Breaking News

Dua Anggota TNI Jadi Tersangka Usai Pria di Serang Tewas Dikeroyok

Ilustrasi pengeroyokan.

D'On, Serang, Banten
— Sebuah tragedi berdarah mengguncang Kota Serang. Seorang pria muda bernama Fahrul Abdilah (29) meregang nyawa setelah diduga menjadi korban pengeroyokan brutal oleh sekelompok orang di pinggir Jalan Veteran, pada Senin malam (16/4). Empat hari bertarung melawan maut di rumah sakit, nyawa Fahrul akhirnya tak tertolong. Lebih mengejutkan, dua di antara pelaku yang kini telah ditetapkan sebagai tersangka adalah anggota aktif Tentara Nasional Indonesia (TNI).

Kejadian yang menyita perhatian publik ini bermula dari suasana nongkrong santai. Fahrul bersama beberapa temannya tengah duduk-duduk di tepi jalan, seperti biasa melepas penat malam itu. Tak ada yang menyangka, dalam hitungan menit, suasana akan berubah menjadi kacau dan mematikan.

Menurut kesaksian seorang kerabat korban, yang identitasnya dirahasiakan demi keamanan, awalnya tidak ada tanda-tanda mencurigakan. “Dia cuma nongkrong, biasa aja. Tiba-tiba ada mobil datang, temannya Fahrul baru datang pakai Honda Jazz,” ujarnya. Namun kedatangan mobil kedua, dengan empat orang penumpang, menjadi awal dari mimpi buruk.

Keempat pria itu turun dari kendaraan dan langsung menginterogasi Fahrul dan teman-temannya. Mereka tampak marah, mencari seseorang yang diduga berada di dalam mobil Honda Jazz. Meski Fahrul tidak tahu-menahu, dirinya ikut terseret dalam kekacauan.

“Awalnya mereka nyari temannya Fahrul yang baru datang itu. Tapi karena nggak ketemu, mereka malah main pukul,” kata sumber tersebut.

Situasi dengan cepat memanas. Satu per satu, teman Fahrul mulai terkena pukulan. Suara bentakan, teriakan minta tolong, dan benturan benda tumpul mulai mengisi malam itu. Fahrul menjadi korban terparah. Ia tak sempat melarikan diri. Tubuhnya dihantam berkali-kali, diinjak, dipukul, hingga akhirnya terkapar tak berdaya.

Warga sekitar sempat melarikan Fahrul ke rumah sakit dalam kondisi kritis. Selama empat hari, ia dirawat intensif. Namun luka-luka yang dideritanya terlalu parah. Fahrul dinyatakan meninggal dunia pada Jumat (18/4).

Proses Hukum dan Penetapan Tersangka

Tindakan cepat diambil oleh Detasemen Polisi Militer (Denpom) III/4 Serang. Dalam waktu singkat, dua anggota TNI berhasil diamankan dan ditetapkan sebagai tersangka bersama dua warga sipil lainnya.

“Kami sudah menetapkan empat tersangka, dua di antaranya anggota TNI aktif. Saat ini mereka sudah kami tahan,” ujar Komandan Denpom III/4 Serang, Mayor CPM Dadang Dwi Saputro dalam pernyataannya, Sabtu (19/4).

Namun hingga kini, motif pengeroyokan tersebut masih menjadi misteri. Mayor Dadang menyebut bahwa pihaknya masih melakukan penyelidikan mendalam, termasuk menggali keterangan dari para tersangka dan mencocokkannya dengan saksi-saksi di lokasi kejadian.

“Kami sedang mencocokkan semua keterangan secara maraton. Masih terus kami gali agar semuanya terang,” tambahnya.

Penyelidikan ini menjadi sorotan mengingat keterlibatan aparat militer dalam kasus kekerasan sipil. Masyarakat menanti ketegasan hukum dan transparansi dalam proses penyelesaian kasus ini.

Tuntutan Keadilan dari Keluarga

Di sisi lain, keluarga korban kini menuntut keadilan. Mereka berharap tidak ada upaya menutupi fakta atau melindungi para pelaku, terlepas dari status atau jabatan.

“Dia itu anak baik, nggak punya masalah sama siapa-siapa. Kami hanya ingin keadilan,” kata salah satu anggota keluarga dengan suara bergetar.

Kasus ini tidak hanya menjadi tragedi personal bagi keluarga Fahrul, tetapi juga mencuatkan kembali isu lama soal kekerasan aparat dan penegakan hukum di tubuh militer. Masyarakat kini menunggu: apakah hukum akan benar-benar ditegakkan setegak-tegaknya atau sekali lagi tunduk pada kekuasaan seragam?

(Mond)

#Peristwa #Kriminal #TNI #Militer #OknumTNIKeroyokWarga