Breaking News

Tragedi di Batang Rosak Pasaman: Harapan Terakhir Keluarga Uyun Pupus Ditemukannya Potongan Kaki

Tim SAR gabungan menemukan potongan kaki korban diterkam buaya pada Kamis (1/5/2025) di Sungai Batang Rosak, Pasaman Barat, 2,36 km dari lokasi kejadian awal. (Kantor SAR Kelas A Padang)

D'On, Pasaman Barat, Sumatera Barat
Lima hari pencarian tanpa lelah di perairan keruh Sungai Batang Rosak akhirnya membawa kabar duka yang menyesakkan dada. Harapan keluarga Uyun (55), warga Muaro Simpang Koto Sawah, untuk menemukan pria paruh baya itu dalam keadaan utuh, resmi sirna. Kamis sore, 1 Mei 2025 pukul 16.00 WIB, tim SAR gabungan menemukan potongan kaki manusia di tengah aliran sungai yang menjadi saksi bisu tragedi memilukan tersebut.

Potongan tubuh itu ditemukan pada koordinat 0°8'43.01"U - 99°28'29.44"T, sekitar 2,36 kilometer dari titik terakhir korban terlihat. Jarak yang cukup jauh, namun masih dalam radius pencarian intensif sejak hari pertama operasi dimulai.

Pencarian yang Melelahkan dan Menyakitkan

Kepala Seksi Operasi Kantor SAR Kelas A Padang, Hendri, menyampaikan bahwa bagian tubuh yang ditemukan langsung dievakuasi ke Puskesmas Ujung Gading untuk proses identifikasi dan penanganan medis lebih lanjut.

"Operasi hari ini resmi dihentikan pukul 18.00 WIB. Pencarian akan kami lanjutkan besok pagi, sembari melakukan evaluasi bersama pihak keluarga dan Wali Nagari," ujar Hendri dengan nada yang mencerminkan kelelahan sekaligus kesedihan.

Pencarian di hari kelima itu dimulai sejak pukul 07.00 WIB. Tim SAR dibagi menjadi dua regu. Regu pertama menyisir sungai menggunakan LCR (Landing Craft Rubber) dan perahu milik masyarakat, sementara regu kedua menyusuri tebing dan semak-semak di sepanjang bibir sungai. Radius pencarian diperluas hingga 6 kilometer—mulai dari koordinat 0°8'22.42"U - 99°28'32.34"T hingga 0°8'51.07"U - 99°25'32.22"T.

Demi menyisir medan berat dan aliran sungai yang liar, berbagai perlengkapan canggih dikerahkan: rescue car, alat pemindai bawah air Aqua Eye, drone, serta perlengkapan SAR air dan medis. Operasi ini melibatkan puluhan personel gabungan dari Pos SAR Pasaman, BPBD Pasaman Barat, Polsek Sungai Beremas, Koramil Ujung Gading, hingga masyarakat yang setia berjaga dan membantu sejak hari pertama.

Detik-Detik Mencekam: Ketika Sungai Menelan Uyun

Tragedi ini bermula pada Jumat malam, 26 April 2025, saat Uyun bersama delapan rekannya memutuskan berburu ikan dengan senapan di Sungai Batang Rosak. Jam menunjukkan pukul 21.30 WIB ketika mereka tiba di lokasi. Dalam gelapnya malam dan sepi yang menyelimuti tepian sungai, mereka memulai kegiatan seperti biasa, tak menyangka ada bahaya yang mengintai di balik permukaan air yang tenang.

Tanpa peringatan, seekor buaya besar tiba-tiba muncul dan menyerang. Dalam hitungan detik, tubuh Uyun disergap dan diseret masuk ke dalam sungai.

Anto (40), salah satu saksi mata sekaligus rekan korban, sempat mencoba menyelamatkan Uyun. Ia menjangkau tangan korban yang masih muncul ke permukaan, dan menariknya sekuat tenaga. Tapi kekuatan predator purba itu tak tertandingi. Dalam sekejap, Uyun lenyap ditelan gelap malam dan derasnya arus sungai.

Dari Upaya Mandiri hingga Operasi SAR Berskala Besar

Malam itu, warga sekitar langsung bergerak melakukan pencarian mandiri. Namun, hingga menjelang pagi, hasilnya nihil. Akhirnya, Sabtu dini hari (27/4/2025) pukul 05.10 WIB, laporan resmi disampaikan ke Kantor SAR Padang melalui Pokdarwis Sikabau.

Perjalanan dari Pos SAR Pasaman menuju lokasi kejadian memakan waktu sekitar 2,5 jam melalui jalur darat sejauh 46,4 kilometer. Sejak saat itu, operasi pencarian dilakukan tanpa henti—siang dan malam—meskipun cuaca dan medan tidak bersahabat.

Sungai Batang Rosak: Surga yang Menyimpan Ancaman

Sungai Batang Rosak, yang bagi sebagian warga adalah sumber kehidupan dan tempat mencari nafkah, kini menyimpan luka mendalam. Kejadian ini bukan sekadar kecelakaan, tapi alarm keras bagi keselamatan warga di sekitar habitat predator alami seperti buaya.

Pihak berwenang mengimbau agar masyarakat tidak melakukan aktivitas sendirian di sekitar sungai, terutama pada malam hari. Waspada adalah kunci, karena di balik air yang tenang bisa tersembunyi bahaya yang mematikan.

Penantian yang Masih Panjang

Meski telah ditemukan bagian tubuh korban, keluarga Uyun masih berharap pencarian dilanjutkan demi menemukan sisa jasad yang lain, agar bisa dimakamkan secara layak. Sementara itu, duka mendalam menyelimuti kampung halaman korban. Uyun dikenal sebagai sosok pekerja keras, ramah, dan sering membantu warga lain dalam berbagai kegiatan sosial.

Sungai yang dulu menjadi tempat Uyun mencari ikan kini menjadi tempat ia kehilangan nyawa. Peristiwa ini menjadi pengingat bahwa alam, seindah apa pun, tetap harus dihormati dan diperlakukan dengan hati-hati.

(Mond)

#Peristiwa #PasamanBarat