Breaking News

Gatot Nurmantyo Murka: Semprot Hercules yang Hina Purnawirawan dan Sutiyoso, "Kami Berdarah di Timor-Timur, Bukan Preman Jalanan!"

Eks Panglima TNI Gatot Nurmantyo Kecam Pernyataan Hercules 

D'On, Jakarta
– Situasi politik tanah air kembali memanas. Kali ini bukan antara partai atau elite pemerintahan, melainkan pecahnya ketegangan antara dua tokoh berpengaruh: mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo dan Ketua Umum Gerakan Rakyat Indonesia Baru (GRIB), Hercules Rozario Marshal.

Dalam sebuah pernyataan yang terekam dan viral di media sosial, Gatot meledak. Ia menuding Hercules telah melecehkan para purnawirawan tokoh-tokoh yang telah mempertaruhkan nyawa demi merah putih.

Semua bermula dari pernyataan Hercules yang dianggap melecehkan sikap kritis para purnawirawan TNI-Polri terhadap pemerintahan, khususnya dalam seruan mengganti Wakil Presiden terpilih, Gibran Rakabuming Raka. Saat ditanya soal aspirasi para pensiunan jenderal tersebut, Hercules malah tertawa.

“Katanya mau kudeta presiden? Kepala kamu saya kudeta, tulis itu!” ujar Hercules, dengan nada penuh ejekan.

Bagi Gatot Nurmantyo, pernyataan itu bukan sekadar nyinyiran politik. Itu sudah menyentuh martabat.

"Tidak Sopan, Sudah Jadi Raja Kau?"

Dalam sebuah diskusi panas bersama Said Didu, Hersubeno Arief, dan Refly Harun yang disiarkan publik, Gatot menumpahkan kekesalannya. Ia menyebut Hercules sudah kelewat batas.

“Ingat kau dulu siapa. Sekarang ngomong seenaknya! Tidak sopan. Sudah jadi raja kau sekarang?” ujar Gatot, nadanya tinggi, emosinya tampak tak terbendung.

Tak cukup sampai di situ. Gatot menantang langsung kredibilitas Hercules sebagai “pejuang rakyat”.

“Kamu itu preman memakai pakaian ormas. Saya bisa buktikan kau itu preman!” katanya tajam.

“Kami Berdarah-darah di Timor-Timur!”

Gatot kemudian mengingatkan bahwa para purnawirawan, termasuk dirinya dan Sutiyoso, bukan orang sembarangan. Mereka bukan aktivis karbitan yang hanya tampil gagah dengan seragam.

“Pak Sutiyoso itu jenderal bintang tiga! Saya juga di Timor-Timur. Kami berdarah-darah di medan tempur, bukan di jalanan!” serunya lantang.

Mantan Panglima TNI itu menyayangkan bagaimana negara mulai dikangkangi oleh ormas-ormas preman yang tidak menghormati hukum dan institusi. Ia menyinggung kejadian di Depok, ketika polisi yang hendak menjalankan tugas justru diserang dan mobilnya dibakar.

“Polisi itu alat negara. Ditangkap malah dikeroyok. Negara apa ini kalau seperti itu?” tegasnya.

Menurut Gatot, jika negara tunduk pada tekanan kelompok preman berkedok ormas, maka kehancuran hanya tinggal menunggu waktu.

Kemarahan Hercules: "Mulutmu Sudah Bau Tanah!"

Di sisi lain, Hercules tak tinggal diam. Ia lebih dulu meluapkan kemarahan kepada Sutiyoso yang mendukung wacana revisi UU Ormas.

Dalam wawancara dengan TV One, Sutiyoso mengenang masa ketika ia menjadi Pangdam Jaya. Ia berkali-kali berhadapan dengan ormas-ormas yang menurutnya tak ubahnya preman—memalak, menakut-nakuti, dan berpakaian menyerupai aparat militer.

Sutiyoso secara terbuka mendukung langkah Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian untuk merevisi Undang-Undang Ormas.

“Jangan hanya tingkah laku, cara berpakaian mereka pun harus ditertibkan!” ujarnya.

Pernyataan ini membuat Hercules murka. Saat hadir mendukung rekannya Razman Nasution di Pengadilan Negeri Jakarta Utara, ia mengeluarkan kata-kata kasar terhadap Sutiyoso.

“Pak Sutiyoso gak usah ngomong soal ormas. Mulutmu itu sudah bau tanah! Sudahlah, diam saja,” kata Hercules.

Bahkan, ia menantang langsung reputasi Sutiyoso:
“Orang boleh takut sama Pak Sutiyoso, saya enggak!” katanya tanpa ragu.

Negara dalam Persimpangan: Militer Tua vs Preman Baru?

Polemik ini mengungkap fakta yang jauh lebih dalam—ketegangan antara kekuatan lama dari institusi militer yang kini pensiun, dan kekuatan baru yang tumbuh lewat ormas-ormas berbasis kekuasaan jalanan.

Apakah Indonesia sedang memasuki era di mana suara para veteran tempur tak lagi dihormati, dan negara justru tunduk pada tekanan dari massa liar?

Satu hal yang jelas: Gatot Nurmantyo telah bersuara. Dengan nada tajam, dia memperingatkan bahwa membiarkan premanisme menjelma menjadi kekuatan politik bisa membawa negeri ini ke jurang kehancuran.

Dan dalam kata-katanya yang terakhir, tersimpan peringatan keras:
“Jika negara dikuasai oleh preman, maka tunggulah saat kehancuran itu tiba.”

(*)

#GatotNurmantyo #Hercules #GRIBJaya