Satria Arta Kumbara: Jejak Eks Pasukan Elite TNI AL yang Kini jadi Tentara Bayaran Angkat Senjata untuk Rusia di Ukraina
Sosok Satria Arta Kumbara, Eks Pasukan Elite TNI AL yang Kini Jadi Tentara Bayaran Rusia
D'On, Jakarta – Dunia militer Indonesia kembali dikejutkan oleh kabar mengejutkan yang datang dari medan perang di Eropa Timur. Seorang mantan prajurit elite Korps Marinir TNI AL, Sersan Dua (Serda) Satria Arta Kumbara, diketahui kini bukan lagi membela Merah Putih melainkan berada di barisan tentara bayaran yang berjuang di bawah komando Rusia dalam invasi ke Ukraina.
Langkah kontroversial ini membuat banyak pihak tercengang, sekaligus memunculkan pertanyaan besar: bagaimana bisa seorang prajurit terlatih TNI, lulusan tempur yang terikat sumpah setia pada NKRI, memilih jalan sebagai mercenary atau tentara bayaran untuk negara asing?
Dari Baret Ungu ke Seragam Rusia
Satria Arta Kumbara bukanlah nama asing di lingkungan Marinir. Ia terakhir kali tercatat berdinas di Inspektorat Korps Marinir (Itkormar) yang bermarkas di Cilandak, Jakarta Selatan. Di sana, ia mengemban tugas sebagai bagian dari aparat pengawasan internal Korps. Namun, alih-alih menyelesaikan tugas militernya, Satria memilih jalan berbeda yang membuat kariernya berakhir dengan noda.
Pada 13 Juni 2022, Satria diketahui melakukan desersi: tindakan meninggalkan dinas tanpa izin dalam jangka waktu panjang. Ia tak kembali bertugas selama lebih dari 30 hari berturut-turut, yang secara hukum militer merupakan pelanggaran berat. Akibatnya, ia disidang secara in absentia (tanpa kehadiran) oleh Pengadilan Militer II-08 Jakarta. Dalam putusan No. 56-K/PM.II-08/AL/IV/2023 tertanggal 6 April 2023, ia dijatuhi hukuman penjara selama satu tahun serta hukuman tambahan berupa pemecatan tidak hormat dari dinas kemiliteran.
“Serda Satria desersi sejak 13 Juni 2022 dan hingga sekarang tidak kembali,” ungkap Kadispenal, Laksamana Pertama TNI I Made Wira Hady Arsanta Wardhana.
Putusan tersebut kemudian memiliki kekuatan hukum tetap berdasarkan Akta No. AMKHT/56-K/PM.II-08/AL/IV/2023 yang diterbitkan pada 17 April 2023. Satria pun resmi menjadi mantan prajurit, namun bukan dengan cara terhormat.
Terlihat di Parit Perang Ukraina
Yang lebih mengejutkan, usai dipecat dari TNI AL, Satria rupanya tak menghilang begitu saja. Melalui akun TikTok dengan nama pengguna @zstrom689, ia mengunggah sejumlah dokumentasi dari medan perang Ukraina. Dalam salah satu video, ia terlihat mengenakan seragam militer Rusia, lengkap dengan perlengkapan tempur, berdiri di dalam parit bersama sejumlah tentara Rusia lainnya.
“Iya memang dulu Marinir, sekarang bertempur bersama Rusia di Ukraina,” tulisnya dalam salah satu keterangan unggahan.
Ia bahkan tak segan menunjukkan identitas masa lalunya sebagai bagian dari prajurit Korps Marinir TNI AL. Dalam salah satu unggahan lain, ia memamerkan foto dirinya dalam seragam dinas harian (PDH) lengkap dengan baret ungu kebanggaan Korps Marinir, berpose di depan bangunan yang bertuliskan "Kodikmar" (Komando Pendidikan Marinir).
Unggahan tersebut sontak mengundang perbincangan luas. Banyak warganet yang mempertanyakan motif di balik keputusannya, dari persoalan idealisme, tekanan ekonomi, hingga kemungkinan adanya ketertarikan ideologis atau balas dendam pribadi. Namun hingga kini, belum ada pernyataan resmi dari Satria mengenai alasan sebenarnya ia bergabung dalam operasi militer Rusia.
Dari Indonesia ke Medan Perang Eropa
Rusia diketahui memiliki sejarah panjang dalam mempekerjakan tentara bayaran dalam berbagai operasi militer—baik terbuka maupun tertutup. Salah satu kelompok paling terkenal adalah Wagner Group, yang sempat menjadi sorotan dunia usai pemberontakan terhadap Kremlin pada pertengahan 2023. Kelompok yang dipimpin oleh Yevgeny Prigozhin itu kini dalam posisi yang tak sekuat dulu, apalagi setelah kematian sang pemimpin dalam kecelakaan pesawat misterius.
Namun demikian, bayang-bayang Wagner tampaknya tetap hidup dalam bentuk baru, dan Satria kini menjadi bagian dari "Russian Special Military Operations" sebutan yang digunakan Rusia untuk menggambarkan invasi mereka ke Ukraina.
Apakah Satria beroperasi di bawah kontrak Wagner, atau unit paramiliter lainnya? Hingga kini belum jelas. Namun satu hal pasti: langkahnya meninggalkan TNI AL dan bergabung dengan kekuatan asing di medan perang telah mencatatkan dirinya dalam sejarah bukan sebagai pahlawan, melainkan sebagai figur kontroversial yang berani menempuh jalan ekstrem.
(Mond)
#TNIAL #Marinir #TentaraBayaran #SatriaArtaKumbara