Breaking News

Teror di Bukit Waentumbu: Empat Pendaki Diserang OTK Bersenjata, Satu Disekap dan Diselamatkan di Tengah Malam

Aparat kepolisian dan masyarakat saat persiapan melakukan evakuasi terhadap empat pendaki yang diserang OTK bersenjata di Palu. (Polresta Palu)

D'On, Palu
 – Malam yang seharusnya menjadi penutup petualangan seru di alam terbuka berubah menjadi mimpi buruk bagi empat pendaki muda yang menuruni Bukit Waentumbu, kawasan perbukitan indah namun terpencil di Kelurahan Kawatuna, Kecamatan Mantikulore, Kota Palu. Sekitar pukul 22.00 Wita, mereka disergap secara tiba-tiba oleh sosok misterius bersenjata tajam. Diduga kuat, pelaku adalah orang tak dikenal (OTK) yang telah mengincar korban sejak lama.

Insiden ini mengejutkan warga Palu dan memunculkan kekhawatiran baru terhadap keamanan di kawasan wisata alam yang mulai ramai dikunjungi.

Serangan Mendadak di Tengah Kegelapan

Menurut keterangan Kapolresta Palu, Kombes Pol Deny Abrahams, pelaku membawa parang besar dan langsung menyerang tanpa peringatan. Salah satu pendaki sempat dipukul menggunakan sarung senjata tajam tersebut, menimbulkan luka dan trauma mendalam. Kekacauan pun terjadi saat para korban berusaha menyelamatkan diri dalam kondisi gelap gulita di area bukit yang jauh dari permukiman warga.

“Tiga dari mereka sempat berpencar saat berusaha kabur. Satu pendaki bahkan hilang kontak cukup lama, diduga sempat disekap atau bersembunyi dalam kondisi ketakutan,” ujar Kombes Deny dalam keterangannya, Minggu (25/5/2025).

Pencarian Dramatis di Tengah Malam

Begitu laporan diterima oleh Polsek Mantikulore dari dua korban yang berhasil lolos, operasi pencarian langsung dilakukan. Tim gabungan yang terdiri dari aparat Polsek, Bhabinkamtibmas, warga sekitar, personel Polresta Palu, dan tim Polda Sulteng dikerahkan menyisir area perbukitan yang terjal dan gelap.

Dalam suasana mencekam, pendaki bernama Cantika ditemukan lebih dahulu. Ia bersembunyi di balik semak-semak di kaki bukit, dengan wajah pucat dan tubuh gemetar. Namun, korban atas nama Nabila masih belum ditemukan hingga tengah malam.

Tepat pukul 01.00 Wita, harapan itu muncul. Tim pencari menemukan Nabila, dalam kondisi selamat, meski lemas dan terguncang secara psikologis. Ia mengaku sempat bersembunyi selama berjam-jam di balik semak dan batu besar karena takut pelaku kembali. Tidak tertutup kemungkinan ia sempat ditahan di suatu titik, sebelum akhirnya berhasil melarikan diri.

Kecurigaan terhadap Pelaku dan Waspada di Kawasan Wisata

Kombes Deny menduga pelaku bukan orang asing terhadap wilayah tersebut. Bahkan, ada kemungkinan pelaku merupakan sosok yang sama dengan pelaku percobaan pencurian sepeda motor yang terjadi beberapa waktu lalu di kawasan yang sama.

“Wilayah ini memang cukup terpencil dan rawan. Kami menduga pelaku mengenal medan dengan baik, dan sudah mengintai sebelumnya. Ini menjadi sinyal serius bagi kami untuk menempatkan perhatian lebih di kawasan wisata alam,” tegas Deny.

Imbauan untuk Pengunjung dan Masyarakat

Pihak kepolisian mengimbau masyarakat, khususnya pendaki dan wisatawan, untuk tidak melakukan perjalanan malam hari ke wilayah perbukitan yang jauh dari permukiman tanpa pengawasan. Mereka juga diminta untuk selalu melapor kepada aparat setempat sebelum melakukan pendakian atau kegiatan outdoor lainnya.

“Waspada, itu kuncinya. Kalau melihat sesuatu yang mencurigakan, segera laporkan. Jangan ambil risiko,” tambah Kapolresta.

Ketegangan Masih Membekas

Meski seluruh korban berhasil dievakuasi dalam kondisi selamat, ketegangan masih membekas. Insiden ini menjadi peringatan nyata bahwa keindahan alam bisa menyimpan bahaya jika tidak dibarengi dengan keamanan dan kesiapsiagaan.

Pihak kepolisian kini tengah memburu pelaku dan menelusuri kemungkinan keterlibatannya dalam kasus-kasus kejahatan lain di sekitar wilayah tersebut.

(B1)

#Peristiwa #Penyekapan