Breaking News

56 Napi Provokator Kerusuhan Lapas Muara Beliti Dipindah ke Nusakambangan: Tak Ada Ampun Bagi Pengacau Lapas

Sebanyak 56 warga binaan Lapas Narkotika Muara Beliti, Sumsel, dipindahnan ke Lapas Nusakambangan. Foto/Dok Kementerian Imigrasi

D'On, Muara Beliti, Sumatera Selatan
Langit Muara Beliti tampak muram, seolah mencerminkan ketegangan yang masih membekas di Lapas Narkotika Muara Beliti, Musi Rawas. Hari Minggu, 11 Mei 2025, menjadi penanda tegas bahwa negara tak akan mundur satu langkah pun dalam menghadapi kekacauan di balik tembok penjara.

Sebanyak 56 narapidana dipindahkan secara diam-diam ke Lapas Nusakambangan, pusat pemasyarakatan dengan tingkat keamanan tertinggi di Indonesia. Langkah cepat dan tegas ini dilakukan setelah mereka dinyatakan sebagai provokator utama dalam kerusuhan brutal yang terjadi beberapa hari sebelumnya. Tidak hanya itu, sembilan napi lainnya yang dianggap berisiko tinggi turut dipindahkan ke Lapas Kelas 1 Bandar Lampung, fasilitas dengan pengamanan super maksimum.

Siapa Mereka?

Menurut hasil penyelidikan internal yang dilakukan oleh Direktorat Jenderal Pemasyarakatan, para narapidana tersebut tidak hanya memprovokasi kekacauan, tetapi juga bertindak agresif terhadap petugas, memancing situasi nyaris tak terkendali. Dugaan keterlibatan mereka dalam jaringan penyelundupan narkoba dan penggunaan alat komunikasi ilegal semakin menguatkan alasan pemindahan.

Ini bukan sekadar pembinaan biasa. Ini tindakan tegas untuk menjaga marwah pemasyarakatan,” tegas Agus Andrianto, Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan, dalam pernyataan resminya.

“Tidak ada tempat untuk pengkhianat di balik tembok pemasyarakatan. Baik itu warga binaan maupun oknum petugas yang bermain dengan narkoba dan HP ilegal. Kami akan bersihkan!,” lanjut Agus dalam nada yang penuh tekanan.

Operasi Pemindahan Rahasia

Pemindahan ini dilakukan dalam operasi senyap dengan koordinasi ketat antara Direktur Pengamanan dan Intelijen, Direktur Kepatuhan Internal, dan Kantor Wilayah Sumatera Selatan. Tim gabungan ini sudah berada di lapangan sejak awal pecahnya kerusuhan, mengamati langsung dinamika yang terjadi dan menyusun langkah hukum serta taktis.

Tepat pukul 18.30 WIB, Minggu malam, rombongan warga binaan tiba di Nusakambangan—pulau yang dikenal sebagai Alcatraz-nya Indonesia. Mereka langsung disebar ke enam lapas berpengamanan ketat, termasuk tiga Lapas Super Maximum Security dan empat Lapas Maximum Security. Di sana, teknologi smart prison siap mengawasi setiap langkah mereka, tanpa celah.

One Man One Cell: Hidup dalam Kesepian Besi

Bagi mereka yang masuk ke Lapas Super Maksimum, bersiaplah untuk hidup dalam sistem One Man One Cell—satu orang satu sel. Tak ada lagi kebebasan bercengkerama. Interaksi sosial dipangkas hingga titik minimum. Semua gerak-gerik terekam oleh sistem canggih dan diawasi secara ketat 24 jam.

Mereka bukan hanya dipindahkan. Mereka dikunci dalam kesunyian yang disiplin, jauh dari dunia luar dan dari pengaruh destruktif yang mereka ciptakan sendiri,” ujar seorang pejabat pemasyarakatan yang enggan disebutkan namanya.

Statistik Mengerikan: 603 Dipindahkan dalam 6 Bulan

Kasus Muara Beliti hanyalah puncak dari gunung es. Dalam enam bulan terakhir, sebanyak 603 warga binaan dari berbagai daerah telah dipindahkan ke Nusakambangan. Mayoritas karena alasan serupa: mengganggu keamanan, melanggar aturan, dan terlibat jaringan narkotika dari dalam lapas.

Fenomena ini menandakan betapa seriusnya ancaman keamanan dari dalam sistem pemasyarakatan itu sendiri, dan komitmen negara untuk memberantasnya tanpa kompromi.

(Mond)

#KerusuhanLapasMuaraBeliti #Nusakambangan #NapiRusuh #LapasMuaraBeliti