Breaking News

Ledakan 100.000 Ton Bom: Neraka Gaza yang Melebihi Hiroshima

Miiter Israel menyerang Khan Younis, di Jalur Gaza, Palestina, Shutterstock

D'On, Gaza
— Jalur Gaza kini bukan hanya simbol penderitaan, tetapi juga saksi bisu kehancuran terbesar di abad ini. Sejak 7 Oktober 2023, Israel telah menjatuhkan 100.000 ton bahan peledak ke wilayah sempit yang dihuni lebih dari dua juta jiwa daya ledak yang setara dengan tujuh bom atom Hiroshima.

Data mengerikan ini diungkap oleh Kantor Media Pemerintah Gaza dalam laporan terbarunya yang dirilis Kamis lalu, dan mengutip analisis Anadolu Agency serta pernyataan William Astor, pensiunan Letnan Kolonel Angkatan Udara AS yang kini menjadi sejarawan dan peneliti senior di Eisenhower Media Network.

“Gaza hampir lenyap dari peta. Israel mempraktikkan kebijakan penghancuran total membuat wilayah ini tak layak huni, memaksa warga Palestina yang tersisa untuk mati perlahan atau pergi untuk selamanya,” ujar Astor.

Lebih dari Sekadar Perang: Ini Adalah Pembersihan Massal

Serangan Israel selama 19 bulan terakhir telah menyebabkan lebih dari 62.000 warga Palestina tewas atau dinyatakan hilang. Dari jumlah tersebut, sekitar 10.000 orang diyakini masih tertimbun di bawah reruntuhan bangunan yang dibom. Serangan itu juga mencatat lebih dari 12.000 insiden pembantaian, termasuk 11.926 kasus pembunuhan terhadap anggota keluarga, dan menghapus 2.200 keluarga Palestina secara menyeluruh dari catatan sipil.

Pemboman ini menyasar bukan hanya sasaran militer, tapi juga fasilitas sipil, masjid, gereja, bahkan pemakaman. Setidaknya 828 masjid dilaporkan hancur total, dan 167 lainnya rusak berat. Tiga gereja menjadi sasaran, serta 19 dari 60 kompleks pemakaman hancur sebagian atau seluruhnya.

Lebih buruk lagi, menurut laporan tersebut, tentara Israel diduga telah mencuri 2.300 jenazah dari kuburan Gaza dan membangun tujuh kuburan massal di dalam area rumah sakit tempat 529 jenazah sejauh ini berhasil diidentifikasi.

Kelaparan, Penyakit, dan Pengungsian Massal

Dengan kehancuran sistem air bersih, sanitasi, dan fasilitas kesehatan, lebih dari 2,1 juta kasus penyakit menular telah dilaporkan. Dari jumlah tersebut, 71.338 kasus hepatitis muncul akibat krisis kebersihan dan air yang tak layak konsumsi.

Krisis pangan juga semakin memburuk. Israel telah menyerang 66 fasilitas bantuan, termasuk 29 dapur umum dan 37 pusat distribusi bantuan, serta memblokir 37.400 truk bantuan dan bahan bakar sejak perbatasan ditutup total dua bulan lalu. Situasi ini memperparah kondisi 1,7 juta lebih warga yang kini terusir dari rumah mereka.

Diamnya Dunia, Terangnya Kejahatan

Bukan hanya bom dan rudal, Israel juga dibentengi oleh perlindungan diplomatik Amerika Serikat. Astor menegaskan bahwa Washington telah memasok sebagian besar amunisi yang digunakan, serta memberikan perlindungan di forum internasional untuk melindungi Tel Aviv dari pertanggungjawaban hukum.

Namun, tekanan internasional mulai menguat. Pada November 2024, Mahkamah Pidana Internasional (ICC) mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanan Yoav Gallant atas dugaan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan. Israel juga menghadapi gugatan genosida dari Afrika Selatan di Mahkamah Internasional (ICJ).

Bom Hiroshima dan Gaza: Sebuah Perbandingan yang Mengguncang

Untuk memahami skala kehancuran ini, penting mengingat kembali sejarah: bom atom yang dijatuhkan AS di Hiroshima pada 6 Agustus 1945 menghasilkan daya ledak sekitar 15 kiloton. Bandingkan dengan Gaza, yang telah dibombardir lebih dari 100 kiloton bahan peledak hampir tujuh kali lipat kekuatan nuklir yang pernah mengakhiri Perang Dunia II.

Namun berbeda dari Hiroshima, Gaza masih hidup dalam artian paling menyakitkan. Setiap hari, rintihan dari bawah puing-puing, tangisan anak-anak di kamp pengungsian, dan bau kematian dari rumah sakit yang lumpuh menjadi simfoni penderitaan yang dunia enggan dengar.

Akankah Dunia Bangun?

Pertanyaan besar kini mengemuka: sampai kapan dunia akan terus diam? Sampai berapa ribu ton bom lagi dijatuhkan sebelum ada kata “cukup”? Atau, seperti yang dikatakan William Astor, “Gaza akan menjadi kuburan massal terbesar di era modern dan dunia akan menyaksikannya sambil menundukkan kepala.”

(*)

#Internasional #AgresiIsrael #Gaza