Tottenham Hotspur Akhiri Penantian 17 Tahun dengan Menjuarai Liga Europa 2025, Manchester United Tenggelam dalam Duka
Pemain Tottenham Hotspur Angkat Tropi Juara Liga Eropa 2025
D'On, Bilbao – Dalam malam yang sarat emosi di Stadion San Mames, Tottenham Hotspur akhirnya menuntaskan penantian panjang selama 17 tahun untuk kembali merengkuh trofi bergengsi. Spurs keluar sebagai juara Liga Europa 2025 setelah menundukkan Manchester United dengan skor tipis 1-0, Kamis (22/5) dini hari WIB. Kemenangan ini bukan hanya mengakhiri dahaga gelar, tetapi juga menyelamatkan musim penuh gejolak bagi klub London Utara tersebut.
Johnson Jadi Pahlawan, Gol Tunggal yang Menorehkan Sejarah
Malam itu, satu nama bersinar terang di antara gemuruh suporter: Brennan Johnson. Pemain muda asal Wales ini mencetak gol penentu kemenangan pada menit ke-41, hasil dari skema serangan cepat yang dimulai oleh Pape Matar Sarr dari sisi kiri. Umpan silang tajam Sarr mengarah ke kotak penalti, di mana Johnson melakukan gerakan cerdas menuju tiang dekat.
Sempat terjadi defleksi dari kaki Luke Shaw, namun Johnson sigap melakukan sentuhan kedua yang menaklukkan Andre Onana. Bola meluncur mulus ke dalam gawang, membuat seisi tribun pendukung Spurs meledak dalam kegembiraan. Itu bukan sekadar gol; itu adalah momen penebusan, simbol dari perjuangan dan kesabaran sebuah klub yang kerap dipandang sebelah mata.
Duel Dua Raksasa yang Terluka
Ironisnya, final ini mempertemukan dua klub Premier League yang musim domestiknya justru menyisakan banyak pertanyaan. Tottenham hanya mampu finis di peringkat ke-17 klasemen Liga Inggris nyaris terjerumus ke zona degradasi sementara Manchester United satu tangga di atasnya, di posisi ke-16. Namun siapa sangka, laga di panggung Eropa justru memperlihatkan intensitas tinggi dan tekad yang menyala-nyala.
Manchester United, yang dilatih Ruben Amorim, tampil lebih dominan di babak kedua. Mereka menggempur lini pertahanan Spurs dengan berbagai skema serangan. Puncaknya terjadi di menit ke-90+7 saat Alejandro Garnacho melepaskan tendangan salto spektakuler dari situasi sepak pojok. Namun sayang, si kulit bundar hanya menghantam sisi luar jala gawang Guglielmo Vicario.
Itu adalah peluang emas terakhir. Saat wasit meniup peluit panjang, skuad Tottenham meledak dalam perayaan, sementara para pemain Manchester United terduduk lesu, sebagian bahkan meneteskan air mata.
Dari Keterpurukan Menuju Kebangkitan: Kisah Dua Kutub Berbeda
Kemenangan ini membawa Spurs bukan hanya pada trofi, tetapi juga tiket otomatis ke Liga Champions musim depan – sebuah penyelamat nasib yang nyaris tak terbayangkan mengingat performa buruk mereka di liga domestik.
Lebih dari itu, kemenangan ini menorehkan catatan manis lainnya. Spurs berhasil mengakhiri kutukan tanpa kemenangan di tanah Spanyol dalam delapan pertandingan terakhir dengan tiga hasil imbang dan empat kekalahan sebelumnya. Kini, Bilbao menjadi saksi sejarah baru klub.
Dengan hanya dua kekalahan dari 15 laga di sepanjang kompetisi (10 menang, 3 imbang, 2 kalah), Tottenham layak disebut sebagai juara yang pantas. Ini menjadi trofi Eropa pertama mereka sejak merengkuh Piala Winners pada 1962 menjadikan mereka sebagai klub Inggris pertama yang menjuarai kompetisi Eropa kala itu. Enam dekade lebih berlalu, dan kini mereka kembali duduk di singgasana Eropa.
Musim Suram Manchester United: Patah Hati dan Masa Depan Tak Pasti
Sebaliknya, malam di Bilbao menjadi akhir dari mimpi buruk musim 2024/2025 bagi Manchester United. Klub yang dulunya disegani di pentas Eropa itu kini tak hanya gagal meraih satu pun trofi, tetapi juga kehilangan tiket ke kompetisi Eropa musim depan. Satu musim penuh penderitaan ditutup dengan kekalahan pahit di panggung final.
Pelatih Ruben Amorim kini menghadapi tugas berat. Tanpa daya tarik kompetisi Eropa, upaya memperkuat skuad dengan pemain kelas dunia bakal jauh lebih sulit. Selain itu, tekanan dari pendukung dan manajemen klub terus meningkat.
Gambaran kekalahan itu tak hanya terlihat di papan skor, tapi juga di wajah-wajah para pemain yang terduduk di lapangan usai peluit akhir berbunyi. Sebuah citra tragis dari skuad yang kehilangan arah dan tujuan.
Spurs Bangkit, MU Merana
Final Liga Europa 2025 bukan hanya soal satu gol atau satu pemenang. Ia menjadi cerminan dua nasib yang berseberangan: satu bangkit dari keterpurukan untuk mencetak sejarah baru, satu lagi tenggelam lebih dalam dalam jurang kekecewaan.
Untuk Tottenham, ini adalah awal dari harapan baru. Untuk Manchester United, mungkin inilah saatnya refleksi mendalam sebelum memulai lembaran yang baru dari titik nol.
(Mond)
#Sepakbola #Olahraga #LigaEropa #TottenhamHotspur #ManchesterUnited