCTV dan melacak keberadaan pelaku langsung melakukan penangkapan.

Akhir Tragis: Ditembak dan Lumpuh

Saat hendak diringkus, Zulfahmi bukannya menyerah. Ia mencoba melarikan diri dan bahkan melakukan perlawanan terhadap petugas. Aksi nekatnya itu membuat polisi tak punya pilihan selain mengambil tindakan tegas dan terukur. Sebutir peluru bersarang di kakinya—cukup untuk menghentikan pelariannya, tapi juga cukup untuk mengubah hidupnya.

“Pelaku mencoba kabur dan melawan petugas saat akan ditangkap, sehingga kami terpaksa memberikan tindakan tegas dengan menembak bagian kakinya,” jelas Iptu Febri.

Zulfahmi kini harus menjalani proses hukum dalam kondisi pincang, menanggung akibat dari pilihan hidup yang ia ambil sendiri. Ia dijerat dengan Pasal 363 KUHP tentang pencurian dengan pemberatan dan terancam hukuman penjara hingga 7 tahun.

Pesan Keras untuk Kriminal

Kasus ini menjadi pengingat keras bahwa kejahatan selalu memiliki konsekuensi, dan kadang-kadang, nasib bisa begitu kejam ketika seseorang salah memilih korban. Apalagi jika korban adalah anggota TNI yang tak hanya punya kemampuan bertempur, tetapi juga memiliki jaringan kuat dalam penegakan hukum.

Zulfahmi mungkin sudah terbiasa keluar masuk penjara, tetapi kali ini, ia keluar dengan luka yang tak hanya membekas di tubuh, tapi juga di catatan hidupnya. Salah sasaran, salah langkah, salah segalanya dan kini, ia harus membayar harga yang sangat mahal.

(Mond)

#Pencurian #Kriminal #Residivis