Breaking News

Banjir Mendadak di Sungai Ngarai Sianok Bukittinggi: 14 Rumah Rusak Parah dan Warga Mengungsi

Sungai Ngarai Sianok Meluap Senin (3/6/2024)

D'On, Bukittinggi (Sumbar),-
  Luapan air Sungai Ngarai Sianok di Kecamatan IV Koto, Kabupaten Agam, Sumatera Barat, mengakibatkan banjir yang merendam area sekitar hingga ke pemukiman warga pada Senin, 3 Juni 2024. Insiden ini terjadi secara tiba-tiba dan hanya berlangsung selama 15 menit, namun dampaknya cukup signifikan.

Kronologi Kejadian

Komandan Kodim (Dandim) 0304/Agam, Letkol Arm Bayu Ardhitya, mengungkapkan bahwa banjir ini disebabkan oleh sumbatan di aliran pertengahan Sungai Ngarai Sianok bagian Koto Gadang yang kemudian jebol. Aliran air yang tersumbat di pertengahan sungai tiba-tiba meluap ke daerah hilir sekitar pukul 15.00 WIB.

"Luapan ini berasal dari aliran tengah sungai di Ngarai Sianok bagian Koto Gadang. Diduga ada sumbatan yang kemudian pecah, sehingga air meluap tiba-tiba ke bawah," jelas Letkol Bayu.

Dampak dan Kerusakan

Luapan air mengakibatkan kerusakan berat pada sedikitnya empat belas rumah warga dan menghanyutkan beberapa pondok jualan milik penduduk di sekitar bibir sungai. Salah satu warga terdampak, Ilham (31), mengungkapkan bahwa rumahnya mengalami kerusakan paling parah karena berada di dataran terendah di bibir Sungai Ngarai Sianok.

"Air tadi bahkan mencapai setinggi dada saya. Keluarga saya sudah mengungsi. Ini adalah kejadian ketiga sejak akhir April 2024 lalu," ujar Ilham, yang bersama keluarganya kini mengungsi demi keselamatan.

Tindakan Darurat

Menanggapi kejadian ini, Dandim bersama Kapolresta Bukittinggi dan pemerintah daerah setempat segera mengeluarkan larangan sementara bagi warga untuk tinggal di wilayah aliran Sungai Ngarai Sianok. Mereka menegaskan bahwa kawasan tersebut termasuk dalam buffer zone atau wilayah penyangga dan meminta warga menjauhi area sejauh 50 meter dari kiri dan kanan sungai.

"Tempat tersebut tidak layak untuk menjadi pemukiman karena arus masih sangat kencang," tegas Letkol Bayu.

Selain itu, Dandim juga menekankan pentingnya proses relokasi bagi warga yang terdampak. "Normalisasi sungai memang penting, namun relokasi harus diutamakan agar kejadian serupa tidak terulang," tambahnya.

Upaya Bantuan dan Relokasi

Pemerintah daerah dan aparat keamanan berkomitmen untuk memastikan relokasi berjalan dengan baik demi keamanan warga. Bantuan obat-obatan sangat dibutuhkan oleh pengungsi, dan upaya relokasi akan terus diutamakan untuk mencegah kejadian serupa di masa mendatang.

Dandim Letkol Arm Bayu Ardhitya menambahkan bahwa pihaknya bekerja sama dengan instansi terkait untuk memastikan keamanan dan kesejahteraan warga yang terdampak. "Kami akan terus memantau situasi dan memastikan semua warga mendapatkan bantuan yang mereka butuhkan," ujarnya.

Himbauan kepada Masyarakat

Pihak berwenang terus memantau perkembangan dan memberikan bantuan kepada warga yang terkena dampak. Mereka juga mengimbau masyarakat untuk tidak menyebarkan informasi yang tidak akurat melalui media sosial dan tetap tenang selama masa pemulihan ini.

Bantuan dari berbagai pihak, termasuk pemerintah daerah, aparat keamanan, dan organisasi kemanusiaan, terus disalurkan untuk meringankan beban warga yang terkena dampak banjir ini. Diharapkan agar masyarakat tetap berhati-hati dan mengikuti petunjuk dari petugas guna menjaga keselamatan bersama.

Rencana Normalisasi Sungai

Selain relokasi, pihak berwenang juga berencana melakukan normalisasi sungai untuk mencegah terjadinya sumbatan yang dapat menyebabkan luapan air. Normalisasi ini diharapkan bisa menjadi solusi jangka panjang untuk mencegah banjir di masa depan.

Masyarakat diminta untuk tetap mengikuti perkembangan informasi dari sumber yang resmi dan tidak panik dalam menghadapi situasi ini. Upaya kolaboratif dari berbagai pihak diharapkan dapat memulihkan kondisi dan memberikan rasa aman kepada warga yang terdampak.

(Mond)

#Peristiwa #SungaiMeluap #NgaraiSianok #Bukittinggi