Breaking News

Pemerintah Kembali Perpanjang Relaksasi Harga Eceran Tertinggi Beras: Apa Artinya bagi Konsumen?

Relaksasi HET beras premium dan medium. (Dok. Badan Pangan Nasional)

D'On, Jakarta,-
Pemerintah Indonesia melalui Badan Pangan Nasional kembali memperpanjang masa relaksasi Harga Eceran Tertinggi (HET) untuk beras medium dan premium. Langkah ini diambil untuk menjaga stabilisasi pasokan dan harga beras di pasar tradisional maupun retail modern. 

Dalam surat yang ditandatangani Kepala Badan Pangan Nasional, Arief Prasetyo Adi, pada 31 Mei 2024, dinyatakan bahwa perpanjangan relaksasi HET ini berlaku hingga terbitnya Peraturan Badan Pangan Nasional yang baru mengenai perubahan HET beras. 

"Perpanjangan Relaksasi HET Beras Premium dan Beras Medium berlaku sampai dengan terbitnya Peraturan Badan Pangan Nasional tentang Perubahan atas Perbadan Nomor 7 Tahun 2023 tentang Harga Eceran Tertinggi Beras," bunyi keputusan tersebut.

Dampak Perpanjangan Relaksasi HET

Dengan perpanjangan ini, harga beras di pasar tetap berada di level tinggi. Sebelumnya, HET beras premium telah direlaksasi dari Rp13.900 per kg menjadi Rp14.900 per kg untuk wilayah Jawa, Lampung, dan Sumatera Selatan. Sementara itu, HET beras medium naik dari Rp10.900 per kg menjadi Rp12.500 per kg. 

Latar Belakang Relaksasi HET

Aturan relaksasi ini sebenarnya dijadwalkan berakhir pada 23 Maret 2024. Namun, melihat situasi pasar yang belum stabil, pemerintah memutuskan untuk memperpanjangnya hingga 24 April, dan kemudian lagi hingga 31 Mei 2024. Kini, pada akhir Mei, relaksasi tersebut kembali diperpanjang tanpa batas waktu yang jelas.

Langkah ini diambil sebagai respons terhadap dinamika pasokan dan permintaan di pasar. Pemerintah berharap dengan kebijakan ini, harga beras tetap terjangkau bagi masyarakat, meskipun harus mengorbankan penetapan HET yang lebih ketat.

Reaksi Pasar dan Masyarakat

Keputusan ini menuai berbagai reaksi dari masyarakat dan pelaku pasar. Di satu sisi, konsumen mengeluhkan tingginya harga beras yang menjadi beban tambahan di tengah kondisi ekonomi yang tidak menentu. Di sisi lain, produsen dan pedagang beras menyambut baik keputusan ini, mengingat kenaikan biaya produksi dan distribusi yang mereka alami.

Dalam jangka panjang, pemerintah diharapkan dapat menemukan solusi yang lebih permanen untuk mengatasi fluktuasi harga beras tanpa harus terus-menerus memperpanjang masa relaksasi HET. Penetapan kebijakan yang tepat dan efisien diharapkan dapat menjaga keseimbangan antara kepentingan produsen, pedagang, dan konsumen.

Perpanjangan masa relaksasi HET beras menunjukkan komitmen pemerintah untuk menjaga stabilitas harga pangan. Namun, upaya ini juga menggarisbawahi tantangan besar yang dihadapi dalam mengelola pasokan dan harga komoditas penting seperti beras. Masyarakat berharap adanya kebijakan yang lebih efektif dan berkelanjutan untuk menjaga stabilitas harga dan ketersediaan pangan di masa depan.

(*)

#Nasional #HargaBeras #HET #BerasPremium #BerasMedium