Breaking News

Truk Pembawa Amunisi Kostrad Meledak di Tol Gempol: Satu Prajurit Tewas Saat Evakuasi Diri

Komandan Kodim/0819 Pasuruan Letnan Kolonel Arhanud Noor Iskak saat memberikan keterangan kepada awak media di markas Kodim 0819 di Kota Pasuruan, Selasa (6/5/2025). (ANTARA)

D'On, Pasuruan
— Malam yang seharusnya tenang di ruas Tol Gempol, Pasuruan, Jawa Timur, mendadak berubah mencekam. Sebuah truk militer yang membawa amunisi milik Komando Strategis Angkatan Darat (Kostrad) meledak dan terbakar hebat di Km 774 Tol Gempol, Senin (5/5/2025) malam. Tragedi ini tak hanya mengagetkan warga sekitar, tetapi juga menelan korban jiwa dari unsur militer.

Letnan Kolonel Arhanud Noor Iskak, Komandan Kodim 0819/Pasuruan, dalam keterangannya mengungkapkan bahwa kendaraan yang terbakar merupakan bagian dari konvoi militer yang tengah dalam perjalanan pulang ke Jember, usai menyelesaikan penugasan di Papua. Konvoi terdiri dari empat truk militer yang mengangkut personel dan perlengkapan milik Brigade Infanteri 509/Kostrad Jember. Truk yang meledak diketahui berada di urutan kedua dari rombongan.

Granat dan Peluru Kecil di Dalam Truk

Menurut Iskak, truk yang terbakar mengangkut muatan sensitif amunisi militer berupa granat tangan dan peluru berkaliber kecil. Saat ledakan terjadi, kepanikan langsung melanda para prajurit di kendaraan lain yang berada dalam konvoi. Percikan api dan suara ledakan membuat suasana menjadi tidak terkendali.

Salah satu prajurit, yang diidentifikasi berinisial U, berada di dalam truk ketiga, tepat di belakang truk yang terbakar. Saat melihat kobaran api membesar, ia segera memutuskan untuk menyelamatkan diri. Dalam situasi darurat, tanpa sempat berpikir panjang, ia melompat dari kendaraan dan berlari ke arah pagar pembatas tol, berniat berlindung di sisi lain demi menghindari kemungkinan ledakan lanjutan.

Tragedi dalam Kegelapan

Namun, upaya evakuasi U berujung tragis. Dalam kondisi malam hari yang gelap dan visibilitas yang sangat rendah, ia tidak menyadari bahwa di balik pagar pembatas tol yang dilompati terdapat jurang dengan kedalaman sekitar 7 hingga 10 meter. Tubuhnya terhempas ke dasar jurang. Saat ditemukan oleh rekan-rekannya, ia dalam kondisi kritis dan segera dievakuasi ke Rumah Sakit Bhayangkara Pusdik Sabhara Porong, Sidoarjo. Sayangnya, nyawa prajurit U tidak tertolong.

Iskak menegaskan, kematian prajurit U bukan disebabkan oleh ledakan langsung ataupun luka bakar, melainkan akibat cedera parah setelah terjatuh dari ketinggian saat mencoba menyelamatkan diri.

Penyelidikan dan Peringatan untuk Warga

Hingga kini, penyebab pasti ledakan masih dalam penyelidikan. TNI bekerja sama dengan pihak kepolisian untuk menyisir area hingga radius satu kilometer dari lokasi kejadian, guna mencari kemungkinan adanya amunisi yang tercecer akibat ledakan. Fokus utama saat ini adalah mengamankan lingkungan sekitar dari risiko bahan peledak yang masih aktif.

Letkol Iskak pun mengimbau masyarakat yang tinggal di sekitar lokasi kejadian untuk tetap waspada. Jika menemukan benda mencurigakan seperti granat atau peluru, warga diminta tidak menyentuhnya dan segera melapor ke aparat keamanan terdekat.

“Keselamatan masyarakat adalah prioritas kami. Kami minta kerja samanya untuk tidak panik, namun tetap waspada,” ujar Iskak.

Malam Penuh Duka dan Evaluasi Prosedur

Tragedi ini menjadi pengingat keras tentang risiko yang menyertai mobilisasi militer, terutama yang melibatkan muatan berbahaya seperti amunisi. Kejadian ini juga membuka pertanyaan mengenai prosedur keamanan dan mitigasi risiko saat pengangkutan bahan peledak melalui jalur umum.

Sementara penyelidikan terus berjalan, suasana duka menyelimuti satuan Brigade Infanteri 509/Kostrad Jember. Prajurit U, yang gugur dalam tugas, dikenang sebagai sosok yang sigap dan penuh dedikasi. Pemakamannya akan dilakukan secara militer sebagai penghormatan atas pengabdiannya kepada bangsa dan negara.

(Mond)

#Peristiwa #TrukTNIMeledak #TNI