Breaking News

65 Napi Lapas Muara Beliti Dipindahkan ke Nusakambangan Usai Kerusuhan Hebat

Polisi saat membubarkan napi yang melakukan kerusuhan di Lapas Narkotika Muara Beliti. Foto : Istimewa

D'On, Muara Beliti, Sumsel
– Suasana pagi di Lapas Narkotika Kelas IIA Muara Beliti mendadak berubah tegang, Sabtu (10/5/2025), saat iring-iringan kendaraan khusus pemasyarakatan bersiap membawa 65 narapidana menuju pulau penjara paling terkenal di Indonesia: Nusakambangan. Langkah ini diambil hanya dua hari setelah kerusuhan besar mengguncang lapas tersebut, dalam peristiwa yang menyingkap sisi gelap pengendalian narkotika dari balik jeruji besi.

Kerusuhan yang terjadi pada Kamis malam (8/5) bukan hanya sekadar aksi protes. Menurut laporan, sejumlah napi melakukan perusakan fasilitas, memicu kepanikan, dan mengganggu stabilitas keamanan lapas. Investigasi cepat pihak Kementerian Hukum dan HAM mengungkap bahwa aksi tersebut didalangi oleh para bandar narkotika besar yang tengah menjalani hukuman di sana—mereka yang tetap mengendalikan bisnis haram dari dalam penjara.

Sebagai bentuk respons cepat dan tegas, Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pemasyarakatan (Ditjen PAS) Sumatera Selatan, Erwedi Suprianto, menginstruksikan pemindahan 65 napi yang diduga menjadi dalang maupun provokator dalam kerusuhan tersebut.

“Proses pemindahan dimulai pukul 06.30 WIB. Dengan pengawalan ketat dari personel kepolisian dan petugas pemasyarakatan, kami memberangkatkan para napi menggunakan dua bus dan dua kendaraan elf. Mereka langsung diberangkatkan ke Lapas di Nusakambangan,” kata Erwedi dalam keterangan resminya.

Ia menambahkan, pemindahan ini melibatkan sinergi lintas lembaga. “Kami bekerja sama dengan Polda Sumsel, Kanwil Kemenkumham, serta Ditjen PAS untuk memastikan seluruh proses berjalan aman dan tertib,” imbuhnya.

Nusakambangan: Akhir Jalan Bagi Para Pembangkang

Bukan tanpa alasan Nusakambangan dipilih sebagai tujuan pemindahan. Pulau ini dikenal sebagai tempat terakhir bagi narapidana dengan risiko tinggi. Dengan sistem pengamanan super maksimal dan isolasi geografis yang sulit ditembus, Nusakambangan menjadi lokasi strategis untuk meredam pengaruh napi-napi yang masih memiliki jaringan kuat di luar penjara.

Menurut Erwedi, dari 65 napi yang dipindahkan, mayoritas merupakan bandar narkoba kelas kakap, residivis dengan catatan kriminal panjang, serta individu yang terbukti memprovokasi sesama napi untuk melakukan pemberontakan di dalam lapas.

“Mereka bukan hanya pelaku, tetapi pengendali. Mereka inilah yang merusak tatanan pembinaan di lapas,” tegasnya.

Menciptakan Kembali Stabilitas di Muara Beliti

Kerusuhan di Lapas Muara Beliti menjadi pengingat keras akan pentingnya pengawasan yang ketat terhadap napi kasus narkotika. Banyak dari mereka, meski dibui, masih mampu mengendalikan jaringan di luar. Karena itu, pemindahan ini menjadi bagian dari upaya strategis pemerintah dalam memutus mata rantai pengaruh tersebut.

“Pemindahan ini bukan hukuman tambahan, melainkan bentuk pemisahan untuk menciptakan kembali stabilitas dan rasa aman di lingkungan lapas. Lapas bukan tempat untuk melanjutkan kejahatan, tapi untuk pembinaan. Bila ada yang menyalahgunakan itu, tindakan tegas pasti dilakukan,” kata Erwedi dengan nada serius.

Kini, Lapas Muara Beliti mulai kembali tenang. Namun, peristiwa ini meninggalkan pelajaran penting: bahwa perang melawan narkotika tak berhenti di balik jeruji. Dan ketika aturan dilanggar oleh mereka yang seharusnya menjalani hukuman, negara tak akan ragu untuk bertindak tegas.

(Mond)

#LapasMuaraBeliti #Nusakambangan #Kerusuhan #Napi