Terombang-Ambing di Lautan Selama Berjam-Jam, Tujuh Pemancing Diselamatkan Tim SAR Gabungan di Perairan Pulau Air Padang
Tim SAR Padang saat evakuasi 7 pemancing yang terombang-ambing di laut akibat kapal mati mesin di perairan Pulau Air, Minggu dinihari (11/5). (Foto: SAR Padang)
D'On, Padang — Lautan biru yang tenang di pagi hari berubah menjadi medan penuh ketegangan saat tujuh pemancing yang awalnya berangkat dengan semangat untuk mencari ikan harus menghadapi kenyataan pahit: kapal yang mereka tumpangi mati mesin di tengah laut. Peristiwa dramatis ini terjadi di sekitar perairan Pulau Air, Kota Padang, Sumatera Barat, dan berakhir dengan operasi penyelamatan yang penuh tantangan oleh tim SAR gabungan.
Pagi yang Menjanjikan, Berakhir Menegangkan
Sabtu pagi, 10 Mei 2025, pukul 05.00 WIB. Tujuh pemancing berangkat dari daratan dengan penuh semangat. Langit cerah, ombak tenang, dan kapal nelayan yang mereka tumpangi tampak siap mengarungi lautan. Namun, semua itu berubah saat waktu menunjukkan pukul 17.00 WIB. Mesin kapal tiba-tiba mati. Kapal pun berhenti di tengah laut, tak bisa melaju sedikit pun. Angin laut mulai berhembus kencang, dan para pemancing hanya bisa pasrah melihat cakrawala yang semakin gelap.
Tanpa sinyal kuat dan hanya mengandalkan alat komunikasi seadanya, mereka mencoba menghubungi daratan. Kabar tentang kapal yang mati mesin itu akhirnya diterima oleh Joni, seorang perwakilan dari Polresta Padang. Ia langsung melapor ke Kantor SAR Padang pukul 18.50 WIB.
Operasi Penyelamatan Dikebut Malam Hari
Menanggapi laporan tersebut, Kepala Seksi Operasi Kantor SAR Kelas A Padang, Hendri, langsung menginstruksikan pengerahan tim penyelamat. Enam personel dari SAR Padang diterjunkan menggunakan Rigid Inflatable Boat (RIB) 02, kapal cepat yang dirancang khusus untuk operasi di laut lepas. Mereka berangkat dari dermaga pada pukul 19.05 WIB, berpacu dengan waktu dan gelombang laut yang semakin tak bersahabat.
Setelah hampir empat jam perjalanan menyisir laut malam yang gelap dan penuh ketidakpastian, RIB 02 akhirnya tiba di koordinat yang dilaporkan: 0°52'39.53"S - 100°12'50.67"T, atau sekitar 7,98 mil laut dari Kantor SAR Padang. Waktu menunjukkan pukul 22.55 WIB.
“Begitu tiba, tim segera memastikan kondisi para pemancing dan langsung mengevakuasi lima orang ke atas RIB,” jelas Hendri. Para pemancing dalam kondisi lelah dan basah, namun bersyukur karena pertolongan datang tepat waktu.
Dua Orang Memilih Bertahan di Kapal
Namun, tak semua pemancing langsung pulang ke daratan. Dua dari mereka dengan tegas menyatakan ingin tetap tinggal di kapal, yang masih terombang-ambing di sekitar Pulau Air. Alasan mereka sederhana namun menyentuh: menjaga kapal dan mencoba memperbaiki mesin agar bisa kembali dengan selamat. “Itu adalah permintaan pribadi dari mereka. Tim kami tetap mengawasi situasi dan memastikan keselamatan mereka tidak terabaikan,” ujar Hendri.
RIB 02 akhirnya kembali ke daratan dan tiba di Muara Padang pada pukul 00.50 WIB. Lima pemancing yang dievakuasi disambut haru oleh keluarga mereka masing-masing satu jam kemudian. Tangis lega pun pecah di dermaga, malam itu.
Akhir Operasi yang Lancar dan Terkoordinasi
Dengan dipastikan semua korban dalam kondisi selamat, meskipun dua di antaranya memilih bertahan di laut, operasi pencarian dan penyelamatan pun dinyatakan selesai. Debriefing dilaksanakan pukul 01.14 WIB, dan seluruh personel dari berbagai instansi dikembalikan ke satuan masing-masing.
Operasi ini tak hanya melibatkan Basarnas Padang, tetapi juga jajaran Pol Airud, Satuan Patroli Lantamal II Padang, BPBD Kota Padang, BPBD Padang Pariaman, SROP Teluk Bayur, hingga tim Padang Baywatch. Semua unsur bekerja bahu membahu, membentuk sinergi yang menunjukkan kesiapsiagaan luar biasa dalam menghadapi situasi darurat di lautan.
Berbagai peralatan modern juga dikerahkan dalam misi ini, mulai dari Rescue Car Double Cabin, kapal cepat RIB 02, perlengkapan SAR laut, alat medis, sistem komunikasi, hingga dukungan logistik lainnya yang memastikan kelancaran penyelamatan di laut lepas.
Keselamatan Laut, Tanggung Jawab Bersama
Peristiwa ini menjadi pengingat keras bagi siapa pun yang hendak melaut: keselamatan adalah prioritas utama. Pemeriksaan mesin, alat komunikasi, serta koordinasi dengan pihak berwenang sebelum berlayar menjadi hal yang tidak bisa diabaikan.
Meski kali ini semuanya berakhir dengan selamat, laut selalu punya sisi tak terduga. Namun berkat kesiapan tim SAR gabungan dan kerja sama semua pihak, tujuh nyawa berhasil diselamatkan dari kemungkinan terburuk.
(Mond)
#Peristiwa #Padang #PemancingHanyut